TOPO MBISU MENGELILINGI BENTENG KERATON?
MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM
Oleh Sugiyanta, S.Ag,
M.Pd
Bulan Muharram dalam kejawen sering disebut
bulan suro. Kata suro berasal dari kata bahasa Arab ‘asyura. Dan
kata ini disebut juga dalam hadist Nabi.
Di berbagai tempat di Indonesia ini ada beberapa
ritual yang dilaksanakan guna menyambut datangnya bulan Muharram atau Sura. Di
daerah Yogyakarta sendiri ada beberapa ritual dan salah satunya adalah
mengelilingi benteng keraton Yogyakarta.
Ini dilaksanakan malam tanggal 1 syuro. Dalam ritual
ini orang-orang berjalan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta, sambil tapa
mbisu yaitu tidak berbicara selama berjalan mengililingi benteng. Penulis
tidak tahu tujuan kegiatan ritual ini, tetapi setidaknya mereka mencari berkah.
Kaum muslimin selayaknya tidak melakukan hal ini,
karena hanya Allah-lah yang memberikan rejeki, barokah, harta, hidup, mati,
makan dan apa saja yang kita butuhkan.
Allah berfirman
قُلِ اللَّهُمَّ
مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ
تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ
اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ
مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ
بِغَيْرِ حِسَابٍ [آل عمران/26، 27]
Katakanlah: "Wahai Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki, di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang
dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang
mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup dan Engkau beri rezki
siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
Maka sepantasnyalah kita berdoa dan meminta kepada Allah semata,
dengan cara yang dibenarkan agama. Bukankah Rasulullah telah memberi contoh dan
menerangkan.
Dan mengelilingi (thawaf) sesuatu dalam rangka ibadah seperti
permohonan untuk mendapatkan berkah atau ngalap berkah dari keraton dilarang
oleh agama Islam. Islam hanya membolehkan berthawaf/mengelilingi Ka’bah di
Makkah al-Mukaromah saja, adapun thawaf kepada yang lain tidak diijinkan.
Allah berfirman:
ثُمَّ
لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ [الحج/29]
Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang
ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka
dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu
(Baitullah).
Barangsiapa melakukan thawaf sekeliling beteng
keraton, kubur, makam nabi atau orang-orang shalih, atau selainnya, maka ia telah
melakukan ibadah bukan pada tempatnya, dan melakukan peruatan yang tidak
diijinkan oleh Allah. Karena itu, para ulama bersepakat bahwa thawaf di
sekililing selain Ka’bah dengan niat untuk mengagungkan adalah syirik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar