Selasa, 17 Juli 2012

Tidur orang berpuasa ibadah? Menunda berbuka puasa?

Kesalahan-Kesalahan Yang Sering Dilakukan Saat Puasa Ramadlan (Bagian Ketiga)
Oleh: Sugiyanta Purwosumarto

1.         Memperbanyak tidur karena keyakinan tidurnya orang puasa adalah ibadah
Banyak dari kalangan penceramah di bulan Ramadhan, untuk menggambarkan keutamaan bulan ini, para penceramah menyebutkan hadist “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.”
Berikut adalah komentar
تخريج أحاديث الإحياء - (ج 2 / ص 223)
حديث " نوم الصائم عبادة "
** رويناه في أمالي ابن مندة من رواية ابن المغيرة القواس عن عبد الله بن عمر بسند ضعيف ولعله عبد الله بن عمرو فإنهم لم يذكروا لابن المغيرة رواية إلا عنه ، ورواه أبو منصور الديلمي في مسند الفردوس من حديث عبد الله بن أبي أوفى وفيه سليمان بن عمرو النخعي أحد الكذابين .
Takhrij Ahadist al-Ihya’ (‘Ulumuddin) (2/223)
Hadist “Tidur orang berpuasa adalah ibadah”.
(Penulis Kitab Takhrij Ahadist al-Ihya’, Mahmud al-Haddad) mengatakan, “Kami meriwayatkannya dalam Amali Ibn Mandah dari riwayat Ibn al-Mughirah al-Qawas dari ‘Abdullah bin ‘Umar dengan sanad dlaif (lemah) atau barangkali ‘Abdullah  bin ‘Amru, maka sesungguhnya mereka tidak menyampaikan kepada Ibn al-Mughirah riwayat kecuali darinya,
Dan riawayat Manshur ad-Dailami dalam Musnad Firdaus dari hadist ‘Abdullah bin Abi Aufa dan di dalamnya ada Sulaiman bin ‘Amru an-Nakha’i salah seorang pendusta.

Adapun tidur siang sebentar untuk mengembalikan stamina tubuh selama menjalankan puasa diperbolehkan bahkan dianjurkan sebagaimana kita dianjurkan istirahat siang pada hari-hari selain Ramadhan. Akan tetapi hendaklah tidur digunakan untuk mempersiapkan diri dan menyegarkan semangat ibadah nanti setelah tubuh merasa pulih dari rasa lelah.
صحيح البخاري - (ج 13 / ص 241)
حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَدَّهُ أَبَا مُوسَى وَمُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا وَتَطَاوَعَا فَقَالَ أَبُو مُوسَى يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنَّ أَرْضَنَا بِهَا شَرَابٌ مِنْ الشَّعِيرِ الْمِزْرُ وَشَرَابٌ مِنْ الْعَسَلِ الْبِتْعُ فَقَالَ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ فَانْطَلَقَا فَقَالَ مُعَاذٌ لِأَبِي مُوسَى كَيْفَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ قَالَ قَائِمًا وَقَاعِدًا وَعَلَى رَاحِلَتِي وَأَتَفَوَّقُهُ تَفَوُّقًا قَالَ أَمَّا أَنَا فَأَنَامُ وَأَقُومُ فَأَحْتَسِبُ نَوْمَتِي كَمَا أَحْتَسِبُ قَوْمَتِي
Shahih al-Bukhari (13/241) – Muslim menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Sa’id bin Abi Burdah menceritakan kepada kami dari ayahnya, ia berkata, “Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam mengutus para pembesarnya, Abu Musa dan Mu’adz ke Yaman kemudian berkata, “Permudahlah dan jangan kau persulit, buatlah senang dan jangan buat benci, dan muliakanlah.” Kemudian Abu Musa berkata, “Wahai Nabi Allah, wilayah kami disana ada minuman dari tepung yang sering diistilahkan almizru dan ada minuman dari kurma yang sering diistilahkan albit’u? Lantas beliau bersabda: "Setiap yang memabukkan adalah haram." Keduanya pun berangkat. lalu Mu'adz berkata kepada Abu Musa; "Bagaimana engkau membaca Al Quran? Jawab Abu Musa; "Baik dalam keadaan berdiri, duduk, atau saat aku diatas hewan tungganganku, namun terkadang aku masih menambah." Sedang Muadz mengatakan: "Jika aku, kadang aku tidur d dalam tidur saya apa yang saya harapkan dalam bangunku.” ...

2.       2.    Menunda/mengakhirkan berbuka puasa untuk alasan berhati-hati,
Yang benar adalah menyegerakan berbuka puasa setelah matahari terbenam. Adapun menunda berbuka puasa adalah kesalahan, apalagi menundanya sampai waktu shalat Isya’ seperti yang dilakukan oleh kalangan syiah rafidhah dan beberapa kalangan masyarakat di Indonesia akhir-akhir ini. Dasarnya adalah:
صحيح البخاري - (ج 7 / ص 59)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Shahih al-Bukhari (7/59) –
‘Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami dari Abi Hazim dari Sahl bin Sa’d bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Senantiasa manusia dalam kebaikan manakala mereka segera berbuka puasa.”
Wallahu ‘alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar