Senin, 29 April 2013

ADAB DUDUK DALAM PERTEMUAN


DUDUK DAN HAL YANG BERKAITAN DENGANNYA (Bag. I)
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

BEBERAPA ADAB DUDUK-DUDUK DI PINGGIR JALAN
A.        Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam member peringatan kepada kita, untuk menjauhi duduk-duduk di pinggir jalan. Kalaupun terpaksa melakukannya, karena alasan tertentu, ada empat hal yang dipenuhi yaitu:
1.         menundukkan pandangan,
2.         menyingkirkan halangan,
3.         menjawab salam dan,
4.         amar ma'ruf nahiy munkar.
Hal ini berdasarkan hadist berikut:
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ فَقَالُوا مَا لَنَا بُدٌّ إِنَّمَا هِيَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا قَالَ فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا قَالُوا وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ قَالَ غَضُّ الْبَصَرِ وَكَفُّ الْأَذَى وَرَدُّ السَّلَامِ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ
Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami Abu 'Umar Hafsh bin Maisarah dari Zaid bin Aslam dari 'Atha' bin Yasar dari Abu Sa'id AL Khudriy radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah kalian duduk duduk di pinggir jalan". Mereka bertanya, "Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama". Beliau bersabda: "Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut". Mereka bertanya: "Apa hak jalan itu?" Beliau menjawab, "Menundukkan pandangan, menyingkirkan halangan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahiy munkar". (Shahih al-Bukhari)

B.        Di antara adab yang harus kita lakukan di jalan saat berpapasan dengan jenazah yang hendak dimakamkan adalah tidak duduk, yaitu berdiri walaupun jenazah itu seorang Yahudi.
Hal ini berdasarkan hadist berikut:
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُرَّةَ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي لَيْلَى قَالَ كَانَ سَهْلُ بْنُ حُنَيْفٍ وَقَيْسُ بْنُ سَعْدٍ قَاعِدَيْنِ بِالْقَادِسِيَّةِ فَمَرُّوا عَلَيْهِمَا بِجَنَازَةٍ فَقَامَا فَقِيلَ لَهُمَا إِنَّهَا مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ أَيْ مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ فَقَالَا إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّتْ بِهِ جِنَازَةٌ فَقَامَ فَقِيلَ لَهُ إِنَّهَا جِنَازَةُ يَهُودِيٍّ فَقَالَ أَلَيْسَتْ نَفْسًا
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Murrah berkata; Aku mendengar 'Abdurrahman bin Abu Laila berkata,: "Suatu hari Sahal bin Hunaif dan Qais bin Sa'ad sedang duduk di Qadisiyah, lalu lewatlah jenazah di hadapan keduanya, maka keduanya berdiri. Kemudian dikatakan kepada keduanya bahwa jenazah itu adalah dari penduduk asli, atau dari Ahlu dzimmah. Maka keduanya berkata,: "Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pernah jenazah lewat di hadapan Beliau lalu Beliau berdiri. Kemudian dikatakan kepada Beliau bahwa itu adalah jenazah orang Yahudi. Maka Beliau bersabda: "Bukankah ia juga memiliki nyawa (Shahih al-Bukhari)

Juga berdasarkan hadist berikut:
حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ يَعْنِي ابْنَ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ الْجَنَازَةَ فَقُومُوا فَمَنْ تَبِعَهَا فَلَا يَقْعُدْ حَتَّى تُوضَعَ
Telah menceritakan kepada kami Muslim yakni putra Ibrahim telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada kami Yahya dari Abu Salamah dari Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah dan barangsiapa mengiringinya janganlah dia duduk hingga jenazah itu diletakkan ". (Shahih al-Bukhari)

C.        Jika ada orang lewat mengucapkan salam, orang yang duduk di pinggir jalan harus menjawabnya.
Hali ini berdasarkan
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي زِيَادٌ أَنَّ ثَابِتًا أَخْبَرَهُ وَهُوَ مَوْلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِي وَالْمَاشِي عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Rauh bin 'Ubadah telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Ziyad bahwa Tsabit telah mengabarkan kepadanya -dia adalah bekas budak Abdurrahman bin Zaid- dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda, "Hendaknya orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan, dan yang berjalan kepada yang duduk dan (rombongan) yang sedikit kepada (rombongan) yang banyak." (Shahih al-Bukhari)

Ditulis di Paras Banjarasri Kalibawang Kulon Progo, 18 Jumadal Tsani 1434 H

Senin, 22 April 2013

Memelihara, Menyentuh Anjing dan Berjalan-Jalan Bersama Anjing


BEBERAPA PEMBAHASAN TENTANG ANJING
Oleh: Sugiyanta Purwosumarto S.Ag, M.Pd

1.        Menyentuh anjing

No. Hadist: 2154
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَمْسَكَ كَلْبًا فَإِنَّهُ يَنْقُصُ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطٌ إِلَّا كَلْبَ حَرْثٍ أَوْ مَاشِيَةٍ
قَالَ ابْنُ سِيرِينَ وَأَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا كَلْبَ غَنَمٍ أَوْ حَرْثٍ أَوْ صَيْدٍ وَقَالَ أَبُو حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلْبَ صَيْدٍ أَوْ مَاشِيَةٍ
Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadhalah telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya bin Abi Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang menyentuh anjing berarti sepanjang hari itu dia telah menghapus amalnya sebanyak satu qirath kecuali menyentuh anjing ladang atau anjing jinak (anjing untuk berburu atau anjing untuk menjaga ternak – penulis)".
Berkata, Ibnu Sirin dan Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Kecuali anjing untuk mengembalakan kambing atau ladang atau anjing pemburu".
Dan berkata, Abu Hazim dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Anjing pemburu atau anjing yang jinak". (Shahih al-Bukhari)
Faidah hadist:
a.    Dilarang menyentuh anjing kecuali anjing jinak, yaitu anjing yang digunakan untuk menjaga ladang atau berburu atau menggembalakan kambing.
b.    Pahala pada hari itu sebanyak satu qirath (seukuran gunung Uhud) akan terkurangi hanya karena menyentuh anjing

2.        Memelihara Anjing

No. Hadist: 5058
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muslim berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Dinar ia berkata, "Aku mendengar Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa memelihara anjing yang bukan untuk berburu atau menjaga binatang ternak, maka pahalanya akan berkurang dua qirath setiap hari." (Shahih al-Bukhari)
Faidah hadist:
a.    Dilarang memelihara anjing kecuali untuk berburu, dan menjaga ternak
b.    Bila memelihara anjing maka pahala akan terkurangi dua qirath setiap harinya

3.        Bila di Rumah Ada Anjing
No. Hadist: 3075
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَفِظْتُهُ مِنَ الزُّهْرِيِّ كَمَا أَنَّكَ هَا هُنَا أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أَبِي طَلْحَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَةٌ
Telah bercerita kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah bercerita kepada kami Sufyan berkata aku mengingatnya dari Az Zuhriy sebagaimana sekarang kamu berdada di sini, telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah dari Ibnu 'Abbas dari Abu Thalhah radliallahu 'anhum dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing dan tidak juga yang ada gambar".(Shahih al-Bukhari)
Faidah hadist:
Malaikat tidak mau memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar

4.        Bila Anjing Menjilat Air dalam Wadah
No. Hadist: 167
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا شَرِبَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعًا
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf dari Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika anjing menjilat bejana seorang dari kalian, maka hendaklah ia cuci hingga tujuh kali." (Shahih al-Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يُغْسَلَ سَبْعَ مِرَارٍ أُولَاهُنَّ بِتُرَابٍ
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Kesucian bejana salah seorang di antara kalian, kalau di dalamnya dijilat anjing, hendaknya dicuci tujuh kali, salah satu diantaranya dengan tanah. " (Sunnan Abu Dawud, Shahih: Muslim)
عَنْ ابْنِ مُغَفَّلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ ثُمَّ قَالَ مَا لَهُمْ وَلَهَا فَرَخَّصَ فِي كَلْبِ الصَّيْدِ وَفِي كَلْبِ الْغَنَمِ وَقَالَ إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي الْإِنَاءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعَ مِرَارٍ وَالثَّامِنَةُ عَفِّرُوهُ بِالتُّرَابِ
Dari Ibnu Mughajfal, bahwasanya Rasulullah SAW pernah memerintahkan untuk membunuh anjing, kemudian beliau bersabda, "Ada apa mereka (hingga mau membunuh anjing) dan ada apa dengan anjing (sehingga mau di bunuh)?! Maka beliau SAW memberi kelonggaran terhadap pemeliharaan anjing buruan dan anjing penjaga kambing ternak, " lalu beliau bersabda, "Apabila anjing menjilat ke dalam bejana, maka hendaklah dicuci tujuh kali, dan yang ke delapan dicampur dengan tanah. " (Sunnan Abu Dawud, Shahih Muslim)
Faidah hadist:
Hendaknya kita bersungguh-sungguh mencuci wadah air yang dijilat anjing, yaitu dengan mencucinya sebanyak tujuh kali.

5.        Jual Beli Anjing
No. Hadist: 2083
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Abu Bakar bin 'Abdurrahman dari Abu Mas'ud Al Anshariy radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang uang hasil jual beli anjing, mahar seorang pezina dan upah bayaran dukun. (Shahih al-Bukhari)
Faidah hadist:
Uang hasil jual beli anjing, bayaran pelacuran, upah dukun adalah haram

6.        Bepergian Dengan Ditemani Seekor Anjing

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رِفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ أَوْ جَرَسٌ
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Malaikat tidak menemani rombongan yang ada anjing atau loncengnya." (Shahih – Sunan Abu Dawud)
Faidah Hadist
Termasuk kejelekan adalah bepergian disertai oleh anjing

7.        Boleh Berburu, Menggembala Ternak, dan Menjaga Ladang dengan Memelihara Anjing
No. Hadist: 5058
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دِينَارٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muslim berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Dinar ia berkata, "Aku mendengar Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa memelihara anjing yang bukan untuk berburu atau menjaga binatang ternak, maka pahalanya akan berkurang dua qirath setiap hari." (Shahih al-Bukhari)
Faidah hadist:
a.    Dilarang memelihara anjing kecuali untuk berburu, dan menjaga ternak
b.    Bila memelihara anjing maka pahala akan terkurangi dua qirath setiap harinya

8.        Boleh Berburu dengan Menggunakan Anjing
No. Hadist: 5064
حَدَّثَنِي مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنِي ابْنُ فُضَيْلٍ عَنْ بَيَانٍ عَنْ عَامِرٍ عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ إِنَّا قَوْمٌ نَتَصَيَّدُ بِهَذِهِ الْكِلَابِ فَقَالَ إِذَا أَرْسَلْتَ كِلَابَكَ الْمُعَلَّمَةَ وَذَكَرْتَ اسْمَ اللَّهِ فَكُلْ مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكَ إِلَّا أَنْ يَأْكُلَ الْكَلْبُ فَلَا تَأْكُلْ فَإِنِّي أَخَافُ أَنْ يَكُونَ إِنَّمَا أَمْسَكَ عَلَى نَفْسِهِ وَإِنْ خَالَطَهَا كَلْبٌ مِنْ غَيْرِهَا فَلَا تَأْكُلْ
Telah menceritakan kepadaku Muhammad berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Fudlail dari Bayan dari Amir dari Adi bin Hatim radliallahu 'anhu, ia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kukatakan, "Kami adalah suatu kaum yang biasa berburu dengan anjing-anjing ini?" Beliau lalu menjawab, "Jika kamu lepas anjingmu yang telah terlatih dengan menyebut nama Allah, maka makanlah apa yang telah ia tangkap untukmu. Kecuali jika anjing tersebut memakannya, maka jangan kamu makan. Sebab aku khawatir jika anjing itu menangkap untuk dirinya sendiri, dan jika ada anjing lain bersamanya, maka jangan kamu makan juga." (Shahih al-Bukhari)
Faidah hadist
a.    Boleh berburu dengan anjing yang terlatih
b.    Ketika melepas anjing dengan menyebut nama Allah
c.    Bila anjing tidak memakan binatang buruan, binatang buruan dibolehkan dikonsumsi
d.   Tapi bila ada anjing tersebut makan binatang buruan, binatang buruan tidak boleh dikonsumsi
e.    Jika ada anjing lain bersama anjing buruan tersebut, binatang buruan tidak boleh dikonsumsi

9.        Jika Anjing Lewat di Depan Orang yang Shalat tanpa Batas
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ حَفْصٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْطَعُ صَلَاةَ الرَّجُلِ وَقَالَ عَنْ سُلَيْمَانَ قَالَ أَبُو ذَرٍّ يَقْطَعُ صَلَاةَ الرَّجُلِ إِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ قَيْدُ آخِرَةِ الرَّحْلِ الْحِمَارُ وَالْكَلْبُ الْأَسْوَدُ وَالْمَرْأَةُ فَقُلْتُ مَا بَالُ الْأَسْوَدِ مِنْ الْأَحْمَرِ مِنْ الْأَصْفَرِ مِنْ الْأَبْيَضِ فَقَالَ يَا ابْنَ أَخِي سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ
Dari Abu Dzar radliallahu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah SAWbersabda, 'Yang dapat memutuskan shalat seseorang, apabila di depannya tidak terdapat tabir sepanjang ujung pelana unta, adalah keledai, anjing hitam dan wanita.' Aku berkata, 'Apa bedanya warna hitam di banding merah, kuning dan putih?' Dia menjawab, 'Wahai anak saudaraku! Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana yang engkau tanyakan itu,' lalu beliau SAW bersabda, 'Anjing hitam itu syetan.'"{Shahih'. Muslim)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ يَقْطَعُ الصَّلَاةَ الْمَرْأَةُ الْحَائِضُ وَالْكَلْبُ
Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhu, dia berkata, "Yang dapat memutuskan shalat adalah wanita yang sudah haid (dewasa) dan anjing. " (Shahih dalam Sunan Abu Dawud)
Faidah hadist:
Bila seseorang shalat lalu di depannya berlalu seekor anjing maka shalatnya batal

10.    Anjing Gila Harus Dibunuh
عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمَّا يَقْتُلُ الْمُحْرِمُ مِنْ الدَّوَابِّ فَقَالَ خَمْسٌ لَا جُنَاحَ فِي قَتْلِهِنَّ عَلَى مَنْ قَتَلَهُنَّ فِي الْحِلِّ وَالْحُرُمِ الْعَقْرَبُ وَالْفَأْرَةُ وَالْحِدَأَةُ وَالْغُرَابُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ
Dari salim dari ayahnya (Ibnu Umar), bahwa ia bertanya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam tentang binatang apa yang boleh dibunuh pada saat berihram? Beliau menjawab, "Lima macam, yang tidak berdosa membunuhnya, bagi yang membunuhnya ketika dalam keadaan halal dan ihram, yaitu: Kalajengking, tikus, burung gagak, burung rajawali dan anjing galak (menggigit). "(shahih Sunan Abu Dawud)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَمْسٌ قَتْلُهُنَّ حَلَالٌ فِي الْحُرُمِ الْحَيَّةُ وَالْعَقْرَبُ وَالْحِدَأَةُ وَالْفَأْرَةُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berkata, "Lima macam yang dibolehkan membunuhnya di saat ihram yaitu: ular, kalajengking, burung rajawali, tikus, dan anjing galak (menggigit). " (hasan shahih: Sunan Abu Dawud)
Faidah hadist:
Anjing yang suka menggigit atau anjing gila harus dibunuh

11.    Beberapa Perbuatan yang Menyerupai Sifat Anjing
Ada beberapa perbuatan yang oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam samakan dengan sifat anjing
1)        Meminta lagi Pemberiannya Sendiri
No. Hadist: 6460
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَعُودُ فِي قَيْئِهِ لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السَّوْءِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ayyub As Sakhtiyani dari Ikrimah dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang menarik kembali pemberian, bagaikan anjing yang menyantap lagi muntahannya, yang kita tak mempunyai perumpamaan lebih buruk daripadanya." (Shahih al-Bukhari)

2)        Membeli Sesuatu yang telah Dihibahkan Sendiri
No. Hadist: 2781
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَابْتَاعَهُ أَوْ فَأَضَاعَهُ الَّذِي كَانَ عِنْدَهُ فَأَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِيَهُ وَظَنَنْتُ أَنَّهُ بَائِعُهُ بِرُخْصٍ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَا تَشْتَرِهِ وَإِنْ بِدِرْهَمٍ فَإِنَّ الْعَائِدَ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَعُودُ فِي قَيْئِهِ
Telah bercerita kepada kami Isma'il telah bercerita kepadaku Malik dari Zaid bin Aslam dari bapaknya aku mendengar 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhu berkata, "Aku memberi (seseorang) kuda untuk agar digunakan di jalan Allah lalu orang itu menjualnya atau tidak memanfaatkan sebagaimana mestinya. Kemudian aku berniat membelinya kembali dan aku kira dia akan menjualnya dengan murah. Lalu aku tanyakan hal ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Beliau bersabda, "Jangan kamu membelinya sekalipun orang itu menjualnya dengan harga satu dirham, karena orang yang mengambil kembali hibahnya (pemberian) seperti anjing yang menjilat kembali ludahnya".”(Shahih al-Bukhari)

3)        Sujud dengan menghamparkan tangannya
No. Hadist: 501
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ وَلَا يَبْسُطْ ذِرَاعَيْهِ كَالْكَلْبِ وَإِذَا بَزَقَ فَلَا يَبْزُقَنَّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلَا عَنْ يَمِينِهِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin 'Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seimbanglah dalam sujud dan janganlah seseorang meletakkan tangannya seperti anjing. Dan jika meludah, maka jangan sekali-kali ia meludah ke arah depan atau ke sebelah kanannya. Karena dia sedang berhadapan dengan Rabbnya." (Shahih al-Bukhari)
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ وَلَا يَفْتَرِشْ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ الْكَلْبِ
Dari Anas radliallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi  shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, 'Sempurnakanlah dalam bersujud, dan janganlah salah seorang dari kamu membentangkan kedua lengannya, sebagaimana anjing. " (Shahih: Sunan Abu Dawud)

4)        Pengikut ahli bid’ah

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِينَا فَقَالَ أَلَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِينَا فَقَالَ أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ زَادَ ابْنُ يَحْيَى وَعَمْرٌو فِي حَدِيثَيْهِمَا وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ لِصَاحِبِهِ وَقَالَ عَمْرٌو الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ
Dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan bahwa ia berdiri di hadapan kami dan berkata, "Ketahuilah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berdiri di hadapan kami dan berkata, ''Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlul kitab telah terpecah menjadi tujuh puluh dua ajaran, dan sesungguhnya agama ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Tujuh puluh dua golongan akan berada di neraka dan satu golongan akan berada di surga, yaitu Al Jama'ah." Ada tambahan redaksi, sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, "Dan sesungguhnya akan timbul dari umatku kelompok-kelompok yang mengikuti kesesatan-kesesatan (bid'ah), sebagaimana anjing mengikuti tuannya." Amr berkata (Perawi), "Seekor anjing senantiasa mengikuti tuannya kemana pun ia pergi." (Hasan - Sunan Abu Dawud, lihat juga Ash-Shahihah (204), At-Ta'liq Ar-Raghib (1/44)