Selasa, 12 April 2011

Ternyata K.H. Ahmad Dahlan Keturunan Syaikh Malik Ibarhim


Riwayat Hidup Pendiri Muhammadiyah
Ternyata K.H. Ahmad Dahlan Keturunan Syaikh Maulana Malik Ibrahim
Oleh Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

K.H. Ahmad Dahlan yang mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 Hijriah yang bertepatan dengan 18 November 1912 di Yogyakarta ternyata keturunan Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Ayahanda beliau adalahseorang alim yang bernama Kyai Haji Abu Bakar bin Kyai Haji Sulaiman, pejabat khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Ibunda beliau adalah putri Haji Ibrahim bin Kyai Haji Hasan, pejabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Dengan mengetahui garis keturunan ini, diketahui bahwa K.H. Ahmad Dahlan adalah anak orang yang berada dan berkedudukan baik dalam masyarakat.

Lahir dan Mangkatnya
Beliau dilahirkan dengan nama kecil Muhammad Darwis, di kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1285 Hijriyah bertepatan dengan tahu 1868 masehi.

Garis Keturunan
Seorang sejarawan, Solichin Salam, dalam bukunya yang berjudul Riwayat KH. Ahmad Dahlan, mengutip pendapat buku silsilah Eyang Abdul Rahman, Ploso Kuning menyebutkan garis keturunan K. H. Ahmad Dahlan sebagai berikut:

Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan)
bin
Kyai Haji Abu bakar
Bin
Kyai Haji Muhammad Sulaiman
Bin
Kyai Murtadho
bin
Kyai Ilyas
bin
Demang Jurang Juru Kapindo
bin
Demag Jurang Juru Sepisan
bin
Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Jatinom Klaten)
bin
Maulana Ainul Yakin
bin
Maulana Ishak
bin
Maulana malik Ibrahim

Istri-Istri Beliau
Solichin Salam juga menyatakan bahwa istri-istri beliau adalah:
1.        Nyai Abdullah, janda dari Haji Abdullah
2.        Nyai Rum, bibi Prof. Abdul Kahar Muzakir, juga termasuk adik Kyai Munawir Krapayak
3.        Nyai Aisyah, adik ajengan penghulu Cianjur
4.        Nyai Sholichah, puteri Kanjeng Penghulu M. Syafii, juga adik Kiyai Yasin dari Pura Pakualaman Yogyakarta
5.        Nyai Walidah (terkenal dengan sebutan Nyai Ahmad Dahlan), putri Kyai Penghulu Haji Fadhil

Putra-Putri Beliau
Bersama Nyai Walidah, Muhammad Darwis atau K.H. Ahmad Dahlan memiliki putra dan putri sebagai berikut:
1.        Johanah
Beliau menjadi istri pertama Haji Hilal
2.        Haji Siraj Dahlan
Beliau menjadi Direkstur Madrasah Mualimin Muhammadiyah di Yogyakarta
3.        Siti Busra
Beliau menjadi istri Haji Isom Ja’far
4.        Siti Aisyah
Beliau menjadi istri kedua Haji Hilal, setelah Johanah meninggal dunia
5.        Zuharah
Beliau menjadi istri haji Masykur di Banjarmasin
6.        Irfan Dahlan
Sayang beliau bergabung dengan gerakan Ahmadiyah Qadian sebagaimana disampaikan oleh A.K. Pringgodigdo dalam bukunya Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, terbitan Dian Rakyat tahun 1977)

Pendidikannya
Semasa kecil tidak memasuki sekolah, karena orang Islam ada masa itu melarang putra-putrinya mengenyam pendidikan pendidikan di sekolah Gubernermen. Sebagai gantinya, ayah beliau, Kyai haji Abu Bakar mendidiknya ilmu tafsir dan hadits, bahasa Arab dan fikih. Beliau juga belajar  kepada selain ayahandanya.
Pada tahun 1890, beliau pergi ke Mekkah dan belajar di sana selama setahun. Pada tahun 1903, Beliau kembali ke Mekkah dan belajar kepada Syaikh Ahmad Chathib. Beliau juga belajar tauhid, tasawuf, ilmu falak dsb. Beliau sangat tertarik kepada Tafsir al-Manar karya Muhammad Abduh.

Guru-Guru Beliau
Diantara guru-guru beliau di Jawa adalah Kyai Hai Muhammad Nur (kakak iparnya), kyai Haji Said, R. Ngabei Wedono Sosrosugondo (ayahanda Ir Suratin), Raden Wedono Dwijosewaja. Ilmu Falak beliau pelajari dari Kyai Haji Dahlan Semarang (menantu Kyai Darat Semarang, dan Yaikh Muhammad Jamil Jambek.

Diskusi dan Debat
Pernah berdebat masalah agama dengan
1.        Pastor Van Drees dan Pastor Van Liest (Katholik)– mengenai masalah ketuhanan di kampung Dagen
2.        Pendeta Domine Bakker (Protestan) di Jetis
3.        Dr. Laberton (Protestan)

Perjuangannya
1.        Tahun 1903 bertemu dengan Rashid Ridla – ide pembaharuan Islam mulai muncul
2.        Sepulang dari Mekkah yang kedua, berdasarkan keahliannya dalam ilmu falaq, beliau berusaha membetulkan arah kiblat masjid
3.        Membangun langgar (masjid kecil) dengan arah kiblat yang benar
4.        Kyai Haji Kamaludiningrat (penghulu saat itu), memerintahkan untuk merusak langgar tersebut.
5.        Bermaksud meninggalkan kota Yogya bersama istrinya (Nyai Ahmad Dahlan), tetapi dicegah oleh kakak iparnya (Kyai Shalih)
6.        Memperbolehkan kaum wanita keluar rumah untuk belajar agama
7.        Berdakwah ke Jawa Timur atau Jawa Barat sambil menemui para ulama dan berdagang batik
8.        Tahun 1909 memasuki Budi Utomo dan memberikan pengajaran agama
9.        Tahun 1910 memasuki Jam’iyat al-Khair – organisasi dakwah yang mempunyai banyak hubungan dengan Arab
10.    Tahun 1911 memasuki Syarikat Islam
11.    Tahun 1911 mendirikan sekolah Muhammadiyah atas permintaan Budi Utomo (dengan bentuk lokal dengan papan tulis, meja dan kursi)
12.    Menjadi pengurus Komite Tentara Kanjeng Muhammad (organisasi di Solo, untuk menghadapi golongan yang menghina Nabi Muhammad
13.    Banyak mendatangi Kweek School di Jetis Yogyakarta, MOSVIA di Magelang
14.    Tahun 1912 mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah

Wallahu a’lam bishshawab

3 komentar:

  1. Berdasarkan Penelitian Genealogy, Silsilah KH. Ahmad Dahlan, melalui Syekh Ibrahim Asmoro bukan Syekh Maulana Malik Ibrahim...

    01. KH. Ahmad Dahlan
    02. KH. Abu Bakar
    03. KH. Muhammad Sulaiman
    04. K. Murtadho
    05. K. Ilyas
    06. Demang Djuru Kapindo
    07. Demang Djuru Kapisan

    08. Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig, semasa dengan Sultan Agung

    09. ?
    10. ?

    11. Sunan Prapen, semasa dengan Sultan Hadiwijaya Pajang

    12. Sunan Dalem Wetan
    13. Sunan Giri
    14. Sunan Maulana Ishaq
    15. Syeikh Ibrahim Asmoro
    16. Syeikh Jamaluddin Akbar

    Silahkan kunjungi :

    Sunan Giri, Pendidik yang Ahli Fiqih
    http://kanzunqalam.wordpress.com/2011/02/11/sunan-giri-pendidik-yang-ahli-fiqih/

    BalasHapus
  2. Tentang Irfan Dahlan menjadi bagian Ahmadiyah, ternyata ini salah besar, dan sudah dibantah oleh keturunan irfan dahlan di thailand

    BalasHapus