Jumat, 05 Agustus 2011

Bila Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam Mengharamkan Sesuatu yang Tidak Disebutkan Keharamannya dalam al-Quran al-Karim


Bila Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam Mengharamkan Sesuatu yang Tidak Disebutkan Keharamannya dalam al-Quran al-Karim
Oleh: Abu Muhammad Fakhri Faiz

Penafsiran Sembrono

Suatu saat penulis mendengar kajian yang diselenggarakan di Masjid al-Iman di Paras Banjarasri Kalibawang dengan ustadz muda dari Majelis Tafsir Alquran. Ia menyampaikan beberapa pandangannya diperbolehkannya menolak hadist walaupun shahih bila hadist itu bertentangan dengan al-Quran.
Ia memberikan contoh tentang makanan. Misalnya pendapatnya tentang daging keledai, anjing, kucing, harimau, singa, burung elang adalah makanan yang halal walaupun ada hadist shahih menerangkan keharamannya. Alasannya adalah firman Allah:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala (al-Maidah: 3).
Menurutnya yang haram hanyalah bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, terpukul, jatuh, tertanduk, diterkam binatang bua yang tidak sempat disembelih, dan sembelihan untuk berhala.

Lalu bagaimana dengan anjing, kucing, singa, harimau, elang, keledai

Menurutnya binatang-binatang itu halal karena tidak disebutkan keharamannya dalam al-Quran. Kesimpulan yang diberikannya adalah seseuatu yang bertentangan dengan al-Quran (walaupun itu hadist yang dinilai shahih) wajib ditolak. Karena al-Quran berasal dari Allah dan hadist hanya berasal dari manusia (walaupun beliau nabi dan rasul).

Hadist-hadist Shahih tentang Binatang Haram

Berikut adalah pernyataan-pernyataan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam tentang beberapa makanan yang diharamkan.

Keledai
عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَهُ جَاءٍ فَقَالَ أُكِلَتْ الْحُمُرُ فَسَكَتَ ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَقَالَ أُكِلَتْ الْحُمُرُ فَسَكَتَ ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ أُفْنِيَتْ الْحُمُرُ فَأَمَرَ مُنَادِيًا فَنَادَى فِي النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يَنْهَيَانِكُمْ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ فَأُكْفِئَتْ الْقُدُورُ وَإِنَّهَا لَتَفُورُ بِاللَّحْمِ
Seseorang mendatangi Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam kemudian berkata: Keledai-keledai telah dimakan. Kemudian orang kedua datang kepada Beliau kemudian berkata: Keledai-keledai telah dimakan. Kemudian orang kedua datang kepada Beliau kemudian berkata: Keledai-keledai telah dimakan. Kemudian Beliau menyuruh seseorang agar berseru di tengah-tengah para sahabat: Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mencegah kalian dari (memakan) daging keledai peliharaan; karena dia itu kotor. Kemudian periuk-periuk yang penuh daging mendidih ditumpahkan.

Binatang Buas yang Bertaring dan Burung yang Bercakar
صحيح مسلم - (ج 10 / ص 73)حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْحَكَمِ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
 نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنْ الطَّيْرِ
Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam melarang setiap binatang buas yang bertaring dan setiap burung yang bercakar.
صحيح مسلم - (ج 10 / ص 72)حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ عَنْ عَبِيدَةَ بْنِ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ فَأَكْلُهُ حَرَامٌ
Setiap binatang buas yang mempunyai gigi taring, maka memakannya adalah haram
Termasuk disini adalah harimau, kucing, anjing, luwak, burung elang, gagak dll.

Hewan yang dilarang untuk dibunuh
مسند أحمد - (ج 6 / ص 440)حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ أَرْبَعٍ مِنْ الدَّوَابِّ النَّمْلَةِ وَالنَّحْلَةِ وَالْهُدْهُدِ وَالصُّرَدِ
Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam melarang membunuh empat macam binatang yaitu semut, lebah, burung hud-hud, dan burung shurad
سنن أبي داود - (ج 14 / ص 10) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ خَالِدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عُثْمَانَ  أَنَّ طَبِيبًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ضِفْدَعٍ يَجْعَلُهَا فِي دَوَاءٍ فَنَهَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِهَا
Ada seorang tabib bertanya kepada Nabi shalallahu ’alaihi wa salam tentang katak yang dijadikan obat. Maka Nabi shalallahu ’alaihi wa salam melarangnya untuk membunuhnya (lih. juga Bulughul Maram hadist no. 1357)

Hewan yang Harus dibunuh
 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قالت قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسٌ مِنْ الدَّوَابِّ كُلُّهُنَّ فَاسِقٌ يَقْتُلُهُنَّ فِي الحِلِّ الْحَرَمِ الْغُرَابُ وَالْحِدَأَةُ وَالْعَقْرَبُ وَالْفَأْرَةُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ
Lima binatang yang semuanya jahat, yang harus dibunuh di Tanah Halal maupun Tanah Haram: kalajengking, elang, tikus, dan anjing yang galak (lih. Bulughul Maram hadist no: 754)

صحيح مسلم - (ج 11 / ص 295)و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَتَلَ وَزَغَةً فِي أَوَّلِ ضَرْبَةٍ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً وَمَنْ قَتَلَهَا فِي الضَّرْبَةِ الثَّانِيَةِ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً لِدُونِ الْأُولَى وَإِنْ قَتَلَهَا فِي الضَّرْبَةِ الثَّالِثَةِ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً لِدُونِ الثَّانِيَةِ
Barangsiapa membunuh cicak pada pukulan pertama, maka ia mendapatkan sekian kebaikan, dan barangsiapa membunuh cicak pada pukulan kedua, maka baginya sekian kebaikan, kurang dari pada yang pertama, dan barangsiapa membunuh cicak pada pukulan ketiga, maka baginya sekian kebaikan, kurang dari pada yang kedua (lih: Riyadhus Shalihin hadist no. 1872)

Hewan Jallalah
Hewan jallah yaitu hewan yang diketahui memakan barang najis, sehingga haram dimakan, haram diminum susunya, dan haram dikendarai.
سنن الترمذي - (ج 6 / ص 498)حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْلِ الْجَلَّالَةِ وَأَلْبَانِهَا
Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam melarang memakan binatang yang makan tahi, dan meminum susunya.
مصنف ابن أبي شيبة - (ج 5 / ص 576) حدثنا أبو بكر قال حدثنا وكيع عن سفيان عن عمرو بن ميمون عن نافع عن ابن عمر أنه كان يحبس الدجاجة الجلالة ثلاثا.
Dari Ibn Umar bahwa dia menahan ayam jallalah selama tiga (hari).

Bagaimana Hukum Meninggalkan Sunnah Nabi

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam telah mengingatkan kita suatu saat ada orang yang meninggalkan Sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam.

سنن أبي داود - (ج 12 / ص 209(حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَنْبَلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ النُّفَيْلِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي النَّضْرِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى أَرِيكَتِهِ يَأْتِيهِ الْأَمْرُ مِنْ أَمْرِي مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُولُ لَا نَدْرِي مَا وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللَّهِ اتَّبَعْنَاهُ
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: Janganlah sekali-kali kudapati seseorang dari kalian bersantai di atas tempat tidurnya lalu ketika dihadapkan kepada sesuatu yang pernah kuperintahkan ataupun kularang, ia berkata: Saya tidak tahu. Apa yang kita dapati dalam kitab Allah, itulah yang kuambil (hadist ini juga diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi hadist no. 2665)

Bagaimana kita sebaiknya
Kewajiban adalah kita tetap taat kepada Rasulullah dan tidak pernah berpaling darinya.
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (٩٢)
Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang (al-Maidah: 92)

Kalau kita mentaati Rasul kita akan mendapatkan rahmat
وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (٥٦)
Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat (an-Nur: 56).
Mengerjakan apa yang diperintahkan Rasul dan Meninggalkan apa yang dilarangnya: Wajib
... وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
... Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya (al-Hasyr: 7)
Bahkan dalam ayat lain, kalau kita mencintai Allah, hendaklah kita mengikuti Rasul. Mengikuti Rasul adalah tanda cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Katakan (wahai Muhammad), kalau kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Rasulullah), Allah akan mencintai kalian, dan memaafkan kalian atas dosa dosa kalian.

Sebenarnya ada banyak hal yang perlu disampaikan dan dipertanyakan baik tentang akidah maupun muamalah dan fiqh. Wallahu a’lam  bish-shawab.
1.       Pernyataan bahwa tidak mungkin orang yang sudah masuk neraka bisa masuk surga
2.       Pernyataan tidak ada syafaat (walaupun dari Rasulullah) sekalipun
3.       Pernyataan tentang emas dan sutra untuk laki-laki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar