Minggu, 12 Mei 2013

Tak Boleh berdiri dari duduk hanya untuk menghormati kedatangan seseorang


DUDUK DAN HAL YANG BERKAITAN DENGANNYA (Bag. II)
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

DI ANTARA ADAB DUDUK DALAM MAJELIS ATAU PERTEMUAN
A.        Orang yang duduk dalam suatu majelis atau pertemuan wajib menjawab salam, bila orang yang datang mengucapkan salam.
Hal ini berdasarkan hadist berikut:
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي رَافِعٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَبُو دَاوُد رَفَعَهُ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ يُجْزِئُ عَنْ الْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ وَيُجْزِئُ عَنْ الْجُلُوسِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ
… ‘Ubaidillah bin Abi Rafi’ menceritakan kepada kami dari Ali bin Abi Thalib radliallahu ‘anhu, — Abu Dawud mengatakan, “Semoga Allah mengangkat derajat al-Hasan bin ‘Ali.”—, ‘Ali bin Abi Thalib berkata, "Satu jamaah akan diberikan pahala ketika mereka melintas, apabila salah seorang dari mereka mengucapkan salam, dan diberikan pahala bagi semua orang yang sedang duduk apabila salah seorang dari mereka menjawab salam." (Shahih: Al Irwa' (778),  Ash-Shahihah (1148,1412). Shahih Sunan Abu Dawud)
Juga berdasarkan hadist berikut:
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي زِيَادٌ أَنَّ ثَابِتًا أَخْبَرَهُ وَهُوَ مَوْلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِي وَالْمَاشِي عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Rauh bin 'Ubadah telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Ziyad bahwa Tsabit telah mengabarkan kepadanya -dia adalah bekas budak Abdurrahman bin Zaid- dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda, "Hendaknya orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan, dan yang berjalan kepada yang duduk dan (rombongan) yang sedikit kepada (rombongan) yang banyak." (Shahih al-Bukhari)

B.        Tidak menyuruh seseorang berdiri, pindah atau bergeser agar ia menempati tempat duduknya, Hal ini sebagaimana dalam hadits Rasulullah.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ سَلَّامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ قَالَ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ سَمِعْتُ نَافِعًا يَقُولُ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُقِيمَ الرَّجُلُ أَخَاهُ مِنْ مَقْعَدِهِ وَيَجْلِسَ فِيهِ قُلْتُ لِنَافِعٍ الْجُمُعَةَ قَالَ الْجُمُعَةَ وَغَيْرَهَا
Telah menceritakan kepada kami Muhammad -yaitu Ibnu Salam- berkata, telah mengabarkan kepada kami Makhlad bin Yazid berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij berkata, Aku mendengar Nafi' berkata, Aku mendengar Ibnu 'Umar berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang seseorang meminta kawannya berdiri dari tempat duduknya lalu dia menempati tempat duduk tersebut." Aku bertanya kepada Nafi', "Apakah ini berlaku pada saat shalat Jum'at?" Dia menjawab, "Untuk shalat Jum'at dan yang lainnya." (Shahih al-Bukhari)

C.        Tidak menempati tempat duduk yang ditinggal yang menempatinya, tetapi orang tersebut datang lagi.
Ini berdasarkan hadist berikut:
عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ أَبِي جَالِسًا وَعِنْدَهُ غُلَامٌ فَقَامَ ثُمَّ رَجَعَ فَحَدَّثَ أَبِي عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَامَ الرَّجُلُ مِنْ مَجْلِسٍ ثُمَّ رَجَعَ إِلَيْهِ فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ
Dari Suhail bin Abu Shalih berkata, "Suatu ketika aku sedang duduk di rumah bapakku, kudapati di kediamannya itu seorang anak kecil, lalu ia berdiri (pergi) kemudian kembali lagi. Bapakku menyampaikan suatu hadits dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda, “Jika seseorang bangkit dari majlis (tempat duduknya), kemudian kembali lagi, maka ia lebih berhak terhadap tempatnya tersebut." (Shahih: Muslim Shahih Sunan Abu Dawud)

D.       Memberikan orang lain kelapangan untuk duduk
Ini berdasarkan hadist berikut:
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْمَهْرِيُّ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ اللَّيْثِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يُفَرِّقَ بَيْنَ اثْنَيْنِ إِلَّا بِإِذْنِهِمَا
Sulaiman bin Dawud al-Mahriy menceritakan kepada kami, Ibn Wahb telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Usamah bin Zaid al-Laitsi mengabarkan kepadaku dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari ‘Abdullah bin ‘Amru dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, ia bersabda, “Tidak halal bagi seorang laki-laki duduk di antara dua orang dengan memisahkan mereka kecuali dengan izinnya.””

E.        Tak Boleh berdiri dari duduk hanya untuk menghormati kedatangan seseorang
Hal ini berdasarkan hadist berikut:
عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى ابْنِ الزُّبَيْرِ وَابْنِ عَامِرٍ فَقَامَ ابْنُ عَامِرٍ وَجَلَسَ ابْنُ الزُّبَيْرِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ لِابْنِ عَامِرٍ اجْلِسْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَمْثُلَ لَهُ الرِّجَالُ قِيَامًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Dari Abu Mijlaz, ia berkata, "Mua'wiyah pergi ke tempat Ibnu Zubair dan Ibnu Amir, lalu Ibnu Amir berdiri sedangkan Ibnu Zubair tetap duduk, kemudian Mua'wiyah berkata kepada Ibnu Amir, "Duduklah, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang suka melihat orang lain berdiri karenanya, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya dari api neraka." Shahih: At-tirmidzi (2915) Shahih Sunan Abu Dawud
Adapun berdiri menyambut lalu berjabat tangan atau menolong keperluan orang yang baru datang diperbolehkan.