Ayam
Dalam Pembicaraan
Oleh
Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Menjelang Matahari terbit
Akhir-akhir ini
ada pembicaraan yang hangat di media sosial (medsos) Facebook atau Twitter yang
menyatakan bahwa ayam ternyata haram dikonsumsi oleh umat Islam. Pernyataan
bahwa mengkonsumsi ayam adalah haram berdasarkan hadist shahih. Salah satu dari
hadist tersebut adalah sebagai berikut:
أَخْبَرَنَا
إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ عَنْ بِشْرٍ هُوَ ابْنُ الْمُفَضَّلِ قَالَ حَدَّثَنَا
سَعِيدٌ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَهَى يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنْ الطَّيْرِ وَعَنْ
كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ
Telah mengabarkan kepada
kami Isma'il
bin Mas'ud dari Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadhdhal, ia berkata; telah menceritakan
kepada kami Sa'id dari Ali bin Al Hakam dari Maimun bin Mahran dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam pada saat perang Khaibar melarang dari setiap yang memiliki
kuku dari burung dan dari segala yang memiliki taring dari hewan buas. (Sunan
an-Nasa’i)
Hadist di atas
menegaskan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam saat perang Khaibar
melarang mengkonsumsi (makan) dua jenis binatang yaitu:
1.
Burung atau
unggas yang mempunyai kuku atau cakar
Para ulama menyatakan bahwa yang dimaksud kuku atau cakar adalah
kuku atau cakar yang digunakan burung dan berfungsi untuk mencengkeram mangsanya.
Ini artinya bahwa yang diharamkan dalam kelompok ini adalah burung seperti
elang, gagak, garuda, bido dan segala yang semacamnya. Tetapi binatang yang tak
menggunakan cakar atau kuku untuk mencengkeram mangsanya, seperti ayam,
merpati, bebek, angsa dan semacamnya boleh dikonsumsi atau dimakan.
Namun begitu ada pula yang mengartikan bahwa semua unggas yang
bercakar atau berkuku adalah haram.
2.
Binatang buas
yang memiliki taring
Dari pengertian ini kita tahu bahwa anjing, kucing, harimau, singa
dan lainnya adalah haram.
Haramkah Ayam?
Ternyata
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam tidak mengharamkannya, tetapi beliau
mengkonsumsinya.
حَدَّثَنَا
يَحْيَى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ
عَنْ زَهْدَمٍ الْجَرْمِيِّ عَنْ أَبِي مُوسَى يَعْنِي الْأَشْعَرِيَّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَأْكُلُ دَجَاجًا
Telah menceritakan kepada kami Yahya berkata,
telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Ayyub dari Abu Qilabah
dari Zahdam Al Jarmi dari Abu Musa -yaitu Al Asy'ari- radliallahu 'anhu, ia
berkata, "Aku melihat Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam makan daging ayam." (Shahih al-Bukhari).
Ternyata Para
Sahabat radlillahu ‘anhum pun tidak menganggap ayam itu haram, bahkan mereka
mengikuti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mengkonsumsi ayam. Hadist
panjang berikut dapat dijadikan bagaimana para Sahabat menyikapi halal dan
haramnya ayam.
حَدَّثَنَا
أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ أَبِي
تَمِيمَةَ عَنْ الْقَاسِمِ عَنْ زَهْدَمٍ قَالَ كُنَّا عِنْدَ أَبِي مُوسَى
الْأَشْعَرِيِّ وَكَانَ بَيْنَنَا وَبَيْنَ هَذَا الْحَيِّ مِنْ جَرْمٍ إِخَاءٌ
فَأُتِيَ بِطَعَامٍ فِيهِ لَحْمُ دَجَاجٍ وَفِي الْقَوْمِ رَجُلٌ جَالِسٌ أَحْمَرُ
فَلَمْ يَدْنُ مِنْ طَعَامِهِ قَالَ ادْنُ فَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ مِنْهُ قَالَ إِنِّي رَأَيْتُهُ أَكَلَ
شَيْئًا فَقَذِرْتُهُ فَحَلَفْتُ أَنْ لَا آكُلَهُ فَقَالَ ادْنُ أُخْبِرْكَ أَوْ
أُحَدِّثْكَ إِنِّي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
نَفَرٍ مِنْ الْأَشْعَرِيِّينَ فَوَافَقْتُهُ وَهُوَ غَضْبَانُ وَهُوَ يَقْسِمُ
نَعَمًا مِنْ نَعَمِ الصَّدَقَةِ فَاسْتَحْمَلْنَاهُ فَحَلَفَ أَنْ لَا
يَحْمِلَنَا قَالَ مَا عِنْدِي مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ ثُمَّ أُتِيَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَهْبٍ مِنْ إِبِلٍ فَقَالَ أَيْنَ
الْأَشْعَرِيُّونَ أَيْنَ الْأَشْعَرِيُّونَ قَالَ فَأَعْطَانَا خَمْسَ ذَوْدٍ
غُرَّ الذُّرَى فَلَبِثْنَا غَيْرَ بَعِيدٍ فَقُلْتُ لِأَصْحَابِي نَسِيَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمِينَهُ فَوَاللَّهِ لَئِنْ
تَغَفَّلْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمِينَهُ لَا
نُفْلِحُ أَبَدًا فَرَجَعْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا اسْتَحْمَلْنَاكَ فَحَلَفْتَ أَنْ لَا
تَحْمِلَنَا فَظَنَنَّا أَنَّكَ نَسِيتَ يَمِينَكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ
حَمَلَكُمْ إِنِّي وَاللَّهِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَا أَحْلِفُ عَلَى يَمِينٍ
فَأَرَى غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَتَيْتُ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ
وَتَحَلَّلْتُهَا
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar berkata, telah menceritakan
kepada kami Abdul Warits berkata, telah menceritakan kepada kami Ayyub bin Abu
Tamimah dari Al Qasim dari Zahdam ia berkata, "Aku pernah bersama Abu Musa Al Asy'ari, sementara kami dengan kaum tersebut sedang menjalin
hubungan persaudaraan, kemudian kami di jamu dengan jamuan yang terdapat daging
ayam. Di kaum tersebut terdapat seorang laki-laki berkulit merah sedang duduk
menyendiri dan tidak mau mendekat, lalu Abu Musa berkata, "Mendekatlah
karena aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memakannya." Laki-laki itu menjawab, "Sesungguhnya aku pernah melihat
beliau memakan sesuatu yang aku merasa jijik dengannya, lalu aku bersumpah
untuk tidak memakannya." Abu Musa berkata, "Kemarilah aku akan
memberitahukanmu, atau menceritakan kepadamu, Saya pernah mendatangi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersama sekelompok orang-orang Asy'ari, ketika itu
kami mendapati beliau sedang marah sambil membagi unta sedekah, lalu kami
memohon perbelanjaan perang kepada beliau, namun beliau bersumpah untuk tidak
memberikan perbelanjaan perang, beliau bersabda: "Sungguh saya tidak dapat
memberikan perbelanjaan perang kepada kalian, karena saya tidak memiliki
sesuatu untuk membelanjai kalian semua." Selang beberapa saat, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam diberi beberapa unta (hasil ghanimah), kemudian
beliau bersabda: "Kemanakah orang-orang Asy'ariyyin tadi? Kemanakah orang-orang
Asy'ariyyin tadi?" Abu Musa melanjutkan, "Lalu beliau menyuruh untuk
memberikannya kepada kami, yaitu lima ekor unta berpunuk putih. Belum jauh kami
pergi, aku berkata kepada teman-temanku, "Sepertinya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam lupa dengan sumpahnya tadi, demi Allah sekiranya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam benar-benar lupa dengan sumpah yang
pernah di ucapkan tadi, niscaya kita tidak akan beruntung selama-lamanya."
Lalu kami kembali menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami meminta perbelanjaan perang kepada
anda, namun anda bersumpah untuk tidak memberikan perbelanjaan perang kepada
kami, kami menyangka anda lupa dengan sumpah yang telah anda ucapkan."
Beliau menjawab: "Memang, sesungguhnya bukan sayalah yang menanggung
perbelanjaan kalian, tetapi Allahlah yang menanggungnya. Demi Allah,
sesungguhnya saya -Insya Allah- tidak akan mengucapkan suatu sumpah, bila
kemudian saya melihat sesuatu yang lebih baik daripada sumpahku itu, melainkan
saya melaksanakan yang lebih baik dari sumpahku, dengan membayar denda sumpahku
itu." (Shahih al-Bukhari).
حَدَّثَنَا
أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ
عَنْ زَهْدَمٍ قَالَلَمَّا قَدِمَ أَبُو مُوسَى أَكْرَمَ هَذَا الْحَيَّ مِنْ
جَرْمٍ وَإِنَّا لَجُلُوسٌ عِنْدَهُ وَهُوَ يَتَغَدَّى دَجَاجًا وَفِي الْقَوْمِ
رَجُلٌ جَالِسٌ فَدَعَاهُ إِلَى الْغَدَاءِ فَقَالَ إِنِّي رَأَيْتُهُ يَأْكُلُ
شَيْئًا فَقَذِرْتُهُ فَقَالَ هَلُمَّ فَإِنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُهُ فَقَالَ إِنِّي حَلَفْتُ لَا آكُلُهُ
فَقَالَ هَلُمَّ أُخْبِرْكَ عَنْ يَمِينِكَ إِنَّا أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفَرٌ مِنْ الْأَشْعَرِيِّينَ فَاسْتَحْمَلْنَاهُ
فَأَبَى أَنْ يَحْمِلَنَا فَاسْتَحْمَلْنَاهُ فَحَلَفَ أَنْ لَا يَحْمِلَنَا ثُمَّ
لَمْ يَلْبَثْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أُتِيَ بِنَهْبِ
إِبِلٍ فَأَمَرَ لَنَا بِخَمْسِ ذَوْدٍ فَلَمَّا قَبَضْنَاهَا قُلْنَا
تَغَفَّلْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمِينَهُ لَا
نُفْلِحُ بَعْدَهَا أَبَدًا فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ
حَلَفْتَ أَنْ لَا تَحْمِلَنَا وَقَدْ حَمَلْتَنَا قَالَ أَجَلْ وَلَكِنْ لَا
أَحْلِفُ عَلَى يَمِينٍ فَأَرَى غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَتَيْتُ
الَّذِي هُوَ خَيْرٌ مِنْهَا
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah
menceritakan kepada kami 'Abdus Salam dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Zahdam
dia berkata, “Tatkala Abu
Musa datang ke Kufah, dia memuliakan
penduduk Jaram. Kami duduk disampingnya ketika ia sedang makan siang dengan
daging ayam. Di antara penduduk ada seseorang yang sedang duduk, lalu Abu Musa
mengajaknya untuk makan. Tapi orang itu berkata; aku melihatnya makan sesuatu
yang tidak aku sukai. Abu Musa berkata; kemarilah, karena aku melihat Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam memakannya. Namun orang itu berkata; Sesungguhnya
aku telah bersumpah untuk tidak memakannya. Abu Musa berkata; kemarilah, akan
aku kabarkan kepadamu tentang sumpahmu. Kami pernah menemui Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersama beberapa orang Asy'ariyyin. Lalu kami meminta hewan
tunggangan, namun beliau menolak memberikan hewan tunggangan. Kemudian kami
meminta lagi, tapi beliau bersumpah untuk tidak memberikan hewan tunggangan
kepada kami. Tidak lama kemudian, beliau shallallahu 'alaihi wasallam
memberikan kepada kami unta ghanimah. Lalu menyuruh kami untuk mengambil
beberapa ekor dari unta itu. Tatkala unta itu telah kami bawa, kami berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah lupa dengan sumpahnya. Sungguh,
setelah ini kita tidak akan beruntung! Lalu kami menemui Nabi shallallahu
'alaihi wasallam seraya berkata; Ya Rasulullah, bukankah engkau telah bersumpah
tidak akan memberikan kepada kami hewan tunggangan, tapi kenapa engkau
memberikannya kepada kami? Beliau menjawab: "Ya, sebab jika aku bersumpah
atas sesuatu dan ternyata di sana ada yang lebih baik dari itu tentu aku akan
melakukan yang terbaik." (Sunan Abu Dawud)
Pandangan Islam tentang Ayam
1.
Islam
mengasihi binatang
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَانْطَلَقَ لِحَاجَتِهِ فَرَأَيْنَا
حُمَرَةً مَعَهَا فَرْخَانِ فَأَخَذْنَا فَرْخَيْهَا فَجَاءَتْ الْحُمَرَةُ
فَجَعَلَتْ تَفْرِشُ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بِوَلَدِهَا رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْهَا وَرَأَى
قَرْيَةَ نَمْلٍ قَدْ حَرَّقْنَاهَا فَقَالَ مَنْ حَرَّقَ هَذِهِ قُلْنَا نَحْنُ
قَالَ إِنَّهُ لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ
Dari Abdullah, dia berkata: Kami bersama Rasulullah dalam
sebuah perjalanan, berangkat untuk suatu keperluan, kemudian kami melihat
seekor ayam bersama dua ekor anaknya, lalu kami mengambil kedua anaknya itu.
Kemudian datanglah ayam betina itu (induknya) sambil mengepak-ngepakkan
sayapnya. Lalu datanglah Nabi dan berkata, "Siapa yang menyakiti ayam ini
dengan anaknya? Kembalikan anak-anaknya kepadanya. " Kemudian kami
melihat sekelomok semut yang sangat banyak, maka kami membakarnya. Rasulullah
SAW pun bertanya, "Siapa yang membakar ini?" Kami menjawab,
"Kami." Beliau kemudian bersabda, "Sesungguhnya tidak boleh
menyiksa dengan api kecuali Tuhan (pencipta) api." (Sunan Abu Dawud)
2.
Islam
melarang kita mencela kokok ayam
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإِنَّهُ يُوقِظُ لِلصَّلَاةِ
Dari
Zaid bin Khalid berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah kalian
mencela ayam jantan karena ia membangunkan untuk shalat'." (Sunan Abu
Dawud)
3.
Islam
melarang kita menjadikan ayam sebagai sasaran latihan memanah, menembak,
melempar dan semacamnya
حَدَّثَنَا
أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ دَخَلْتُ
مَعَ أَنَسٍ عَلَى الْحَكَمِ بْنِ أَيُّوبَ فَرَأَى غِلْمَانًا أَوْ فِتْيَانًا
نَصَبُوا دَجَاجَةً يَرْمُونَهَا فَقَالَ أَنَسٌ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُصْبَرَ الْبَهَائِمُ
Telah menceritakan kepada kami Abul Walid berkata,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Hisyam bin Zaid ia berkata,
"Pernah aku dan Anas menemui Al Hakam bin Ayyub, lalu Anas melihat seorang
pemuda memasang seekor ayam untuk sasaran panahnya, maka Anas
pun berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang menjadikan
bintang untuk dijadikan sasaran (latihan)
tembak." (Shahih al-Bukhari)
4.
Islam
melarang kita menyakiti ayam
عَنْ هِشَامِ
بْنِ زَيْدٍ قَالَ
دَخَلْتُ مَعَ
أَنَسٍ عَلَى الْحَكَمِ بْنِ أَيُّوبَ فَرَأَى فِتْيَانًا أَوْ غِلْمَانًا قَدْ
نَصَبُوا دَجَاجَةً يَرْمُونَهَا فَقَالَ أَنَسٌ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُصْبَرَ الْبَهَائِمُ
Dari Hisyam bin Zaid, ia berkata: Aku bersama Anas
berkunjung ke tempat Hakam bin Ayyub, lalu tiba-tiba kami melihat sekelompok
pemuda —atau sekelompok bocah— menyakiti seekor ayam, yaitu dengan melemparnya,
kemudian Anas pun berkata, "Rasulullah SAW melarang menyakiti binatang
ternak." (Sunan Abu Dawud)
5.
Islam
melarang kita memutilasi saat masih hidup
حَدَّثَنَا
أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ فَمَرُّوا بِفِتْيَةٍ أَوْ
بِنَفَرٍ نَصَبُوا دَجَاجَةً يَرْمُونَهَا فَلَمَّا رَأَوْا ابْنَ عُمَرَ
تَفَرَّقُوا عَنْهَا وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ مَنْ فَعَلَ هَذَا إِنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ مَنْ فَعَلَ هَذَا تَابَعَهُ
سُلَيْمَانُ عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنَا الْمِنْهَالُ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَثَّلَ
بِالْحَيَوَانِ وَقَالَ عَدِيٌّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man
berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyr dari Sa'id
bin Jubair ia berkata, "Aku pernah bersama Ibnu Umar melewati
sekelompok orang yang sedang menjadikan ayam sebagai sasaran tembak mereka,
ketika mereka melihat Ibnu Umar mereka pun kabur. Ibnu Umar lalu berkata,
"Siapa yang melakukan ini! Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
melaknat orang yang melakukan perbuatan seperti ini." Hadits ini
dikuatkan oleh Sulaiman dari Syu'bah berkata, telah menceritakan kepada kami Al
Minhal dari Sa'id dari Ibnu Umar ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam melaknat orang yang memutilasi hewan." Adi
menyebutkan dari Sa'id dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam." (Shahih al-Bukhari)
Bila Mendengar Kokok Ayam
Bila mendengar kokok ayam Rasulullah memerintahkan kita untuk
memohon karunia kepada Allah.
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ الْأَعْرَجِ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا
اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ
الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
Telah bercerita kepada kami Qutaibah telah
bercerita kepada kami Al Laits dari Ja'far bin Rabi'ah dari Al A'raj dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jika kalian mendengar suara kokok ayam mohonlah kepada Allah karunia-Nya
karena saat itu ayam itu sedang melihat malaikat dan bila kalian mendengar
ringkik suara keledai mohonlah perlindungan kepada Allah karena saat itu
keledai itu sedang melihat setan".(Shahih al-Bukhari)
Beberapa Manfaat Kokok Ayam
Sebagai alarm untuk bangun malam untuk shalat malam
حَدَّثَنِي
عَبْدَانُ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَشْعَثَ سَمِعْتُ أَبِي
قَالَ سَمِعْتُ مَسْرُوقًا قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَيُّ
الْعَمَلِ كَانَ أَحَبَّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَتْ الدَّائِمُ قُلْتُ مَتَى كَانَ يَقُومُ قَالَتْ كَانَ يَقُومُ إِذَا
سَمِعَ الصَّارِخَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو
الْأَحْوَصِ عَنْ الْأَشْعَثِ قَالَ إِذَا سَمِعَ الصَّارِخَ قَامَ فَصَلَّى
Telah menceritakan kepada saya 'Abdan berkata,
telah mengabarkan kepada saya Bapakku dari Syu'bah dari Asy'ats; Aku mendengar
Bapakku berkata; Aku mendengar Masruq berkata; "Aku pernah bertanya
kepada 'Aisyah radliallahu
'anha, amal apakah yang paling disukai oleh Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam? 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Amal
yang ditekuni secara terus menerus". Aku bertanya lagi: "Kapan Beliau
bangun malam?" 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Beliau bangun
malam bila mendengar suara kokok ayam". Telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Al Ahwash
dari Al 'Asy'ats berkata: "Jika Beliau mendengar suara kokok ayam Beliau
bangun lalu shalat". (Shahih
al-Bukhari)
Beberapa Kiasan yang disamakan dengan nilai
ayam
1.
Bila kita menghadiri shalat Jumat, dan kita termasuk awal
menghadirinya boleh jadi kehadiran kita disamakan dengan berkorban seekor ayam
jantan
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى
أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ
رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ
فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ
فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ
فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ
فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ
يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf
berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya mantan budak Abu
Bakar bin 'Abdurrahman, dari Abu Shalih As Saman dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mandi pada
hari Jum'at sebagaimana mandi janabah, lalu berangkat menuju Masjid, maka dia
seolah berkurban seekor unta. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat)
kedua maka dia seolah berkurban seekor sapi. Dan barangiapa datang pada
kesempatan (saat) ketiga maka dia seolah berkurban seekor kambing yang
bertanduk. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) keempat maka dia seolah
berkurban seekor ayam. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) kelima maka
dia seolah berkurban sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar (untuk
memberi khuthbah), maka para Malaikat hadir mendengarkan dzikir (khuthbah
tersebut)." (Shahih al-Bukhari)
عنَ أَبَي هُرَيْرَةَ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ
الْجُمُعَةِ كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ مَلَائِكَةٌ
يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوْا الصُّحُفَ
وَجَاءُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ وَمَثَلُ الْمُهَجِّرِ كَمَثَلِ الَّذِي
يُهْدِي الْبَدَنَةَ ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي بَقَرَةً ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي
الْكَبْشَ ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي الدَّجَاجَةَ ثُمَّ كَالَّذِي يُهْدِي
الْبَيْضَةَ
Dari Abu Hurairah RA,
Rasulullah SAW bersabda, "Jika tiba hari Jum'at, maka di setiap pintu
masjid ada beberapa malaikat yang mencatat orang yang pertama kali datang (ke
masjid) dan selanjutnya. Apabila imam naik ke mimbar, maka para malaikat itu
menutup lembaran catatan tersebut lalu mereka bersiap-siap mendengarkan
khutbah. Perumpamaan orang yang datang pada awal waktu seperti orang yang berkurban unta, orang yang datang berikutnya seperti
orang yang berkurban sapi, yang datang berikutnya seperti orang yang berkurban
kambing, yang datang berikutnya seperti orang yang bersedekah ayam, dan orang
yang datang berikutnya seperti orang yang bersedekah sebutir telur" {Muslim 3/8}
2.
Pembicaraan
dan Bisikan Jin kepada Dukun atau Tukang Ramal Disamakan dengan Suara Ayam
Betina
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ أَخْبَرَنَا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ أَخْبَرَنَا ابْنُ
جُرَيْجٍ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ عُرْوَةَ أَنَّهُ سَمِعَ
عُرْوَةَ يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ سَأَلَ أُنَاسٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسُوا بِشَيْءٍ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
فَإِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ أَحْيَانًا بِالشَّيْءِ يَكُونُ حَقًّا فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ الْحَقِّ
يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةِ
فَيَخْلِطُونَ فِيهَا أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam
telah mengabarkan kepada kami Makhlad bin Yazid telah mengabarkan kepada kami
Ibnu Juraij, Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku Yahya bin 'Urwah
bahwa dia mendengar Urwah berkata; Aisyah berkata; "Orang-orang
bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai paranormal
(dukun), maka beliau bersabda kepada mereka: "Sesungguhnya mereka tidak
(mengetahui) apa-apa." Mereka berkata; "Wahai Rasulullah, terkadang
pembicaraan mereka benar." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Ucapan yang benar itu adalah hasil curian jin, kemudian ia
perdengarkan ke telinga para wali-walinya sebagaimana ayam betina bersuara,
kemudian mereka menambah-nambahi dengan seratus kebohongan."
Umar bin
al-Khaththab radliallahu ‘anhum menggambarkan keatangan kematiannya dengan
impian dipatuk ayam.
عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي
طَلْحَةَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَطَبَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَذَكَرَ
نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَكَرَ أَبَا بَكْرٍ قَالَ
إِنِّي رَأَيْتُ كَأَنَّ دِيكًا نَقَرَنِي ثَلَاثَ نَقَرَاتٍ وَإِنِّي لَا أُرَاهُ
إِلَّا حُضُورَ أَجَلِي وَإِنَّ أَقْوَامًا يَأْمُرُونَنِي أَنْ أَسْتَخْلِفَ
وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُنْ لِيُضَيِّعَ دِينَهُ وَلَا خِلَافَتَهُ وَلَا الَّذِي
بَعَثَ بِهِ نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنْ عَجِلَ بِي
أَمْرٌ فَالْخِلَافَةُ شُورَى بَيْنَ هَؤُلَاءِ السِّتَّةِ الَّذِينَ تُوُفِّيَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَنْهُمْ رَاضٍ
وَإِنِّي قَدْ عَلِمْتُ أَنَّ أَقْوَامًا يَطْعَنُونَ فِي هَذَا الْأَمْرِ أَنَا
ضَرَبْتُهُمْ بِيَدِي هَذِهِ عَلَى الْإِسْلَامِ فَإِنْ فَعَلُوا ذَلِكَ
فَأُولَئِكَ أَعْدَاءُ اللَّهِ الْكَفَرَةُ الضُّلَّالُ ثُمَّ إِنِّي لَا أَدَعُ
بَعْدِي شَيْئًا أَهَمَّ عِنْدِي مِنْ الْكَلَالَةِ مَا رَاجَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَيْءٍ مَا رَاجَعْتُهُ فِي الْكَلَالَةِ
وَمَا أَغْلَظَ لِي فِي شَيْءٍ مَا أَغْلَظَ لِي فِيهِ حَتَّى طَعَنَ بِإِصْبَعِهِ
فِي صَدْرِي فَقَالَ يَا عُمَرُ أَلَا تَكْفِيكَ آيَةُ الصَّيْفِ الَّتِي فِي
آخِرِ سُورَةِ النِّسَاءِ وَإِنِّي إِنْ أَعِشْ أَقْضِ فِيهَا بِقَضِيَّةٍ يَقْضِي
بِهَا مَنْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَمَنْ لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ
إِنِّي أُشْهِدُكَ عَلَى أُمَرَاءِ الْأَمْصَارِ وَإِنِّي إِنَّمَا بَعَثْتُهُمْ
عَلَيْهِمْ لِيَعْدِلُوا عَلَيْهِمْ وَلِيُعَلِّمُوا النَّاسَ دِينَهُمْ وَسُنَّةَ
نَبِيِّهِمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَقْسِمُوا فِيهِمْ فَيْئَهُمْ
وَيَرْفَعُوا إِلَيَّ مَا أَشْكَلَ عَلَيْهِمْ مِنْ أَمْرِهِمْ ثُمَّ إِنَّكُمْ
أَيُّهَا النَّاسُ تَأْكُلُونَ شَجَرَتَيْنِ لَا أَرَاهُمَا إِلَّا خَبِيثَتَيْنِ
هَذَا الْبَصَلَ وَالثُّومَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَجَدَ رِيحَهُمَا مِنْ الرَّجُلِ فِي الْمَسْجِدِ
أَمَرَ بِهِ فَأُخْرِجَ إِلَى الْبَقِيعِ فَمَنْ أَكَلَهُمَا فَلْيُمِتْهُمَا
طَبْخًا
Dari Ma'dan bin Abu
Thalhah, bahwasanya Umar bin Khaththab RA berkhutbah pada hari Jum'at. Setelah
menyebut Nabi SAW dan Abu Bakar RA. dia berkata, "Sesungguhnya saya
seakan-akan melihat seekor ayam yang mematuk saya tiga kali. Saya tidak
melihatnya melainkan itu adalah (firasat) datangnya ajal saya. Beberapa kaum
meminta agar saya menunjuk pengganti khalifah. Sungguh Allah tidak akan pernah
menyia-nyiakan agama-Nya dan risalah yang Dia turunkan kepada Nabi-Nya. Kalau
sewaktu-waktu ajal saya tiba, maka jabatan khalifah di musyawarahkan di antara
enam orang yang diridhai oleh Rasulullah SAW ketika beliau wafat. Sungguh saya
tahu bahwa beberapa kaum ingin menumbangkan persoalan khalifah ini. Saya
kalahkan mereka demi Islam. Jika mereka berbuat demikian, maka mereka adalah
musuh-musuh Allah yang kafir dan sesat." "Kemudian saya tidak
membiarkan sepeninggal saya sesuatu yang menurut saya lebih penting daripada
persoalan kalalah. Saya tidak pernah bertanya terlalu jauh kepada Rasulullah
SAW seperti masalah kalalah, dan betapa berat masalah ini bagi saya, sehingga
beliau menusukkan dua jarinya di dada saya lalu berkata, "Hai Umar!
Tidaklah cukup bagimu ayat Ash-Shaif yang ada di akhir surah An-Nisa'?" "Sungguh
jika saya masih hidup, maka saya akan menghukumi kalalah sebagaimana masalah
yang diputuskan oleh orang yang memahami Al Qur'an maupun yang tidak
memahami." Kemudian Umar mengatakan, "Ya Allah sungguh saya
mempersaksikan kepada-Mu tentang para pejabat di setiap daerah. Sungguh saya
mengutus mereka untuk berbuat adil terhadap rakyat, untuk mengajarkan agama dan
Sunnah Nabi kepada umat manusia, untuk membagi-bagikan rampasan perang kepada rakyat,
dan untuk menampung kesulitan yang diadukan oleh rakyat untuk di sampaikan
kepada saya.""Kemudiaan saudara-saudara! Sungguh kalian makan dua
tumbuhan yang saya pandang kotor, yaitu bawang merah dan bawang putih. Saya
pernah melihat Rasulullah SAW apabila beliau menemukan orang di masjid yang
berbau bawang merah dan bawang putih, beliau menyuruh untuk mengeluarkan orang
itu ke Baqi'. Barang siapa memakan bawang merah dan bawang putih, maka
matikanlah dapurnya." (Catatan: Kalalah adalah orang yang mati dan
meninggalkan saudara saja) {Muslim 2/81}