Selasa, 12 Juni 2012

Inilah Pembesar-Pembesar Toghut (Tandingan Allah)

Waspadailah Toghut
Oleh: Sugiyanta Purwosumarto


Pengertian Toghut
Menurut Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, thoghut adalah setiap yang disembah selain Allah ta’ala, yang ia rela atau menganjurkan atau memaksa untuk diibadahi, atau ditaati dalam hal maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Perintah Untuk Menjauhi Tahgut
Allah mengutus para Rasul agar memerintahkan kaumnya menyembah Allah dan menjauhi thaghut.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ [النحل/36]
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Pemimpin Thaghut
Bentuk Thaghut itu amat banyak, tetapi pemimpin mereka ada lima:

1.      Iblis dan Setan
Iblis dulunya bersama para Malaikat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh para Malaikat. Akan tetapi setelah Allah memerintahnya untuk bersujud kepada  Adam, Iblis menampakkan  pembangkangan dan kesombangannya, dan ia termasuk hamba Allah yang kafir.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ [البقرة/34]
Dan ingatlah (saat) Kami katakan kepada para Malaikat, “Kalian bersujudlah kepada Adam,” maka mereke semua bersujud kecuali Iblis, ia membangkang dan sombong, dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Setan juga selalu mengajak manusia untuk menyembahnya dan beribadah untuknya, maka Allah pun melarang kita beribadah untuknya.
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آَدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِين [يس/60]
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya Setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

2.      Penguasa/ulama yang mengubah hukum-hukum Allah Subhanahu wa ta’ala
Termasuk di dalamnya adalah paraa pembuat undang-undang yang tidak sejalan dengan Islam. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ [الشورى/21]
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah, yang mengsyari’atkan untuk mereka agama-agama yang tidak diizinkan Allah? Sebagai contoh adalah para ulama yang begitu mudahnya mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, dan mengalalkan apa yang diharamkan Allah, seperti para rahib-rahib dan para orang alim dari kalangan Nashrani berikut:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ [التوبة/31]
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Allah menyebut orang-orang yang membuat hukum sebagai tuhan-tuhan yang telah membuat syariat atau aturan menyamai Allah, dan Allah menyebut orang-orang yang mengikuti mereka sebagai hamba-hamba mereka (orang alim dan rahub mereka itu), karena mereka mentaati dan mengikuti mereka dalam menentang dan melawan hukum-hukum Allah. Berkenaan dengan ayat di atas ada hadist berikut:
تفسير الطبري - (ج 14 / ص 210)
حدثنا أبو كريب وابن وكيع قالا حدثنا مالك بن إسماعيل = وحدثنا أحمد بن إسحاق قال، حدثنا أبو أحمد = جميعًا، عن عبد السلام بن حرب قال، حدثنا غطيف بن أعين، عن مصعب بن سعد، عن عدي بن حاتم قال: أتيت رسولَ الله صلى الله عليه وسلم وفي عُنُقي صليبٌ من ذهب، فقال: يا عديّ، اطرح هذا الوثنَ من عنقك ! قال: فطرحته، وانتهيت إليه وهو يقرأ في "سورة براءة"، فقرأ هذه الآية:(اتخذوا أحبارهم ورُهبانهم أربابًا من دون الله)، قال قلت: يا رسول الله، إنا لسنا نعبدُهم! فقال: أليس يحرِّمون ما أحلَّ الله فتحرِّمونه، ويحلُّون ما حرَّم الله فتحلُّونه؟ قال: قلت: بلى! قال: فتلك عبادتهم! = واللفظ لحديث أبي كريب.
Tafsir ath-Thabari (14/210) - telah menceritakan kepada kami Abu Karib dan Ibn Waki’, katanya, “Telah menceritakan kepada kami Malik bin Isma’il = Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ishaq, “telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad,” = bersama-sama, dari Abdus-Salam bin Harb, katanya, “Telah menceritakan kepada kami Ghuthaif bin A’yan, dari Mash’ab bi Sa’ad dari ‘Adi bin Hatim, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan dileherku ada salib dari emas,” lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Ya ‘Adi, buanglah (lepaslah) barang ini dari lehermu.” ‘Adi bin Hatim berkata, “Lalu aku membuangnya, dan melupakannya, dan Beliau membaca Surat Baroah,lalu membaca ayat ini, “Attakhadzu ahbarahum wa ruhbanahum arababan min dunillah – mereka jadikan orang-orang alimnya dan para rahibnya sebagai tuhan-tuhan (rabb-rabb) selain Allah.” Adi bin Hatim berkata, “Aku katakan, “Ya Rasulullah, sungguh sekalipun kami tak beribadah kepadanya.” Maka Beliau bersabda, “Bukankah mereka menngharamkan apa Allah haramkan, lalu mereka ikut mengharamkan, dan mereka menghalalkan apa yang Allah haramkan, lalu mereka ikut mengharamkannya?” Adi bin Hatim menjawa, “Itulah bentuk ibadah mereka kepadanya.” Lafadz menurut hadist Abi Karib.
3.      Hakim yang tidak memutuskan (masalah) menurut apa yang diturunkan Allah
Termasuk di dalamnya ialah orang yang tidak mempercayai bahwa hukum-hukum yang diturunkan Allah tidak sesuai lagi, atau ia membolehkan diberlakukannya hukum yang lain.
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُون [المائدة/44]
Dan barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalaha orang-orang yang kafir
Termasuk di antaranya adalah para tukang ramal (paranomal) dan para dukun.
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ [النمل/65]
Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah

4.      Seseorang atau sesuatu yang disembah dan diminta pertolongan oleh manusia selain Allah, sedangkan ia rela dengan yang demikian
وَمَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِنْ دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ [الأنبياء/29]
Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain  Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.

Setiap mukmin wajib meninggalkan dan mengingkari thaghut agar ia menjadi seorang mukmin yang lurus dan sejati.
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  [البقرة/256]
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ayat ini merupakan dalil bahwa ibadah kepada Allah sama sekali tidak bermanfaat, kecuali dengan menjauhi peribadahan kepada selain-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar