Kamis, 08 November 2012

TOPO MBISU MENGELILINGI BENTENG KERATON?

TOPO MBISU MENGELILINGI BENTENG KERATON?
MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM
Oleh Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

Bulan Muharram dalam kejawen sering disebut bulan suro. Kata suro berasal dari kata bahasa Arab ‘asyura. Dan kata ini disebut juga dalam hadist Nabi.
Di berbagai tempat di Indonesia ini ada beberapa ritual yang dilaksanakan guna menyambut datangnya bulan Muharram atau Sura. Di daerah Yogyakarta sendiri ada beberapa ritual dan salah satunya adalah mengelilingi benteng keraton Yogyakarta.
Ini dilaksanakan malam tanggal 1 syuro. Dalam ritual ini orang-orang berjalan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta, sambil tapa mbisu yaitu tidak berbicara selama berjalan mengililingi benteng. Penulis tidak tahu tujuan kegiatan ritual ini, tetapi setidaknya mereka mencari berkah.
Kaum muslimin selayaknya tidak melakukan hal ini, karena hanya Allah-lah yang memberikan rejeki, barokah, harta, hidup, mati, makan dan apa saja yang kita butuhkan.
Allah berfirman
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ  [آل عمران/26، 27]
Katakanlah: "Wahai Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki, di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
Maka sepantasnyalah kita berdoa dan meminta kepada Allah semata, dengan cara yang dibenarkan agama. Bukankah Rasulullah telah memberi contoh dan menerangkan.
Dan mengelilingi (thawaf) sesuatu dalam rangka ibadah seperti permohonan untuk mendapatkan berkah atau ngalap berkah dari keraton dilarang oleh agama Islam. Islam hanya membolehkan berthawaf/mengelilingi Ka’bah di Makkah al-Mukaromah saja, adapun thawaf kepada yang lain tidak diijinkan.
Allah berfirman:
ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ [الحج/29]
Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).
Barangsiapa melakukan thawaf sekeliling beteng keraton, kubur, makam nabi atau orang-orang shalih, atau selainnya, maka ia telah melakukan ibadah bukan pada tempatnya, dan melakukan peruatan yang tidak diijinkan oleh Allah. Karena itu, para ulama bersepakat bahwa thawaf di sekililing selain Ka’bah dengan niat untuk mengagungkan adalah syirik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar