Senin, 05 November 2012

ABU BAKAR = AL-JIBTU, UMAR = ATH-THAGHUT PRINSIP-PRINSIP DASAR AJARAN SYIAH IMAMIYAH (Bag. Ke-3)

ABU BAKAR = AL-JIBTU, UMAR = ATH-THAGHUT
PRINSIP-PRINSIP DASAR AJARAN SYIAH IMAMIYAH (Bag. Ke-3)
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

Kaum Syiah Immamiyah selalu mengutuk sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq, ‘Umar bin Khaththab, ‘Utsman bin Affan radliallhu ‘anhum dan setiap orang yang menjadi penguasa dalam sejarah Islam selain ‘Ali bin Abi Thalib radliallahu ‘anhu. Kaum Syiah telah berdusta atas Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa, bahwa beliau telah membenarkan para pengikutnya menjuluki Abu Bakar ash-Shidiq dan Umar bin Khaththab dengan sebutan al-Jibtu dan at-Tahghut. Al-Jibtu dan at-Tahghut adalah segala sesuatu yang disembah atau diibadahi atau menjadikan manusia menyeleweng dari agama Allah ta’ala.
Ayatullah al-Mamaqany, menulis kitab tanqih al-Maqal fi Ahwal ar-Rijal (1/207), ini dapat dilihat pada cetakan Pustaka al-Murtadhowiyyah, Najef, tahun 1352 H. Ia menyebutkan kisah yang disampaikan oleh Muhammad Idris al-Hilli dalam as-Sara’ir dan juga Masa’il ar-Rijal wa Mukatabatihim dari Maulana Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa tentang pertanyaan Muhammad bin Ali bin ‘Isa, ia berkata, “Aku menulis surat kepadanya perihal seorang yang memusuhi keluarga Nabi, ketika mengujinya, apakah perlu menanyakan hal-hal lain atau hanya cukup menanyakan sipapnya yang lebih mendahulukan al-Jibt dan ath-Thaghut?”
Maksudnya ia mendahulukan dua orang pemimpin dan sekaligus dua sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan dua pembantu kepercayaan beliau, yaitu Abu Bakar dan ‘Umar.
Kemudian jawabannya adalah, “Barangsiapa yang meyakini hal ini, maka ia adalah seorang yang memusuhi keluarga Nabi.”
Maksudnya adalah: cukup bagi bagi seseorang untuk disebut sebagai seorang yang memusuhi kelarga Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam, bila ia mendahulukan Abu Bakar dan ‘Umar dibanding taat kepada ‘Ali bin Abi Thalib dan meyakini keabsahan kepemimpinan mereka berdua.
Kata-kata al-Jibtu dan at-Taghut selalu digunakan Syiah dalam bacaan doa mereka yang disebut dengan “Doa Dua Berhala Quraisy”. Dan yang mereka maksud dua berhala tersebut, al-Jibtu dan ath-Thaghut adalah Abu Bakar ash-Shidik dan ‘Umar bin Khaththab al-Faruq radliallahu ‘anhuma. Doa ini disebutkan dalam kitab kaum Syiah yang berjudul Mafatihul Jinan hal. 114.
Bunyi doa tersebut adalah, “Ya Allah, limpakanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan kutuklah dua berhala, dua sesembahan, dua tukang sihir Quraisy dan kedua anak mereka.” Abu Bakar ash-Shidik dan ‘Umar bin Khaththab al-Faruq radliallahu ‘anhuma disebut sebagai dua sesembahan, dua berhala, dua tukang sihir. Dan kejam lagi saat istri-istri Rasulullah, yaitu ‘Aisyah binti Abi Bakar dan Hafshah binti ‘Umar bin Khaththab pun ikut dilaknat.

(Disarikan dari Mungkinkah Syi’ah dan Sunnah Bersatu? (Judul Asli: al-Khuthuth al’Aridhah lil ‘Usus allati Qama ‘Aliha Din asy-Syi’ah al-Imamiyah al-Itsna ‘Asyariyah),   Karya Syaikh Muhibuddin al-Khatib, Pustaka Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar