Beberapa Yang Dilarang Saat Shalat
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Walaupun perbuatan-perbuatan yang disebut di bawah ini tidak
membatalkan shalat, sebaiknya kita tetap menjauhinya, yaitu:
1.
Berkacak
Pinggang
صحيح البخاري - (ج 4 / ص 428) حَدَّثَنَا
عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُصَلِّيَ الرَّجُلُ مُخْتَصِرًا
Shahih al-Bukhari 4/428 … dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu,
ia berkata, “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang orang yang
sholat bertolak pinggang.”
Ibn Hajar al-Asqalani menerangkang bahwa arti bertolak pinggang
adalah meletakkan tanggannya di pinggangnya (lihat Bulughul Maram hadist no.
251)
2.
Memandang
ke Langit/Atas
صحيح مسلم - (ج 2 / ص 419) حَدَّثَنِي
أَبُو الطَّاهِرِ وَعَمْرُو بْنُ سَوَّادٍ قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ
حَدَّثَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ رَفْعِهِمْ
أَبْصَارَهُمْ عِنْدَ الدُّعَاءِ فِي الصَّلَاةِ إِلَى السَّمَاءِ أَوْ
لَتُخْطَفَنَّ أَبْصَارُهُمْ
Shahih
Muslim (2/419) … dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
bersabda, “Hendaklah mereka berhenti mengangkat pandangan mereka ke langit saat
berdoa daam shalat, pandangan mereka akan direnggut.”
3.
Melihat
Sesuatu yang Dapat Melalaikan Shalat
صحيح البخاري - (ج 3 / ص 198) حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ
عَائِشَةَ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فِي خَمِيصَةٍ لَهَا
أَعْلَامٌ فَقَالَ شَغَلَتْنِي أَعْلَامُ هَذِهِ اذْهَبُوا بِهَا إِلَى أَبِي
جَهْمٍ وَأْتُونِي بِأَنْبِجَانِيَّةٍ
Shahih al-Bukhari (3/198) … dari
‘Aisyah bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dengan mengenakan baju yang
memiliki corak, maka Beliau berkata, “Bawalah jubah bercorak ini kepada Abu
Jahm, lalu ambilkan untukku anbajaniyah (baju kasar tanpa corak)nya.”
صحيح البخاري - (ج 2 / ص 119) حَدَّثَنَا
أَبُو مَعْمَرٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ
قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ كَانَ
قِرَامٌ لِعَائِشَةَ سَتَرَتْ بِهِ جَانِبَ بَيْتِهَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمِيطِي عَنَّا قِرَامَكِ هَذَا فَإِنَّهُ لَا
تَزَالُ تَصَاوِيرُهُ تَعْرِضُ فِي صَلَاتِي
Shahih al-Bukhari (2/119) … dari Anas
bin Malik dulu tirai milik 'Aisyah Radliyallaahu
'anhu menutupi samping rumahnya. Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda kepadanya, “Singkirkanlah tiraimu ini dari kita karena sungguh
gambar-gambarnya selalu mengangguku dalam sholatku.
4.
Menoleh
tanpa Ada Keperluan
صحيح البخاري - (ج 11 / ص 68) حَدَّثَنَا
الْحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَشْعَثَ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا سَأَلْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْتِفَاتِ الرَّجُلِ فِي
الصَّلَاةِ فَقَالَ هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ
أَحَدِكُمْ
Shahih
al-Bukhari (11/68) … ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata, “Aku bertanya kepada
Nabi shaallahu ‘alaihi wa salam tentang menoleh seseorang dalam shalat, maka
Beliau menjawab< “Itulah ikhtilas (pencurian) yang Setan lakukan dari
shalat seseorang dari kalian.”
Ikhtilas adalah mengambil dengan cepat dan tersembunyi
saat pemilik barang lengah, atau mencopet.
5.
Membunyikan
Jari-Jemari
إرواء الغليل - (ج 2 / ص 99)
وروى ابن أبي شيبه ( 2 / 72 / 1 ) عن
شعبة مولى ابن عباس قال : " صليت إلى جنب ابن عباس ففقعت أصابعي فلما قضيت
الصلاة قال : لا أم لك تفقع أصابعك وأنت في الصلاة ؟ ! " . وسنده حسن
Irwa’
al-Ghalil - karya Nashiruddin al-Albani – (2/99) – Diriwayatkan oleh Ibn Abi
Syaibah (2/72/1) dari Syu’bah maula Ibn ‘Abbas, ia berkata, “Semoga ibu hilang,
Apakah kamu membunyikan jari-jarimu sementara kamu sedang shalat?”
6.
Berselimut
dengan Kain dan Meletakkan di Dalam
مصنف ابن أبي شيبة - (ج 2 / ص 161) حدثنا
يحيى ين آدم قال حدثنا حماد بن سلمة عن عسل بن سفيان عن عطاء عن أبي هريرة أن
النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن السدل في الصلاة.
Mushnaf
Ibn Abi Syaibah (2/161) … dari Abu Hurairah bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa
salam melarang sadl dalam shalat.
Sadl
adalah melilitkan kain ke badan dan kedua tangan juga termasuk dalam lilitan
kain tersebut, lalu rukuk dan sujud dalam keadaan seperti itu.
7.
Menguap
صحيح مسلم - (ج 14 / ص 268) حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ
السَّعْدِيُّ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ
الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ التَّثَاؤُبُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا
تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ
Shahih
Muslim (14/268) … dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
salam bersabda, “Menguap itu dari setan, maka jika salah satu di antaramu menguap
hendaklah dia menahannya semampunya.”
8.
Meludah
ke Arah Kiblat atau ke Arah Kanan
صحيح مسلم - (ج 3 / ص 165) حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ
عُلَيَّةَ قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ
مِهْرَانَ عَنْ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى نُخَامَةً فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ فَأَقْبَلَ
عَلَى النَّاسِ فَقَالَ مَا بَالُ أَحَدِكُمْ يَقُومُ مُسْتَقْبِلَ رَبِّهِ فَيَتَنَخَّعُ
أَمَامَهُ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يُسْتَقْبَلَ فَيُتَنَخَّعَ فِي وَجْهِهِ
فَإِذَا تَنَخَّعَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَنَخَّعْ عَنْ يَسَارِهِ تَحْتَ قَدَمِهِ
فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيَقُلْ هَكَذَا وَوَصَفَ الْقَاسِمُ فَتَفَلَ فِي ثَوْبِهِ
ثُمَّ مَسَحَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ
Shahih
Muslim (3/165) … dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
pernah melihat dahak di kiblat masjid, lalu
beliau menghadap para manusia maka beliau bersabda, "Mengapa salah seorang
dari kalian berdiri menghadap Tuhannya, lalu ia meludah di hadapannya? Adakah
salah seorang dari kamu senang diludahi wajahnya ketika orang lain
menghadapnya. Apabila salah seorang dari kamu meludah, maka meludahlah ke arah
kiri di bawah telapak kakinya. Kalau tidak memungkinkan, maka lakukanlah
seperti ini." Rasulullah mempraktekkan meludah di pakaiannya, kemudian
diusapkan sesama pakaiannya.
9.
Tathbiq
Saat Rukuk
Tathbiq yaitu menyatukan kedua telapak tangan lalu
meletakkannya di antara kedua lutut atau paha ketika rukuk
صحيح مسلم - (ج 3 / ص 134) حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ وَاللَّفْظُ لِقُتَيْبَةَ
قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي يَعْفُورٍ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ
سَعْدٍ قَالَ صَلَّيْتُ إِلَى جَنْبِ أَبِي قَالَ وَجَعَلْتُ يَدَيَّ
بَيْنَ رُكْبَتَيَّ فَقَالَ لِي أَبِي اضْرِبْ بِكَفَّيْكَ عَلَى رُكْبَتَيْكَ
قَالَ ثُمَّ فَعَلْتُ ذَلِكَ مَرَّةً أُخْرَى فَضَرَبَ يَدَيَّ وَقَالَ إِنَّا
نُهِينَا عَنْ هَذَا وَأُمِرْنَا أَنْ نَضْرِبَ بِالْأَكُفِّ عَلَى الرُّكَبِ
Shahih Muslim (3/134) … dari Mush'ab
bin Sa'ad, dia berkata, 'Saya pernah shalat di sebelah ayah saya, saya
meletakkan dua tangan saya di antara dua lutut saya, lalu ayah saya berkata
kepada saya, "Letakkan dua telapak tanganmu di atas kedua lututmu."
Mush'ab berkata, "Kemudian yang demikian itu saya lakukan pada saat lain,
lalu ayah saya menyentuh dua tangan saya, dia mengatakan, 'Kita dilarang begini
ini, kita disuruh meletakkan telapak tangan di atas lutut.'"
10. Membaca al-Quran Saat Sujuk dan Ruku
صحيح مسلم - (ج 3 / ص 22) حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ
حَرْبٍ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ
بْنُ سُحَيْمٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ … فَقَالَ … أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ
الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا …
Shahih
Muslim (3/22) dari Ibn ‘Abbas, ia berkata, “… maka Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa salam bersabda, “… ketahuilah bahwa aku dilarang membaca al-Quran
dalam keadaan rukuk atau sujud …””
11. Menghamparkan kedua hasta
صحيح مسلم - (ج 3 / ص 50) حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ وَلَا يَبْسُطْ أَحَدُكُمْ
ذِرَاعَيْهِ انْبِسَاطَ الْكَلْبِ
Shahih
Muslim (3/50) … dari Anas ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
bersabda, “Luruslah dalam sujud dan janganlah salah seorang di antaramu
menghamparkan kedua lengannya sebagaimana yang dilakukan anjing.”
Maksudnya
adalah menghamparkan tangan dari telapak tangan hingga kedua siku sebagaimana
anjing saat duduk.
12. Menggulung/menyingkirkan Rambut
13. Menggulung/menyingkirkan Pakaian
صحيح البخاري - (ج 3 / ص 294) حَدَّثَنَا
قَبِيصَةُ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ أُمِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْضَاءٍ وَلَا يَكُفَّ شَعَرًا وَلَا ثَوْبًا
الْجَبْهَةِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ
Shahih
al-Bukhari (3/294) dari Ibn ‘Abbas, ia diperintah Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa salam untuk sujud di atas tujuh anggota (badan) dan tidak menggulung rambut
dan pakaian muka, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua kaki.
14. Meletakkan Kedua Tangan di Lantai
مسند أحمد - (ج 12 / ص 238) حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ حَدَّثَنَا هِشَامٌ يَعْنِي ابْنَ
سَعْدٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلًا سَاقِطًا يَدَهُ فِي الصَّلَاةِ فَقَالَ
لَا تَجْلِسْ هَكَذَا إِنَّمَا هَذِهِ جِلْسَةُ الَّذِينَ يُعَذَّبُونَ
Musnad
Ahmad (12/238) … dari Ibn ‘Umar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
melihat seseorang menyandarkan tangannya dalam shalat, lalu Beliau bersabda,
“Janganlah kamu duduk seperti ini sesungguhnya duduk seperti ini adalah
duduknya orang-orang yang mendapat siksa.”
Yang
dimaksud di sini adalah saat duduk dalam shalat, tangannya tidak diletakkan di
atas pahanya, tetapi tangan diletakkan di tanah dan digunakan unuk bersandar
baik satu tangan atau keduanya. Adapun bila terpaksa karena udzur misalkan
sakit, yang demikian dibolehkan. Wallahu a’lam.
15. Menahan Buang Air Besar atau Air Kecil
صحيح مسلم - (ج 3 / ص 182)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ
حَدَّثَنَا حَاتِمٌ هُوَ ابْنُ إِسْمَعِيلَ عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ مُجَاهِدٍ عَنْ
ابْنِ أَبِي عَتِيقٍ ...سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا صَلَاةَ
بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلَا هُوَ يُدَافِعُهُ الْأَخْبَثَانِ
Shahih Muslim (3/182) … (Aisyah
berkata), “Aku mendengar Rasululah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
“Janganlah shalat saat makanan dihidangkan, dan jangan pula (shalat) saat
menahan buang air besar maupun buang air kecil.”
Maraji’
Maktabah Syamilah (CD Program)
Bulughul Maram, Ibn Hajar al-Asqalani (SD Program)
Shahih Fiqih Sunnah, Jilid I, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid
Salim, Pustaka at-Tazkia, Jakarta, 2006
Sudah Benarkah Sholat Kita, Arif Fathul Ulum bin Ahmad Syaifullah,
Majelis Ilmu, Gresik, 1429H/2008
Al-Wajiz, ‘Abdul Wajiz bin Badawi al-Khalafi,
Pustaka as-Sunnah, Jakarta, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar