ABU BAKAR = AL-JIBTU, UMAR = ATH-THAGHUT
PRINSIP-PRINSIP DASAR AJARAN SYIAH IMAMIYAH (Bag. Ke-3)
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Kaum
Syiah Immamiyah selalu mengutuk sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq, ‘Umar bin
Khaththab, ‘Utsman bin Affan radliallhu ‘anhum dan setiap orang yang menjadi
penguasa dalam sejarah Islam selain ‘Ali bin Abi Thalib radliallahu ‘anhu. Kaum
Syiah telah berdusta atas Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa, bahwa
beliau telah membenarkan para pengikutnya menjuluki Abu Bakar ash-Shidiq dan
Umar bin Khaththab dengan sebutan al-Jibtu dan at-Tahghut. Al-Jibtu
dan at-Tahghut adalah segala sesuatu yang disembah atau diibadahi atau
menjadikan manusia menyeleweng dari agama Allah ta’ala.
Ayatullah
al-Mamaqany, menulis kitab tanqih al-Maqal fi Ahwal ar-Rijal (1/207),
ini dapat dilihat pada cetakan Pustaka al-Murtadhowiyyah, Najef, tahun 1352 H.
Ia menyebutkan kisah yang disampaikan oleh Muhammad Idris al-Hilli dalam
as-Sara’ir dan juga Masa’il ar-Rijal wa Mukatabatihim dari Maulana Abu al-Hasan
Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa tentang pertanyaan Muhammad bin Ali bin ‘Isa,
ia berkata, “Aku menulis surat kepadanya perihal seorang yang memusuhi keluarga
Nabi, ketika mengujinya, apakah perlu menanyakan hal-hal lain atau hanya cukup
menanyakan sipapnya yang lebih mendahulukan al-Jibt dan ath-Thaghut?”
Maksudnya
ia mendahulukan dua orang pemimpin dan sekaligus dua sahabat Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa salam dan dua pembantu kepercayaan beliau, yaitu Abu
Bakar dan ‘Umar.
Kemudian
jawabannya adalah, “Barangsiapa yang meyakini hal ini, maka ia adalah seorang
yang memusuhi keluarga Nabi.”
Maksudnya
adalah: cukup bagi bagi seseorang untuk disebut sebagai seorang yang memusuhi
kelarga Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam, bila ia mendahulukan Abu Bakar dan ‘Umar
dibanding taat kepada ‘Ali bin Abi Thalib dan meyakini keabsahan kepemimpinan
mereka berdua.
Kata-kata
al-Jibtu dan at-Taghut selalu digunakan Syiah dalam bacaan doa mereka yang
disebut dengan “Doa Dua Berhala Quraisy”. Dan yang mereka maksud dua berhala
tersebut, al-Jibtu dan ath-Thaghut adalah Abu Bakar ash-Shidik dan ‘Umar bin
Khaththab al-Faruq radliallahu ‘anhuma. Doa ini disebutkan dalam kitab kaum
Syiah yang berjudul Mafatihul Jinan hal. 114.
Bunyi
doa tersebut adalah, “Ya Allah, limpakanlah shalawat kepada Muhammad dan
keluarga Muhammad, dan kutuklah dua berhala, dua sesembahan, dua tukang sihir
Quraisy dan kedua anak mereka.” Abu Bakar ash-Shidik dan ‘Umar bin
Khaththab al-Faruq radliallahu ‘anhuma disebut sebagai dua sesembahan, dua
berhala, dua tukang sihir. Dan kejam lagi saat istri-istri Rasulullah, yaitu ‘Aisyah
binti Abi Bakar dan Hafshah binti ‘Umar bin Khaththab pun ikut dilaknat.
(Disarikan
dari Mungkinkah Syi’ah dan Sunnah Bersatu? (Judul Asli: al-Khuthuth
al’Aridhah lil ‘Usus allati Qama ‘Aliha Din asy-Syi’ah al-Imamiyah al-Itsna
‘Asyariyah), Karya Syaikh
Muhibuddin al-Khatib, Pustaka Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar