Jumat, 27 April 2012

Jangan suka mengubah batas tanah

Empat Orang yang Dilaknat oleh Allah subhanahu wa ta'ala
oleh: Uswatun Nurwidati


Teks Hadist
Hadist riwayat Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, bab 8 no. 17, Muslim dalam kitab Shahih no. 3657, 3658, 3659, an-Nasai dalam Kitab Sunan no, 4346, dan Ahmad dalam Musnad.
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam bersabda:
 لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ الله، و لَعَنَ اللهُ مَنْ سَبَّ وَالِدَيهِ، و لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ اْلأَرْضِ، و لَعَنَ اللهُ مَنْ أَوَى مُحْدِثَا

لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ الله
Allah melaknat orang yeng menyembelih untuk selain Allah
Seperti dikenal oleh masyarakat luas, banyak saudara kita sering menyembelih hewan yang ditujukan kepada selain Allah. Seperti halnya orang menyembelih binatang yang ditujukan kepada jin atau penunggu laut selatan seperti yang dilakukan saudara-saudara kita di wilayah pantai, atau menyembelih kambing bagi jin (atau) penunggu sungai seperti yang dilakukan oleh orang yang membangun jembatan agar pekerjaan berjalan lancar. Sungguh itu adalah bentuk ibadah mereka kepada sesembahan selain Allah. Sungguh itu adalah bentuk kesyirikan. Sungguh perbuatan-perbuatan yang demikian termasuk perbuatan yang dilaknat Allah subhanahu wa ta'ala.

و لَعَنَ اللهُ مَنْ سَبَّ وَالِدَيهِ
Dan Allah melaknat orang-orang yang yang mencela kedua orang tuannya.

Kewajiban kita terhadap kedua orang tua kita adalah berbakti dan mendoakan mereka serta menjaga hak-hak dan tidak meremehkannya.
Ada tindakan-tindakan yang sering tidak kita sadari, kita secara tidak langsung mencaci maki kedua orang tua kita. Nabi shalalahu 'alaihi wa salam pernah bersabda: "Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki kedua orang tuanya." Para sahabat radliallahu anhum bertanya, "Bagaimana seseorang bisa mencaci-maki kedua orang tuanya?" maka beliau shalallahu 'alaihi wa salam menjawab. "Dia mencaci maki ayah orang lain, lalu orang lain itu mencaci maki kembali orang tuanya."

و لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ اْلأَرْضِ
Allah melaknat orang yang mengubah tanda batas tanah orang lain.

Ini hanyalah satu yang dilaknat Allah subhanahu wa ta'ala. Jika melanggar hak orang lain berkaitan dengan masalah dunia saja mengakibatkan terlaknat, maka bagaimana kalau pelanggaran tersebut berkaitan dengan hak yang lebih besar dari sekedar batas tanah? Seperti menggunjing, mengadu domba, berdusta atas namanya.

و لَعَنَ اللهُ مَنْ أَوَى مُحْدِثا
 Allah melaknat orang yang melindung muhdistan

Muhdistan adalah oarng yang mengada-adakan hal baru dalam agama (bid'ah) dan yang mengubah sunnah nabi shalallahu 'alaihi wa salam.
 
Agama kita ini telah sempurna dan tidak sepantasnya sebagian kita menambah, mengurangi, mengubah seluruh atau sebagian darinya. Hendaknya kita dalam beribadah – selalu berdasar kepada al-Quran dan sunnah rasulullah shalallhu 'alaihi wa salam melalui hadist-hadist shahih dan melalui pemahaman para sahabat beliau radhiallahu 'anhum. Janganlah di antara kita mengamalkan sesuatu ibadah yang tidak ada contoh, perintah dan petunjuk dari beliau shalallhu 'alaihi wa salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar