Kamis, 16 Februari 2012

Siapakah Wali Allah itu?

Siapakah Wali Allah itu?
oleh Sugiyanta, S.Ag, M.Pd

Bunga di Tepi Jalan Alangkah Indahnya - Diambil di Kenangan Pelabuhan Tanjung Harapan Penajam Paser Utara Kalimantan Timur 15 Januari 2012

Seorang Ulama Besar – Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, yang hidup pada tahun 1307 – 1376 Hijriah, menulis kitab yang indah berjudul Bahjatu Qulub al-Abraar wa Qurratu ‘Uyuuni al-Akhyaari fi Syarhi Jawami’ al-Akhbaar mengulas tuntas siapakah wali Allah itu. Berikut adalah ringkasan tulisan beliau rahimahullah. 
Beliau mengawalinya dengan membawakan hadist berikut:
صحيح البخاري - (ج 20 / ص 158)
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “
إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ
Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman: “Barangsiapa memusuhi wali (penolong) Ku, sungguh Aku telah mengumumkan perang kepadanya.
Dalam hadist ini, Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa siapapun yang memusuhi para penolong Allah berarti dia juga memusuhi Allah. Siapapun yang menancapkan permusuhan kepada Allah ta’ala, pastilah Allah akan mencampakkannya.
Selanjutnya, Allah menjelaskan sifat para wali atau penolong Allah dengan sifat yang sempurna.
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
Dan hamba-Ku tidak mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku sukai daripada daripada dengan apa saja yang Aku wajibkan kepadanya.
Jadi wali Allah adalah orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah ta’ala pertama-tama dengan menjalankan kewajiban-kewajiban seperti shalat fardlu, puasa Ramadhan, Zakat harta benda juga zakat fithri, amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kejahatan), jihad, juga menjalankan seluruh hak Allah subhanahu wa ta’ala, serta hak-hak para hamba yang wajib ia kerjakan.
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
Hamba-Ku akan senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah tambahan sampai aku mencintainya.
Wali Allah adalah orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah ta’ala juga dengan menjalankan amalan-amalan utama sebagai pelengkap bagi amalan wajb dan menyempurnakan pahalanya. Seperti shalat rawatib, shalat lail atau shalat malam, juga shalat sunnah yang lain, demikian juga puasa-puasa sunnah.  
فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ
Dan bila Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar.
وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ
Aku menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat.
وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا
Dan Aku menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang
وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا و
Dan Aku menjadi kakinya yang dia gunakan untuk berjalan
Jadi wali Allah adalah orang-orang yang senantiasa mengerjakan ibadah-ibadah fardlu juga ibadah-ibadah sunnah. Karenanya Allah ta’ala menjadikannya penolong atau wali, Allah mencintai mereka, dan memudahkan segala urusannya yang digunakan untuk mencapai ridlo-Nya subhanahu wa ta’ala, Allah suhanahu wa ta’ala juga memberikan taufik dan ketepatan dalam segala geraknya. Jika mendengar, mereka mendengar karena Allah, jika mereka memadang, maka pandangannya itupun untuk menggapai ridlo Allah ta’ala. Segala perbuatannya di muka bumi dilakukan demi ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ
Dan jika ia memohon, Aku pasti memberinya
وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
Dan jika ia minta perlindungan, Aku pasti melindunginya
Sungguh bagi para penolong Allah itu, Allah subhanahu wa ta’ala telah menjanjikan – bahwa doa-doanya adalah doa yang  mustajab (selalu dikabulkan) dan juga perlindungan
وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ
Dan Aku tidak melakukan sesuatu yang paling bimbang selain mencabut nyawa seorang mukmin, yang mana ia membenci kematian
وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ
Dan Aku membenci menyakitinya.

Dan Allah subhanahu wa ta’ala pun berlaku lemah lembut kepada mereka, para wali atau penolong Allah. Allah tidak suka menyakitinya. Bahkan andai Allah ta’ala tidak memutuskan adanya kematian di kalangan hamba, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan para wali-Nya dari kematian.

Marilah kita berlomba-lomba ntuk menjadi wali Allah, penolong Allah yang selalu menjalankan perintah agama ini, yang selalu amar ma’ruf nahi munkar yang selalu bermanfaat (dalam kebaikan) bagi orang lain.

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ. الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ [يونس/62، 63]
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
Jadi setiap orang beriman dan bertakwa, adalah wali bagi Allah. Karena keimanan mencakup aqidah, amalan-amalan hati dan seluruh anggota tubuh, sedangkan ketakwaan terwujud dengan meninggalkan segala bentuk yang diharamkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar