Selasa, 19 April 2011

Syafaat


Syafa’at

1.  Menurut Bahasa
Syafaat berarti mengumpulkan sesuatu (menggabungkan sesuatu dengan sejenisnya. Syafaat adalah wasilah (perantara) dan thalab (permintaan).
2.  Menurut Istilah
Syafaat berarti سؤال ا لخير للغير  (meminta kebaikan untuk orang lain). Contohnya adalah doa seseorang untuk saudaranya dan permohonannya kepada Allah agar Allah menuntun saudaranya dalam kebenaran. Sayid Sabiq mengartikannya dengan memohonkan kepada Allah untuk kebaikan para manusia di akhirat.
Siapa Pemilik Syafaat
Syafaat itu hanya milik Allah sem ata seperti dalam surat az-Zumar(39) : 44:
 قل لله الشفعة جميعا
Katakanlah : Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya..

Bagi Siapa Syafaat itu 

1.  Syafaat itu bagi orang beriman yang mentauhidkan Allah dan bukan bagi orang-orang yang mengerjakan syirik. Seperti dalam hadist riwayat Bukhari disebutkan bahwa Abu Harairah bertanya kepada Nabi saw ”Siapa orang yang paling beruntung mendapatkan syafaat darimu?” Beliau menjawab,”Yaitu orang-orang yang bersaksi bahwa tiada Ilah/Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah, dengan persaksian yang tulus.

       Atau HR Muslim dan Tirmidzi berikut:
لِكُلِّ نَبِيِّ دَعوَةٌ مُستَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ  نَبِيِّ دَعْوَتُهُ وَإِنِّيْ ا جْتَبَأْتُ  دَعْوَتِيْ شَفَاَعَةً لأُمَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ . فَهِيَ نَائِلَةُ إِنْ شَاءَ  الله مِنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لاَ يُشرَكَ بِاللهِ شَيْئًا    
Bagi setiap Nabi (tersedia) baginya satu doa mustajab (pasti dikabulkan oleh Allah swt). Maka semua nabi telah menyegerakan permintaannya, kecuali aku. Sebab aku masih menyimpan permintaanku itu agar menjadi syafaat untuk umatku, kelak pada hari kiamat. Maka syafaatku itu insyaallah mencapai siapa saja dari umatku yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan apapun selain-Nya . (Shahih al-Jami’: 5176)
2.  Syafaat itu bagi orang-orang yang diridlai Allah swt untuk menerima syafaat-Nya, seperti firman Allah dalam al-Anbiya (21):28.     
 وَلاَ يَشْفَعُونَ إِلاَ لِمَنِ ارتَضَي
Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridlai (Allah)”.
Sedangkan bagi orang yang bukan ahli tauhid dan melakukan syirik kepada-Nya, mereka tidak berhak mendapatkan syafaat Allah. Karena Allah tidak mengampuni dosa syirik tetapi mengampuni dosa-osa lainnya.

إِن الله لاَ يَغفِرُ أَن يُشرَكَ بِهِ ~ وَيَغفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ 

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni segala dosa selain darinya itu bagi siapa yang dikehendaki (an-Nisa: 48)

Siapa Yang Bisa Memberi Syafaat

Mereka yang dapat memberi syafaat  adalah orang-orang yang Allah ridlai untuk memberi syafaat. Seperti firman-Nya dalam surat Thaha(20):109:
يَومَئِذٍ لاتَنفَعُ الشفَعَةُ إِلا مَن أَذِنَ لَهُ الرَحمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلا
Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridlai perkataanya
Mereka itu adalah Nabi Muhammad saw, para nabi, para malaikat dan orang-orang shalih yang akan memberikan syafaatnya. (lihat shahih Bukari IX/185-191, dan Shahih Muslim I/179-184).
Macam-macam Syafaat
1.    Syafaat Agung (syafaat Uzhma) khusus milik Nabi Muhammad saw, yaitu permohonan oleh Nabi Muhammad  kepada Allah Ta’ala agar segera diadakan putusan dan pentapan antara seluruh makhluk, agar mereka dapat berhenti dari kesengsaraan dan penderitaan yang diderita di padang Mashar, tempat mereka berkumpul,  seperti yang diceritakan dalam hadist riwayat Muslim.
Pada hari kiamat manusia menghadapi tekanan dan bencana yang besar, sebagian dari mereka berkata kepada yang lainnya, ”Carilah syafaat bagi kita di sisi Allah”.
Mereka menghampiri Adam as, bapak semua manusia, sambil menyebut kemuliaanya - Allah menciptakannya dengan tangan-Nya, para malaikat sujud kepadanya dll, tetapi Adam as merasa keberatan karena beliau pernah durhaka kepada-Nya dengan makan buah yang dilarang-Nya.
Kemudian mereka menghapiri Nuh as dengan mengatakan kemulian-kemuliaanya - Beliau rasul pertama kali yang Allah utus di muka bumi, Nuh as menolak karena ia pernah meminta kepada Allah tanpa dilandasi pengetahuan (lih.Hud:45).
Kemudian menghampiri Ibrahim as - sebagai khalilullah (kekasih Allah), tetapi Ibrahim as menolak karena pernah melakukan kesalahan tiga kali.
Lalu mereka menghampiri Musa as, iapun keberatan karena pernah membunuh jiwa yang tidak diperintah untuk dibunuh (orang Qibthi), lalu mereka menghampiri Isa-kalamullah, tetapi ia menolak karena ada orang yang kedudukannya lebih tinggi dari dia, sambil berkata “Temuilah Muhammad  seorang hamba yang dosa terdahulu dan yang akan datang telah diampuni.
Mereka mendatangi Muhammad, lalu Beliau meminta syafaat kepada Allah, agar menenangkan manusia pada saat itu. (lihat HR. Bukhari IX/179  dan HR Muslim I/180-187).
2. Syafaat untuk penghuni surga agar dapat memasukinya. Karena setelah mereka menyeberangi ash-shirath dan tiba di depan surga, mereka mendapati pintunya tertutup.  Lalu Muhammad saw memohon syafaat kepada Allah swt untuk membukanya. Sebagaimana riwayat Muslim dari Anas bin Malik ra dia berkata bahwa Rasullullah saw bersabda:
أَنَا أَوَّلَ النَّاسِ يَشْفَعُ فِي الْجَنَّةِ وَ أَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا       
Aku adalah orang pertama yang memberi syafaat untuk masuk surga dan aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya. (lihat HR Bukhari I/188).
3. Syafaat untuk orang-orang yang jumlah kebaikannya sama dengan dosanya supaya bisa masuk surga (lihat QS al-A’raf : 46-49).
4. Syafaat untuk mengangkat ahli surga di atas yang semestinya.
5. Syafaat untuk orang-orang yang sudah diputuskan masuk neraka supaya tidak masuk neraka.
6. Syafaat untuk orang-orang agar bisa masuk surga tanpa dihisab (lihat Bukhari VIII/140 dan Muslim I/197-198). Allah juga berfirman 
أُدْخِلِ الْجَنَّةَ مِن أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ الْبِابِ الأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ   
Masukkanlah ke surga dari umatmu orang-orang yang tidak dihisab dari pintu kanan dari pintu-pintu surga (HR Muslim: I/185-186). Dan hal itu terjadi setelah ada syafaat
7. Syafaat untuk mengeluarkan orang-orang Islam yang berdosa yang telah masuk neraka agar dikeluarkan darinya. Sebagaimana diterangkan dalam hadist-hadist mutawatir. Syafaat ini umum; berkali-kali dilakukan oleh Rasulullah saw, juga malaikat dan para nabi, serta orang-orang mukmin juga akan memberikan syafaat. .(Lihat Shahih al-Bukhari IX/185-191 dan Shahih Muslim I/179-184).
يَخرج قوم من النار بشفعة محمد صلي الله عليه و السلام يدخلون الجنة ويسنون الجهنميين 
Akan ada sekelmpok orang yang keluar dari neraka dengan syafaat Muhammad saw lalu mereka masuk surga. Mereka ini disebut al-jahanamiyun (yakni orang-orang yang diselamatkan dari jahanam (HR Bukhari, Ahmad, Abu Daud, lih. Shahih al-Jami’ash-shaghir no. 8055).
Syafaat Rasul  untuk meringankan siksa pamannya, Abu Thalib. Syafaat Beliau  tidak membuatnya keluar dari neraka karena ia meninggal dalam keadaan musyrik.
لَعَّلّهُ تَنْفَعُهُ شَفَاعَتِي يَومَ القِيَامَةِ فَيُجْعَلُ فِي ضَحْضَاحِ مِن نَارِ يَغْلِي مِنهُ دِمَاغُهُ  
Mudah-mudahan syafaatku akan menolongnya (Abu Thalib) pada hari kiamat, kemudian ia ditempatkan di dhahdhah dari neraka yang membuat otaknya mendidih. (HR Bukhari VIII/144 dan  Muslim 1/195)
 Yang Dapat Memberikan Syafaat selain Rasulullah dan Para malaikat
Orang iman yang mendoakan orang iman lainnya. Misalnya anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya, kalau Allah mengizinkan dan mengabulkan doanya, maka Allah pun akan mencintai orang tuanya seperti orang tua mengasihinya diwaktu kecil.
Demikian juga orang yang melakukan sholat jenazah. Seperti HR Muslim dari Ibn Abbas ra bahwa dia mendengar Nabi saw bersabda,
وعن ابن عباس رضي الله قال سمعت النبي صلي الله عليه وسلام : يقول رجل مسلم يموت ,فيقوم علي جنازته أربعون رجلا لا يشركون بالله شيئا إلا شفعهم الله فيه  
Jika ada seseorang Muslim meninggal, lalu ada empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah sholat atas jenazahnya niscaya Allah akan memberikan syafaat untuknya (lihat Bulughul Maram hadist no. 581)
Para suhada pun dapat memberikan syafaat seperti hadist berikut:
يَشْفَعُ الشهيد في سَبعِينَ مِن أَهلِ بَيتِهِ
Akan memberi syafaat seorang syuhada untuk tujuh puluh orang dari keluarganya. (HR. Abu Daud dari Abu Darda’ Shahih al-Jami’ash-shaghir no: 8093). Dan masih ada contoh-contoh yang lain.
 Maraji:
1.         ’Aqidah al-Islamiyah, Sayyid Sabiq ,
2.         Bulughul Maram, Ibn Hajar al-Atsqalani
3.         At-Tauhid li ash-Shafi ats-Tsani al-‘Ali, Dr. Shalih   bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan
4.         222 Su’aal wa Jawaab fi al-‘Aqidah al-Islamiyah, Syaikh Hafizh bin Ahmad Hakami
5.         Al-Qaul al-Mufid ‘ala Kitab al-Tauhid, Shaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
6.         Kaifa Nata’amalu ma’a as-Sunah an-Nabawiyyah. Dr. Yusuf Qardhawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar