Senin, 26 September 2011

Bila Melihat Hilal Bulan Dzulhijjah: Dilarang Mencukur Rambut dan Kuku


Bila Melihat Hilal Bulan Dzulhijjah:
Dilarang Mencukur Rambut (Termasuk Kumis dan Jenggot, dan Rambut Lainnya), Dilarang Memotong Kuku
Oleh Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

Fiqih Memasuki Bulan Dzilhijjah
1.        Berdoa saat melihal hilal baru

Sebagaimana yang disebutkan dalam:
سنن الترمذي - (ج 11 / ص 347) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ سُفْيَانَ الْمَدِينِيُّ حَدَّثَنِي بِلَالُ بْنِ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ قَالَ اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
Sunnad at-Tirmidzi – (11/347): menceritakankan kepada kami Muhammad bin Basysyar, menceritakan kepada kami Abu ‘Amir al-‘Aqadi, menceritakan kepada kami Sulaiman bin Sufyan al-Madini, menceritakan kepadaku Bilal bin Yahya bin Thalhah bin ‘Ubaidillah dari ayahnya dari kakeknya Thalhah bin ‘Ubaidillah: bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam dulu bila melihat hilal, beliau berkata:(اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ) Ya Allah, terbitkanlah hilal itu kepada kami, dengan keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. (Jadikanlah dia) hilal kebaikan dan petunjuk. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.
Abu ‘Isa berkata: hadist ini hasan gharib

2.        Berniat melaksanakan ibadah qurban
Barang siapa yang sudah niat berkurban maka dia dilarang mencukur rambut yaitu rambut kepala, kumis, jenggot, ketiak, kemaluan, juga rambut di dada dan kaki, demikian juga memotong kuku jari tangan maupun kaki.
صحيح مسلم - (ج 10 / ص 172)
و حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو اللَّيْثِيُّ عَنْ عُمَرَ بْنِ مُسْلِمِ بْنِ عَمَّارِ بْنِ أُكَيْمَةَ اللَّيْثِيِّ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولُ سَمِعْتُ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ لَهُ ذِبْحٌ يَذْبَحُهُ فَإِذَا أُهِلَّ هِلَالُ ذِي الْحِجَّةِ فَلَا يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلَا مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّيَ
Shahih Muslim (10/172): Dan ‘Ubaidullah bin Mu’adz al-‘Anbariy menceritakan kepadaku, Muhammad ‘Amr dan al-Laist menceritakan kepada kami dari ‘Umar bin Muslim bin ‘Ammar bin Ukaimah al-Laits, ia berkata: “Aku mendengar Sa’id bin al-Musayyib, ia berkata: “Aku mendengar Ummu Salamah, istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Barangsiapa memiliki binatang sembelihan (kurban) dan akan menyembelihnya (berkorban) maka bila terbit (terlihat hilal) hilal Dzulhijjah, maka janganlah memotong rambutnya dan jangan (memotong kuku) segala sesuatu sampai ia selesai berkorban.”

Faidah Hadist
1.    Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud no: 2791, at-Tirmidzi no: 1523, an-Nasa’i no: 4361
2.    Semestinya niat korban dilakukan jauh-jauh hari sebelum Idul Adha
3.    Barang siapa yang telah memiliki binatang korban (atau sudah yakin bahwa ia akan korban) hendaklah tidak memotong rambut dan kuku
4.    Dan diperbolehkan potong rambut dan kuku setelah menyembelih binatang korbannya pada saai Idul Adha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar