Berbicara yang Baik-Baik Saja
oleh: Uswatun Nurwidati
مَنْ
كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ
الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ
السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُور [فاطر/10]
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka milik
Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang
baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan
kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.
Inti
ayat ini adalah
Pertama:
Allah lak yang memiliki segala kemuliaan dan asal kemuliaan itu dari Allah
subhanahu wa ta’ala.
Kedua:
Bila kita menghendaki kemuliaan, hendaknya kita hanya minta kepada Allah
subhanahu wa ta’ala
Ketiga:
Kemuliaan seseorang dapat dicapai dengan berbicara, bertutur kata, bertegur
sapa dengan cara yang baik, yaitu yang sesuai dengan syariat agama, yang tidak
menyakiti hati orang lain, yang jujur, yang sesuai dengan tempat dan waktunya.
Kemuliaan
seesorang dapat dicapai dengan amalan shalih, perbuatan yang baik,
Keempat:
Kejahatan termasuk di dalam perkataan yang tidak baik dan amalan yang tidak
sesuai dengan kaidah agama.
Umat
Islam hendaknya selalu bertutur kata yang baik dan menjauhi perkataan yang tak
baik.
Diantara
contoh perkataan yang tidak baik adalah menggunjing.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ
أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ [الحجرات/12]
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Ayat ini menegaskan:
Pertama:
Kita diperintah oleh Allah untuk tidak mudah berprasangka buru
Kedua:
Kita dilarang mencari-cari keburukan orang lain
Ketiga:
Kita dilarang menggunjing satu sama lainnya
Keempat:
Allah memberikan menggunjing sama dengan memakan daging saudaranya yang sudah
mati. Sesuatu yang sangat menjijikkan
Kelima:
Kita diperintah untuk selalu bertakwa kepada Allah
سنن
الترمذي - (ج 7 / ص 178)حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قِيلَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْغِيبَةُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قَالَ
أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ
فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Sunan
at-Tirmidzi (7/178) – Qutaibah menceritakan kepada kami, ‘Abdul ‘Aziz bin
Muhammad menceritakan kepada kami dari al-‘Alai bin Abdir-Rahman dari ayahnya
dari Abi Hurairah, ia berkata, “
Dikatakan,
“Wahai Rasulullah, apakah ghibah (menggunjing) itu?” Rasulullah
menjawab, “Engkau membicarakan saudaramu yang ia membencinya.” (Salah
seorang) berkata, “Kalau pembicaraan itu seperti yang aku katakan?” Rasulullah
menjawab, “Jika yang dikatakan itu seperti yang aku katakan, maka sungguh
engkau ghibah (menggunjing), dan jika pembicaraannya tidak seperti yang
engkau katakan, maka sungguh engkau telah berdusta.””
أقول
قولي هذا و أستغفر الله لي ولكم إنه الغفور الرحيم
Contoh
perkataan yang tak baik lainnya adalah menuduh seseorang kafir.
صحيح
البخاري - (ج 18 / ص 476)حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ
عَنْ الْحُسَيْنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ
يَعْمَرَ أَنَّ أَبَا الْأَسْوَدِ الدِّيلِيَّ حَدَّثَهُ
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلًا بِالْفُسُوقِ وَلَا
يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ
كَذَلِكَ
Dari
Abi Hurairah Radliallahu ‘anhu, bahwa ia mendengar Nabi shalallahu ‘alaihi wa
salam bersabda, “Janganlah seseorang menuduh orang lain dengan kefasikan
ataupun kekufuran, karena tuduhannya akan kembali kepada dirinya jka orang yang
dituduh tidak seperti yang ia tuduhkan.”
Hadist
ini menegaskan bahwa kita bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
mengingatkan kita bahwa kita janganlah mudah mengatakan kafir atau munafik
kepada orang lain. Kalau ternyata yang kita tuduh ternyata tidak kafir atau
munafik seperti yang dituduhkan, maka tuduhan kafir atau munafik akan mengenai
yang menuduh. Kita selalu minta kepada Allah agar kita selalu bisa berkata, bertutur
kata, berbicara yang baik-baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar