Zakat Fithri (5)
Waktu Pembayaran Zakat Fithri
Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Waktu Wajib
Waktu wajib untuk membayar zakat fithri adalah sebelum shalat Idul Fithri. Adapum membayarkannya setelah shalat Idul Fithri hanya dianggap zakat biasa. Artinya zakat ini sudah harus ditunaikan sebelum shalat Idul Fithri. Hal ini berdasarkan hadist berikut:
سنن أبي داود - (ج 4 / ص 413)حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّمْرَقَنْدِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبُو يَزِيدَ الْخَوْلَانِيُّ وَكَانَ شَيْخَ صِدْقٍ وَكَانَ ابْنُ وَهْبٍ يَرْوِي عَنْهُ حَدَّثَنَا سَيَّارُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ مَحْمُودٌ الصَّدَفِيُّ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ
Sunan Abi Dawud (4/413): ... dari Ibn Abbas, ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mewajibkan zakat fithri sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan kotor dan memberi miskin untuk orang miskin. Barang siapa membayarkannya sebelum shalat (Idul Fithri) maka ia adalah zakat yang diterima (oleh Allah), dan siapa yang membayarkannya setelah shalat Idul Fithri dia adalah shadaqah biasa.
Membayar Zakat Fithri Sebelum Waktu Wajib
Disepakati bolehnya membayar zakat fithri sehari atau dua hari sebelum Idul Fithri berdasarkan hadist berikut:
صحيح البخاري - (ج 5 / ص 385)حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: فَرَضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَةَ الْفِطْرِ أَوْ قَالَ رَمَضَانَ عَلَى الذَّكَرِ وَالْأُنْثَى وَالْحُرِّ وَالْمَمْلُوكِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ فَعَدَلَ النَّاسُ بِهِ نِصْفَ صَاعٍ مِنْ بُرٍّ فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يُعْطِي التَّمْرَ فَأَعْوَزَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ مِنْ التَّمْرِ فَأَعْطَى شَعِيرًا فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يُعْطِي عَنْ الصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ حَتَّى إِنْ كَانَ لِيُعْطِي عَنْ بَنِيَّ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يُعْطِيهَا الَّذِينَ يَقْبَلُونَهَا وَكَانُوا يُعْطُونَ قَبْلَ الْفِطْرِ بِيَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ
Shahih Bukhari (5/385): dari Nafi ... , ia berkata: “Dulu Ibn ‘Umar radlallahu ‘anhuma membayarkannya (zakat fithri) kepada yang menerimanya, dan membayarkannya sebelum (Idul) Fithri sehari atau dua hari.
Bagaimana untuk Bayi yang Baru Lahir Sebelum Idul Fithri?
1. Kalau ia lahir setelah fajar sebelum hari Idul Fithri
Bayi yang lahir setelah fajar harus membayar zakat fithri. Dalam hal ini orang tua, atau wali, atau siapa yang menanggungnya yang mempunyai tanggung jawab. Berdasarkan hadist Ibn ‘Abbas radliallahu ‘anhuma:
مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ
Barang siapa membayarkannya sebelum shalat (Idul Fithri) maka ia adalah zakat yang diterima (oleh Allah), dan siapa yang membayarkannya setelah shalat Idul Fithri dia adalah shadaqah biasa.
2. Kalau ia lahir setelah terbenamnya matahari pada malam Idul Fithri
Menurut pendapat Syafi’iyah, Hanabilah, dan sebagian Malikiah, bayi yang lahir setelah fajar harus membayar zakat fithri. Dalam hal ini orang tua, atau wali, atau siapa yang menanggungnya yang mempunyai tanggung jawab. Adapun menurut pendapat Hanafiyah, bayi yang lahir setelah fajar tidak mempunyai kewajiban membayar atau dibayarkan zakat fithri-nya. (lih. Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, dalam Shahih Fiqh Sunnah)
3. Kalau ia lahir sebelum terbenamnya matahari pada malam Idul Fithri
Adapun bayi yang lahir sebelum terbenamnya matahari, ia tidak wajib dizakati.
Wallahu a’lam bish-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar