Katakan ‘Allahu A’lam, Bila Memang Tidak Tahu
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Merapi
Teks Hadist
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
كَثِيرٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا مَنْصُورٌ وَالْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي
الضُّحَى عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَبَيْنَمَا رَجُلٌ يُحَدِّثُ فِي كِنْدَةَ فَقَالَ
يَجِيءُ دُخَانٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَأْخُذُ بِأَسْمَاعِ الْمُنَافِقِينَ
وَأَبْصَارِهِمْ يَأْخُذُ الْمُؤْمِنَ كَهَيْئَةِ الزُّكَامِ فَفَزِعْنَا
فَأَتَيْتُ ابْنَ مَسْعُودٍ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَغَضِبَ فَجَلَسَ فَقَالَ مَنْ
عَلِمَ فَلْيَقُلْ وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلْ اللَّهُ أَعْلَمُ فَإِنَّ مِنْ
الْعِلْمِ أَنْ يَقُولَ لِمَا لَا يَعْلَمُ لَا أَعْلَمُ فَإِنَّ اللَّهَ قَالَ
لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ
أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنْ الْمُتَكَلِّفِينَ {
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir Telah
menceritakan kepada kami Sufyan Telah menceritakan kepada kami Manshur dan Al
'Amasy dari Abu Dluha dari Masruq dia berkata; Ketika ada seorang laki-laki
berpidato di depan suku Kindah seraya berkata; Pada hari kiamat kabut akan
menghalangi pendengaran dan pandangan orang-orang munafik, dan orang-orang
Mukmin akan diserang hawa dingin. Maka dengan marah Ibnu Mas'ud yang tadinya sedang bersandar, merubah posisinya dan duduk lalu
berkata; Orang yang mengetahui sesuatu hendaklah ia mengatakan apa yang
diketahuinya. Tetapi jika tidak tahu hendaklah ia mengatakan: Allahu 'A'lam.
Karena termasuk dari Ilmu adalah mengatakan Allahu A'lam terhadap sesuatu yang
tidak diketahuinya. Sesungguhnya Allah berfirman kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam: Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah
sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang
mengada-ada." (Shaad: 86).
Takhrij Hadist
Hadist
ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad, Imam Tirmidzi,
Imam ad-Darimi, Ibn Hibban, Imam al-Baihaqi, Ibn Abd al-Bar, dan teks hadist di
atas adalah lafadz dari Imam al-Bukhari dalam Shahihnya Bab Tafsir al-Quran
hadist nomor 4401.
Faedah
Hadist
1.
Masruq seorang tabi’in menceritakan bahwa pada suatu saat ada seseorang
sedang khubah di depan khalayak tentang susuatu yang akan terjadi pada hari
Kiamat nanti. Dan isi khubah tersebut diragukan kebenarannya
2.
Ibn Mas’ud radliallahu ‘anhu (seorang shahabat) mengetahui bahwa yang
disampaikan tersebut tidak benar. Artinya yang melakukan khutbah tidak tahu apa
yang akan terjadi pada hari kiamat tersebut
3.
Ibn Mas’ud mengatakan bahwa sebaiknya yang disampaikan adalah sesuatu
yang diketahuinya saja, bila tidak diketahui sebaiknya mengatakan Allahu A’lam
(Allahlah yang paling Mengetahui)
4.
Bahwa dalam berdakwah, kita harus dengan kejujuran dan tidak dengan
kebohongan, dan tidak perlu mengada-adakan sesuatu (yang memang kita tidak
mengetahui dalil-dalilnya.
Perkataan
Ulama
Syaikh
Salim bin ‘Id al-Hillali hafidzullah mengatakan, “Jika seseorang ditanya
tentang sesuatu yang tidak ia ketahui maka katakanlah “saya tidak tahu”. Hal
ini tak berarti akan menurunkan derajat
seseorang. Justru hal ini menunjukkan kehati-hatiannya dalam agama. Maka
hendaklah kita selalu ingat bahwa perkataan Allahu A’lam termasuk kesempurnaan
agama seseorang, karena para malaikat yang dekat dengan Allah saja tidak merasa
malu mengatakannya ketika Allah bertanya kepada mereka (lih. Hilyatul Alim
Mua’alim wa Bulghatuthalib al-Muta’alim hal 58-61)
Tulisan
ini banyak mengambil manfaat dari Majalal al-Furqan (106-Edisi 02 th. Ke 10
1431/2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar