Senin, 05 Maret 2012

Kedudukan Hadist: Surat Yasin Adalah Jantungnya al-Quran

Kedudukan Hadist: Surat Yasin Adalah Jantungnya al-Quran
Oleh: Sugiyanta Purwosumarto, S.Ag, M.Pd

Teks Hadist
سنن الترمذي - (ج 10 / ص 121)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَسُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ قَالَا حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الرُّؤَاسِيُّ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ هَارُونَ أَبِي مُحَمَّدٍ عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس وَمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ
Sunan at-Tirmidzi (10/121)
Telah menyampaikan kepada kami Qutaibah, dan Sufyan bin Waki’, mereka berkata: “Telah mengabarkan kepada kami Humaid bin ar-Rahman ar-Ru’asiy dan al-Hasan bin Shalih dari Harun Abi Muhammad dari Muqatil bin Hayyan dari Qatadah dari Anas, Anas berkata: “ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Sesungguhnya segala sesuatu memiliki jantung (hati), dan dan jantung al-Quran adalah surat Yasin. Barangsiapa membacacanya (sekali saja) maka dia seakan membaca al-Quran sepuluh kali.

Perawi Hadist
Hadist di atas diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Imam ad-Darimi. Dan hadist di atas dengan lafadh Imam at-Tirmidzi dalam kitab Sunan-nya.

Jalur Hadist:
Imam at-Tirmidzi – Qutaibah dan Sufyan bin Waki’ – Humaid bin ar-Rahman ar-Ru’asiy dan al-Hasan bin Shalih – Harun Abi Muhammad – Muqatil bin Hayyan – Qatadah – Anas – Rasulullah

Penilaian Imam at-tirmidzi terhadap hadist ini:
1.      Menurut Imam at-Tirmidzi
Hadist ini gharib dan dan tidak diketahui ada hadist ini kecuali dai Humaid bin Abd ar-Rahman. Dan tidak diketahui dari hadist milik Qatadah kecuali dengan wajah (sanad) ini dan Harun Abu Muhammad adalah orang yang majhul (tidak dikenal).
2.      Menurut Ahmad bin Sa’id ad-Darimi
 ... Qutaibah dari Humaid bin Abd ar-Rahman dengan hadist ini dan dalam bab dari Abu Bakr ash-Shiddiq .... dan sanadnya dlaif (lemah) demikian juga hadist dari Abu Hurairah

Menurut keduanya hadist ini melalui Harun Abu Muhammad yang dianggap majhul (tak dikenal) yang berarti hadist yang dikeluarkannya tidak dianggap dalam ilmu hadist. Ad-Darimi mengatakan hadist ini dhaif. Bahkan Imam Abu hatim dalam kitab al-‘Ilal dikatakan sebagai hadist batil karena harun Abu Muhammad adalah pendusta.

Kedudukan Hadist
Menurut pendapat di atas dapat dikatakan hadist di atas bathil atau setidaknya dhaif dengan cacat pada Harun Abu Muhamad yang dianggap sebagai pendusta.
Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar