Niyahah (meratapi) orang yang mati
oleh Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Kali Belan di Selatan Jembatan Muntilan, Ahad 17 April 2011
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam bersabda:
أثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ، وَالنِّياحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ.
Dua perkara yang apabila ada dalam diri manusia akan menyebabkan kekufuran, yaitu mencela nasab (keturunan) dan meratapi jenazah.(lih. Talkhshih Ahkam al-Janaiz, bab 6)
Nihayah adalah kadar yang lebih daripada menangis.
Beda menangis dan meratap adalah seperti disebutkan dalam hadist berikut: Dari Ibn Umar radliallahu anhuma, sesungguhnya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam menjenguk Saad Ibn Ubadah, dan bersamanya Abdurrahman bin Auf, Saad bi Abi Waqash, Abdullah bin Mas’ud radilallahu 'anhu. Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam menangis merekapun ikut menangis, maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam bertanya,
أَلاَ تَسْمَعُونَ؟ إِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِبُ بِدَمْعِ الْعَيْنِ، وَلاَ بِحُزْنِ الْقَلْبِ وَلَكِن يُعَذِبُ بِهَذَا أَوْ يَرْحَمْ. وَأَشَارَ إِلَى لِسَانِهِ.
Apakah kalian mendengar? Sesunggunya Allah tidak akan menyiksa karena air mata, tidak juga karena sedih hati, tetapi Dia menyiksa atau mengasihi karena ini. Beliau menunjuk kepada lesannya. HR Bukhari dan Muslim (lih. Riyadh ash-Shalihin, hadist no. 930). Menagisnya Rasulullah itu dengan air mata dengan tanpa suara. Selebih mengeluarkan air mata dan bersedih hati adalah niyahah (ratapan). Wallahu a’lam bishshawab.
Termasuk niyahah (meratap) adalah memukul-mukul muka, menaruh tanah di kepala, merobek baju dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar