Senin, 30 April 2012

Mempercayakan Keselamatan Diri kepada Keris?


Mempercayakan Keselamatan Diri kepada Keris 
oleh: Sugiyanta

Ada seorang jamaah menanyakan – apakah mempunyai keris atau senjata – kemudian merasa berkewajiban memandikannya setiap tanggal 1 syura – agar hidupnya selamat dan tenteram  termasuk syirik?

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu mengatakan bahwa Syirik secara syar’i (istilah) adalah menjadikan sesuatu sebagai sekutu/tandingan bagi Allah U. (lih. Muhammad bin Jamil Zainu, Minhajul Firqah an-Najiyah wa ath-Thaifah, bab 15). Syaikh Shalih bin fauzan bin Abdullah al-Fauzan mengatakan termasuk syirik - beribadah kepada mereka sebagaimana mereka beribadah kepada Allah. Maka barangsiapa beribadah kepada selain Allah I, berarti ia menempatkan ibadah bukan pada tempatnya dan memberikan ibadah mereka kepada yang tidak berhak diibadahi. (lih. At-Tauhid lish Shaffits-tsalist al-“aliy). Karena ibadah kitapun wajib hanya untuk Allah I.
قل إن صلاتي و نسكي و محياي ومماتي لله رب العلمين 162. لا شريك له، وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين. 163
162. Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, ibadah (sembelihan)ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. 163. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) QS : al-An’am.

Dan syirik adalah dosa yang paling besar. Seperti difirmankan Allah I:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Sesungguhya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (QS Luqman; 13) Juga karena hadist:
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ قُلْنَا: بَلَى يَارَسُولُ اللهِ. قَالَ: اَْلإِشْرَاكُ بِا للهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ.
Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling besar? Kami menjawab: Ya, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. (HR Bukhari dan Muslim).
Termasuk ibadah ialah meminta perlindungan atau meminta pertolongan. Kita hanya diperbolehkan meminta perlindungan hanya kepada Allah semata dan tidak kepada yang lainnya. Dan apabila meminta perlindungan selain kepada Allah maka dosalah yang akan kita peroleh. 
وَأَنَّهُ، كَانَ رِجَالٌ مِّنَ اْلإِنْسِ يَعَوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (al-Jin: 6).

Termasuk ibadah ialah meminta pertolongan. Dan kita hanya diperkenankan minta pertolongan kepada Allah. Seperti Firman-Nya dalam surat al-Fatihah
إياك نعبدوا و إياك نستعين.
Hanya kepada MU (Allah) aku beribadah, dan kepada Mu (Allah) aku minta pertolongan.
Jadi ibadah kita itu hanya untuk Allah semata, dan kita pun minta pertolongan pun hanya kepada Allah semata.

Pada zaman Nabi ada seseorang memakai sesuatu untuk menolak balak, maka Nabi saw memerintahkan untuk membuangnya.
Nabi r melihat seorang laki-laki terdapat ditangannya gelang kuningan, maka Beliau r bertanya
ما هَذِهِ؟  قال: مِنَ الْوَاهِنَةِ. فقال: اِنزِعْهَا فَإِنَّهَا لاَ يَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْنًا, فَإِنَّكَ لَوْ مُتَّ وَ هِيَ عليكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا
“Apakah ini?”  Ia menjawab,” Penangkal sakit.” Nabi  pun bersabda, “ Lepaskan ia, karena ia akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya. (HR Imam Ahmad – lih. Syaikh Muhammad at-Tamimi, Kitab at-Tauhid al-Ladzi huwa Haqullah ‘alal ‘Abid, bab 7).

Adapun seseorang memandikan keris atau apa saja, karena takut akan mendapatkan celaka, atau karena ingin mendapatkan barokah darinya, termasuk syirik. Dan hal itu, termasuk bentuk ibadahnya kepada keris atau pusaka, apa pun namanya.
Maka marilah kita berhati-hati dalam setiap tindakan kita agar kita terhindar dari perbuatan syirik.
Karena syirik kepada Allah adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah. Seperti difirmankan:

إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ، ويغفر مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ

Sesungguhnya Allah tidak akan menganmpuni dosa syirik, dan menganpuni segala dosa selain itu, bagi siapa yang dikehendaki (QS an-Nisa’: 48 )
·           Lenyapnya amalan yang telah dikerjakan
لَئِن أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَسِرِينَ.
Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS az-Zumar: 65)
·           Tempatnya di neraka
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَ مَأْوَـهُ النَّارُ، وَمَا لِلظَّلِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ.
Sesungguhnya orang-orang  yang syirik kepada Allah, sungguh Allah mengharamkan atasnya surga, dan tempatnya adalah neraka, tidak ada bagi orang-orang dzalim itu seorangpun penolong pun. (QS: al-Maidah: 72).

Nabi Muhammad memberikan contoh doa ketika datang badai seperti diriwayatkan Abu Dawud.
اللهم إني أسألك خيره و أعوذ بك من شره
Ya Allah aku minta kepada kebaikannya, dan aku berlindung kepadamu dari kejelekannya.

Minggu, 29 April 2012

Jangan bersumpah lalu berkhianat, jangan menjual orang, dan segeralah membayar upahnya

Segera Memberi Upah Kepada Pegawainya
Oleh: Sugiyanta

صحيح البخاري - (ج 7 / ص 471)
حَدَّثَنِي بِشْرُ بْنُ مَرْحُومٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam, beliau berkata, “Allah berfirman, “Ada tiga yang aku musuhi pada hari Kiamat, seseorang yang bersumpah dengan menyebut nama-Ku lalu berkhianat, seseorang yang menjual seorang merdeka (bukan budak) lalu dimakan hasilnya, dan seseorang yang menyewa pekerja, ketika dia menyelesaikan pekerjaannya, orang itu tidak membayar upahnya.

Jumat, 27 April 2012

Jangan suka mengubah batas tanah

Empat Orang yang Dilaknat oleh Allah subhanahu wa ta'ala
oleh: Uswatun Nurwidati


Teks Hadist
Hadist riwayat Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, bab 8 no. 17, Muslim dalam kitab Shahih no. 3657, 3658, 3659, an-Nasai dalam Kitab Sunan no, 4346, dan Ahmad dalam Musnad.
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam bersabda:
 لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ الله، و لَعَنَ اللهُ مَنْ سَبَّ وَالِدَيهِ، و لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ اْلأَرْضِ، و لَعَنَ اللهُ مَنْ أَوَى مُحْدِثَا

لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ الله
Allah melaknat orang yeng menyembelih untuk selain Allah
Seperti dikenal oleh masyarakat luas, banyak saudara kita sering menyembelih hewan yang ditujukan kepada selain Allah. Seperti halnya orang menyembelih binatang yang ditujukan kepada jin atau penunggu laut selatan seperti yang dilakukan saudara-saudara kita di wilayah pantai, atau menyembelih kambing bagi jin (atau) penunggu sungai seperti yang dilakukan oleh orang yang membangun jembatan agar pekerjaan berjalan lancar. Sungguh itu adalah bentuk ibadah mereka kepada sesembahan selain Allah. Sungguh itu adalah bentuk kesyirikan. Sungguh perbuatan-perbuatan yang demikian termasuk perbuatan yang dilaknat Allah subhanahu wa ta'ala.

و لَعَنَ اللهُ مَنْ سَبَّ وَالِدَيهِ
Dan Allah melaknat orang-orang yang yang mencela kedua orang tuannya.

Kewajiban kita terhadap kedua orang tua kita adalah berbakti dan mendoakan mereka serta menjaga hak-hak dan tidak meremehkannya.
Ada tindakan-tindakan yang sering tidak kita sadari, kita secara tidak langsung mencaci maki kedua orang tua kita. Nabi shalalahu 'alaihi wa salam pernah bersabda: "Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki kedua orang tuanya." Para sahabat radliallahu anhum bertanya, "Bagaimana seseorang bisa mencaci-maki kedua orang tuanya?" maka beliau shalallahu 'alaihi wa salam menjawab. "Dia mencaci maki ayah orang lain, lalu orang lain itu mencaci maki kembali orang tuanya."

و لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ اْلأَرْضِ
Allah melaknat orang yang mengubah tanda batas tanah orang lain.

Ini hanyalah satu yang dilaknat Allah subhanahu wa ta'ala. Jika melanggar hak orang lain berkaitan dengan masalah dunia saja mengakibatkan terlaknat, maka bagaimana kalau pelanggaran tersebut berkaitan dengan hak yang lebih besar dari sekedar batas tanah? Seperti menggunjing, mengadu domba, berdusta atas namanya.

و لَعَنَ اللهُ مَنْ أَوَى مُحْدِثا
 Allah melaknat orang yang melindung muhdistan

Muhdistan adalah oarng yang mengada-adakan hal baru dalam agama (bid'ah) dan yang mengubah sunnah nabi shalallahu 'alaihi wa salam.
 
Agama kita ini telah sempurna dan tidak sepantasnya sebagian kita menambah, mengurangi, mengubah seluruh atau sebagian darinya. Hendaknya kita dalam beribadah – selalu berdasar kepada al-Quran dan sunnah rasulullah shalallhu 'alaihi wa salam melalui hadist-hadist shahih dan melalui pemahaman para sahabat beliau radhiallahu 'anhum. Janganlah di antara kita mengamalkan sesuatu ibadah yang tidak ada contoh, perintah dan petunjuk dari beliau shalallhu 'alaihi wa salam.

Kamis, 26 April 2012

Bicara yang Baik, Jangan Ghibah, Jangan Menuduh Kafir dan Munafik

Berbicara yang Baik-Baik Saja
oleh: Uswatun Nurwidati

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُور [فاطر/10]
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka milik Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.

Inti ayat ini adalah
Pertama: Allah lak yang memiliki segala kemuliaan dan asal kemuliaan itu dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Kedua: Bila kita menghendaki kemuliaan, hendaknya kita hanya minta kepada Allah subhanahu wa ta’ala
Ketiga: Kemuliaan seseorang dapat dicapai dengan berbicara, bertutur kata, bertegur sapa dengan cara yang baik, yaitu yang sesuai dengan syariat agama, yang tidak menyakiti hati orang lain, yang jujur, yang sesuai dengan tempat dan waktunya.
Kemuliaan seesorang dapat dicapai dengan amalan shalih, perbuatan yang baik,
Keempat: Kejahatan termasuk di dalam perkataan yang tidak baik dan amalan yang tidak sesuai dengan kaidah agama.

Umat Islam hendaknya selalu bertutur kata yang baik dan menjauhi perkataan yang tak baik.
Diantara contoh perkataan yang tidak baik adalah menggunjing.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ  [الحجرات/12]
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Ayat ini menegaskan:
Pertama: Kita diperintah oleh Allah untuk tidak mudah berprasangka buru
Kedua: Kita dilarang mencari-cari keburukan orang lain
Ketiga: Kita dilarang menggunjing satu sama lainnya
Keempat: Allah memberikan menggunjing sama dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati. Sesuatu yang sangat menjijikkan
Kelima: Kita diperintah untuk selalu bertakwa kepada Allah
سنن الترمذي - (ج 7 / ص 178)حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْغِيبَةُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Sunan at-Tirmidzi (7/178) – Qutaibah menceritakan kepada kami, ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami dari al-‘Alai bin Abdir-Rahman dari ayahnya dari Abi Hurairah, ia berkata, “
Dikatakan, “Wahai Rasulullah, apakah ghibah (menggunjing) itu?” Rasulullah menjawab, “Engkau membicarakan saudaramu yang ia membencinya.” (Salah seorang) berkata, “Kalau pembicaraan itu seperti yang aku katakan?” Rasulullah menjawab, “Jika yang dikatakan itu seperti yang aku katakan, maka sungguh engkau ghibah (menggunjing), dan jika pembicaraannya tidak seperti yang engkau katakan, maka sungguh engkau telah berdusta.””

أقول قولي هذا و أستغفر الله لي ولكم إنه الغفور الرحيم

Contoh perkataan yang tak baik lainnya adalah menuduh seseorang kafir.
صحيح البخاري - (ج 18 / ص 476)حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ الْحُسَيْنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يَعْمَرَ أَنَّ أَبَا الْأَسْوَدِ الدِّيلِيَّ حَدَّثَهُ
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلًا بِالْفُسُوقِ وَلَا يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ
Dari Abi Hurairah Radliallahu ‘anhu, bahwa ia mendengar Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Janganlah seseorang menuduh orang lain dengan kefasikan ataupun kekufuran, karena tuduhannya akan kembali kepada dirinya jka orang yang dituduh tidak seperti yang ia tuduhkan.”
Hadist ini menegaskan bahwa kita bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mengingatkan kita bahwa kita janganlah mudah mengatakan kafir atau munafik kepada orang lain. Kalau ternyata yang kita tuduh ternyata tidak kafir atau munafik seperti yang dituduhkan, maka tuduhan kafir atau munafik akan mengenai yang menuduh. Kita selalu minta kepada Allah agar kita selalu bisa berkata, bertutur kata, berbicara yang baik-baik.

Rabu, 25 April 2012

Tanda orang bersyukur dapat dilihat dari pakaiannya


Berpakaian yang Pantas
Oleh: Abu Muhammad Fakhri Faiz Sugiyanta Purpwosumarto


Abu Ahwash menyampaian berita dari ayahnya yang berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dengan mengenakan pakaian yang tidak layak kukenakan dalam keadaan aku orang yang berkecukupan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam pun bertanya, “Apakah kamu mempunyai harta?”
Aku menjawab, “Ya.”
Beliau bertanya, “Harta apa saja.”
Aku menjawab, “Allah telah memberiku harta berupa unta, kambing, kuda dan budak.”
Beliau bersabda, “Bila Allah memberimu harta, hendaklah ditampakkan wujud nikmat Allah subhanahu wa ta’ala dan kemuliaan-Nya itu pada dirimu.””

Teks Hadist
سنن أبي داود - (ج 11 / ص 89)
حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَقَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ثَوْبٍ دُونٍ فَقَالَ أَلَكَ مَالٌ قَالَ نَعَمْ قَالَ مِنْ أَيِّ الْمَالِ قَالَ قَدْ آتَانِي اللَّهُ مِنْ الْإِبِلِ وَالْغَنَمِ وَالْخَيْلِ وَالرَّقِيقِ قَالَ فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ وَكَرَامَتِه

Selasa, 24 April 2012

Bersin: Apa yang mesti kita lakukan bila kita bersin

Adab-Adab Ketika Bersin
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

Bunga Anggek Milik Bp. H.R. Wardoyo di Kisik Banjarasri Kalibawang

1.         Allah Mencintai Bersin dan Membenci Menguap

Teks Hadist I
Imam al-Bukhari (nama lengkapnya adalah Imam Abu 'Abdillah Muhammad bin Isma'il al-Bukhari, wafat tahun 256 H) menukil sebuah hadist berikut:
صحيح البخاري - (ج 19 / ص 233)
حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ وَحَمِدَ اللَّهَ كَانَ حَقًّا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يَقُولَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَثَاءَبَ ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَان
... dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai bersin dan membenci menguap. Apabila salah seorang diantara kalian bersin kemudian mengucapkan alhamdulillah, maka wajib bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakan yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu).  Adapun menguap, itu datangnya dari setan, apabila salah seorang di antaramu menguap,maka tahanlah semampunya. Setan akan tertawa bila melihat orang yang menguap.”

Isi hadist:
a.       Allah menyukai bersin tetapi membenci menguap
Ibn Hajar al-Asqalani (nama lengkapnya adalah al-Hafidz Ahmad bin Ali Ibn Hajar al-Asqalani, wafat 852 H) mengatakan, “... mengapa bersin itu disenangi dan dicintai? Karena bersin adalah indikasi enteng dan ringannya tubuh, keluarnya racun-racun dan lepas dari beban berat. Bersin akan membawa semangat baru dalam ...” (lih. Fathul Bari 10/622)
b.      Bila kita bersin hendaknya mengucapkan alhamdulillah
c.       Bila kita mendengar seseorang bersin dan ia mengucapkan alhamdulillah, hendaknya kita mengucapkan yarhamukallah
d.      Menguap datang dari setan
e.      Kita diperintahkan untuk menahan menguap semampu kita
f.        Setan akan tertawa bila melihat seseorang menguap

2.         Adab-Adab Bersin
a.       Menutup mulut dan hidung dengan kain atau yang semisal

Teks Hadist II
سنن أبي داود - (ج 13 / ص 218)
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَطَسَ وَضَعَ يَدَهُ أَوْ ثَوْبَهُ عَلَى فِيهِ
Sunan Abu Dawud (13/218) - ... dari Abu Hurairah, ia berkata, “Dahulu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bila bersin beliau meletakkan tangannya atau bajunya pada mulutnya ....”
b.      Merendahkan suara

Teks Hadist III
المستدرك على الصحيحين للحاكم - (ج 18 / ص 49(
حدثنا أبو العباس محمد بن يعقوب ، ثنا بحر بن نصر ، ثنا عبد الله بن وهب ، أخبرني عبد الله بن عياش ، عن الأعرج ، عن أبي هريرة ، رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : « إذا عطس أحدكم فليضع كفيه على وجهه وليخفض صوته » « هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه »
Al-Mustdrak ‘ala ash-Shahihain lil-Hakim (18/49), “... dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Bila salah seorang di antaramu bersin, hendaknya ia letakkan tangannya pada wajahnya dan hendaknya ia merendahkan suaranya.”
c.       Mengucapkan alhamdulillah saat selesai bersin (lihat teks hadist pertama)
d.      Mendoakan orang yang bersin (lihat teks hadist pertama)
e.      Tidak mendoakan orang yang bersin bila ia tidak mengucapkan alhamdulillah

Teks Hadist IV
صحيح مسلم - (ج 14 / ص 266(
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِزُهَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ مَالِكٍ عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ قَالَ
 ...سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ
Shahih Muslim (14/266), “... dari Abu Burdah, ia berkata, “...  Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berkata, “Bila salah satu diantaramu bersin maka ucapkanlah alhamdulillah, maka doakanlah ia, bila ia tidak mengucapkan alhamdulillah, maka janganlah engkau mendoakannya dengan yarhamukallah.””

f.        Mengucapkan yarhamukallah bila ada orang mendoakan (lihat teks hadist IV)


Maraji’
Tulisan ini banyak mengambil manfaat dari CD al-Maktabah asy-Syamilah dan Majalah al-Furqan 92 Edisi 11 th. Ke-8 1430/2009