Selasa, 25 September 2012

YANG DIPOTONG SAAT PENYEMBELIHAN

Adab-Adab Penyembelihan (Bagian ke-5):
YANG DIPOTONG SAAT PENYEMBELIHAN
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

Mencangkul di Paras Banjarasri Kalibawang Kulon Progo

1.       Dilarang menyembelih binatang hanya dengan memotong kulit melingkar leher
Menyembelih binatang hanya dengan memotong kulitnya saja tanpa memotong urat lehernya dilarang dalam agama Islam.
سنن أبي داود - (ج 8 / ص 1)
حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ وَالْحَسَنُ بْنُ عِيسَى مَوْلَى ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ زَادَ ابْنُ عِيسَى وَأَبِي هُرَيْرَةَ قَالَا: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَرِيطَةِ الشَّيْطَانِ زَادَ ابْنُ عِيسَى فِي حَدِيثِهِ وَهِيَ الَّتِي تُذْبَحُ فَيُقْطَعُ الْجِلْدُ وَلَا تُفْرَى الْأَوْدَاجُ ثُمَّ تُتْرَكُ حَتَّى تَمُوتَ
Sunan Abi Dawud (8/1)
Hunnad bin as-Sarriy dan al-Hasan bin ‘Isa pembantu Ibn al-Mubaro bercerita kepada kami dari Ma’mar dari Amru bin ‘Abdillah dari ‘Ikrimah dari Ibn ‘Abbas, Ibn ‘Isa menambahkan dari Abi Hurairah, mereka berkata, “Rasulullah melarang kita menyembelih seperti setan, yaitu menyembelih dengan memotong kulit tanpa memutuskan urat-urat leher.

2.       Hendaknya kita menyembelih dengan memotong dua urat/saluran yang ada di leher
Para ulama fiqih bersepakat bahwa dalam penyembelihan, dua urat nadi yang harus dipotong adalah tenggorokan (jalan pernafassan) dan kerongkongan, agar binatang sembelihan cepat mati.
مصنف عبد الرزاق - (ج 4 / ص 495)
عبد الرزاق قال : أخبرنا معمر والثوري عن أيوب عن عبد الله بن سعيد بن جبير عن أبيه عن ابن عباس قال : الذَّكَاةَ فِى الْحَلْقِ وَاللَّبَّةِ.
Mushnaf ‘Abdurrazaq (4/495)
‘Abdurrazak berkata, “Ma’mar dan ats-Tasuriu mengabakan kepada kami dari Ayub dari Abdullah bin Sa’id bin Jabi dari Ayahnya dari Ibn ‘Abas, ia berkata, “Penyembelihan itu pada tenggorokan dan kerongkongan.”
Hadist serupa juga diriwayatkan oleh Imam ad-Daruquthni dalam Sunnan-nya melalui Abu Hurairah radliallahu ‘anhu.

Bolehkah mematahkan tulang leher, memukul binatang sembelihan untuk mempercepat kematian?
Kadang-kadang untuk mempercepat kematian binatang sembelihan, penyembelih atau tukang jagal mematahkan tulang leher, atau bahkan memukulnya. Ini dilarang dalam Islam. Binatang yang mati karena hal-hal tersebut dan bukan karena sembelihan menjadi haram untuk dikomsumsi.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ .....  [المائدة/3]
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
Menurut ayat ini binatang yang mati bukan karena disembelih haram. Termasuk yang mati karena dipukul. Termasuk dalam hal ini adalah mematahkan tulang leher.

Kapan Mulai Menguliti?
Menguliti binatang sembelihan hanya boleh dilakukan saat binatang tersebut sudah benar-benar mati.
سنن الدارقطني - (ج 11 / ص 53)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ وَآخَرُونَ قَالُوا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الْحَارِثِ الْوَاسِطِىُّ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سَلاَّمٍ الْعَطَّارُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُدَيْلٍ الْخُزَاعِىُّ عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بُدَيْلَ بْنَ وَرْقَاءَ الْخُزَاعِىَّ عَلَى جَمَلٍ أَوْرَقَ يَصِيحُ فِى فِجَاجِ مِنًى أَلاَ إِنَّ الذَّكَاةَ فِى الْحَلْقِ وَاللَّبَّةِ أَلاَ وَلاَ تَعْجَلُوا الأَنْفُسَ أَنْ تَزْهَقَ.
Sunnan ad-daruquthniy (11/53)
Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sulaiman bin al-Harist al-Wasithiy menceritakan kepada kami, Sa’id bin Sallam al-‘Athar menceritakan kepada kami, ‘Abdullah bin Budail al-Khuza’iy menceritakan kepada kami, dari az-Zuhri dari Sa’id al-Mussayib dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mengutus Budail bin Warqa’ al-Khuza’iy menyeru sudut-sudut kota Minna dengan mengendarai unta yang lembut/putih, “Ketahuilah,sesungguhnya penyembelihan itu ada pada kerongkongan dan tenggorokan. Ketahuilah, janganlah kalian segera membereskannya (menguliti, memotong-motong – penulis) sebelum benar-benar mati. ...””
Penulis banyak mengambil manfaat dari
1.        Kitab Koleksi Hadist-Hadist Hukum, Teungk Muhammad Hasby ash-Shiddieqy, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2002
2.        Kitab Mausu’at al-dab al-Islamiyah (Ensiklopedi Adab Islam), karya ‘Abdul Aziz Fathi as-Sayyid Nada, PT Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2009
3.        Kitab Shahih Fiqih Sunnah 3, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Pustaka at-Tazkia, Jakarta, 2006
4.        CD Program Maktabah Syamilah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar