Arti Sebuah Nama: Zakat Fithrah ataukah Zakat Fithri
Oleh Abu Muhammad Fakhri Faiz
Bunga Kedelai Benguk di Kisik Kreo Banjararum Kalibawang Kulon Progo DIY
Setiap akhir Ramadhan atau awal syawal dua kata (tepatnya frase) yang sering disebut adalah zakat fitrah dan Idul Fithri. Sebetulnya kata fithrah dan fitri/fithri dalam dua frase tersebut berasal dari kata yang sama.
Misalnya pada dua hadist berikut:
صحيح البخاري - (ج 4 / ص 11) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ قَالَ أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ :كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ
Shahih al-Bukhari (4/11) - ... dari Anas bin Malik, ia berkata: Dahulu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam tidak keluar (ke tanah lapang) pada hari Fithri hingga makan korma
صحيح البخاري - (ج 5 / ص 378) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِزَكَاةِ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ
Shahih al-Bukhari: (5/378) - ... bahwa Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhuma berkata: Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan untuk zakat fithri satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum
Hadist pertama membicarakan hari raya (Idul) Fithri hadist kedua membicarakan zakat fithri (terkenalnya fithrah), dan keduanya menggunakan dua kata yang sama yaitu (الفطر)fithri bukan (الفطرة) fithrah. Sesungguhnya kedua kata tersebut mempunyai dua makna yang jauh berbeda. Tetapi mengapa kita menyebutnya sering berbeda yaitu zakat fithrah dan Idul Fithri. Dari sini mestinya kita konsisten menggunakan kata yang sama yaitu zakat fithri dan Idul Fithri.
Arti Zakat Fithri
Fithri berasal dari kata fathara – yafthuru dst artinya berbuka/makan. Dari kata ini rupanya zakat fithri adalah zakat yang berhubungan dengan ketersediaan bahan makanan bagi fakir miskin untuk disantap pada hari raya (Idul) Fithri. Pada hari adalah hari bersenang-senang dan berpesta setelah berpuasa Ramadhan satu bulan. Seperti tersebut dalam hadist berikut:
سنن أبي داود - (ج 4 / ص 413) حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّمْرَقَنْدِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبُو يَزِيدَ الْخَوْلَانِيُّ وَكَانَ شَيْخَ صِدْقٍ وَكَانَ ابْنُ وَهْبٍ يَرْوِي عَنْهُ حَدَّثَنَا سَيَّارُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ مَحْمُودٌ الصَّدَفِيُّ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ
Sunan Abi Dawud: ... dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Maka barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum sholat, ia menjadi zakat yang diterima dan barangsiapa mengeluarkannya setelah sholat, ia menjadi sedekah biasa.
Dengan adanya zakat fithri diharapkan tidak lagi ada peminta-minta karena tidak tersedianya bahan makan pada hari raya. Barangkali hadist dlaif ini bisa menjadi penjelas keterangan kami.
وَلِابْنِ عَدِيٍّ وَاَلدَّارَقُطْنِيِّ بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ: ( اغْنُوهُمْ عَنِ اَلطَّوَافِ فِي هَذَا اَلْيَوْمِ )
Menurut riwayat Ibnu Adiy dan Daruquthni dengan sanad yang lemah: "Cegahlah mereka agar tidak keliling (untuk minta-minta) pada hari ini (lihat Bulughul Maram karya al-Hafidz Ibn Hajar al-Astqalany hadist no: 649)
Faidah Hadist:
سنن أبي داود - (ج 4 / ص 413) حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّمْرَقَنْدِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبُو يَزِيدَ الْخَوْلَانِيُّ وَكَانَ شَيْخَ صِدْقٍ وَكَانَ ابْنُ وَهْبٍ يَرْوِي عَنْهُ حَدَّثَنَا سَيَّارُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ مَحْمُودٌ الصَّدَفِيُّ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ
Sunan Abi Dawud (4/413): ... dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fithri sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna dan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Maka barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum sholat, ia menjadi zakat yang diterima dan barangsiapa mengeluarkannya setelah sholat, ia menjadi sedekah biasa.
1. Zakat Fithri adalah wajib
2. Guna zakat fithri sebagai
a. pembersih bagi orang yang berpuasa dari perkataan yang tak bermanfaat dan kotor
b. makanan bagi fakir miskin atau orang yang saat itu tak mempunyai persediaan makanan(tidak untuk amil, mukalaf, orang dalam perjalanan dll)
3. Dibayarkan sebelum shalat Idul Fitri dan dengannya fakir miskin akan tercukupi bahan makanan pada hari raya tersebut.
Arti Idul Fithri
Dari uraian di atas maka salah bila kita mengartikan Idul Fithri dengan kembali suci. Karena kata fithri berhubungan dengan ketersediaan makanan sedang sedangkan kata suci dalam bahasa Arabnya bisa berasal dari kata (زكى) zaka atau (فطرة) fithrah dan keduanya berarti bersih atau lepas dari dosa. Maka arti yang tepat untuk Idul Fithri adalah Hari untuk Makan-Makan sesudah sebulan berpuasa Ramadhan. Wallahu a’lam bi shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar