Adab- Adab Penyembelihan (Bagian ke-3):
MEMBARINGKAN BINATANG SEMBELIHAN
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
1.
Unta
Berbeda
dengan binatang lainnya, unta disembelih dalam keadaan berdiri yaitu dengan
kaki kiri terikat (kaki tertekuk dan lutuknya ditali sehingga paha dan betis
bersatu) dan unta berdiri dengan ketiga kakinya. Ini berdasarkan firman Allah
ta’ala dalam al-Hajj ayat 36
وَالْبُدْنَ
جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا
اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ...
Adapun
unta, telah Kami menjadikannya untuk kalian (sebagian) dari syi’ar-syi’ar
Allah, bagi kalian kebaikan yang ada padanya, maka sebutlah nama Allah atasnya
(saat menyembelih) dalam kedaan berdiri (dan telah terikat) ....
Ibn
Katsir Rahimahullah dalam kitab tafsirnya saat menafsirkan kata shawaff beliau
mengungkapkan pendapat Ibn ‘Abbas radliallhu ‘anhuma
تفسير
ابن كثير - (ج 5 / ص 427)
قال:
قيام على ثلاث قوائم، معقولة يدُها اليسرى
Tafsir
Ibn Katsir (5/427)
Ia
(Abdullah bin ‘Abbas) berkata, “Berdiri di atas tiga kakinya dengan mengikat
kaki depan kirinya....
2.
Selain Unta
Adapun
binatang selain unta, binatang yang akan disembelih direbahkan. Berdasarkan:
صحيح
مسلم - (ج 10 / ص 149)
حَدَّثَنَا
هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ قَالَ قَالَ
حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي أَبُو صَخْرٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ قُسَيْطٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ
الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِي سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِي
سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ فَقَالَ لَهَا يَا
عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ
ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ
بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ
أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ
Shahih
Muslim (10/149)
Harun
bin Ma’ruf bercerita kepada kami, ‘Abdullah bin Wahb bercerita kepada kami, ia
berkata, “Haiwah berkata, “Mengabarkan kepadaku Abu Shahr dari Yazid bin
Qusaith dari ‘Urwah bin az-Zubair dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa salam memerintahkan (untuk membawa) dua kambing kibas bertanduk,
hitam kakinya, hitam perutnya, dan hitam matanya. Maka dibawakan kambing
tersebut untuk disembelih, maka beliau bersabda, “Wahai Aisyiyah, bawalah
pisau.” Kemudian beliau berkata, “Asahlah dengan batu.” ‘Aisyah pun
melakukannya, lalu beliau mengambilnya dan mengambil kambing kibas itu, lalu
merebahkannya lalu menyembelihnya. Kemudian Nabi mengucapkan, “Dengan nama
Allah, terimalah dari Muhammad dan dari keluarga Muhammad, serta dari umat
Muhammad.” Kemudian beliau menyembelihnya.”
Hadist
di atas memberikan tuntuna kepada kita bahwa tata urutan menyembelih adalah menajamkan
pisau sebelum binatang sembelihan direbahkan. Kambing dan binatang lainnya selain
unta direbahkan ketika akan disembelih, dan hendaknya kita menyebut nama Allah
disaat menyembelih.
Direbahkan dengan
menghadap kiblat
موطأ
مالك - (ج 3 / ص 151)
حَدَّثَنِي
يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ ....وَكَانَ
هُوَ يَنْحَرُ هَدْيَهُ بِيَدِهِ يَصُفُّهُنَّ قِيَامًا وَيُوَجِّهُهُنَّ إِلَى الْقِبْلَةِ
ثُمَّ يَأْكُلُ وَيُطْعِمُ
Muwatha’ Malik (3/151)
Yahya bercerita kepadaku dari
Malik dari Nafi’ dari Abdullah bin ‘Umar ... dahulu dia menyembeluh binatang
korbannya (unta) dengan tangannya, maka ia membariskan unta-untanya dalam
keadaan berdiri dan menghadapkan ke kiblat lalu makan (daging unta tersebut)
dan memberikan makanan (berupa daging unta tersebut kepada lainnya).
Unta di bariskan dalam
keadaan berdiri karena unta disembelih (nahr) tidak dengan cara direbahkan.
Wallahu a’lam
Penulis
banyak mengambil manfaat dari
1.
Kitab Mausu’at al-dab al-Islamiyah (Ensiklopedi Adab Islam), karya
‘Abdul Aziz Fathi as-Sayyid Nada, PT Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2009
2.
Kitab Shahih Fiqih Sunnah 3, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim,
Pustaka at-Tazkia, Jakarta, 2006
3.
CD Program Maktabah Syamilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar