MEMAHAMI GAYA BAHASA
DALAM HADIST-HADIST (1)
Oleh: Sugiyanta
PurwosumartoS.Ag, M.Pd
SURGA ITU DI BAWAH KAKI IBU
Teks hadits:
مسند
أحمد - (ج31/ص120) حَدَّثَنَا رَوْحٌ قَالَ أَخْبَرَنَا ابْنُ
جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ طَلْحَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ مُعَاوِيَةَ
بْنِ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ الْغَزْوَ وَجِئْتُكَ
أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ فَقَالَ الْزَمْهَا
فَإِنَّ الْجَنَّةَ عِنْدَ رِجْلِهَا .......
Musnad Ahmad (31/120)
Rauh bercerita kepada kami, ia
berkata, “Ibn Juraij mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Muhammad bin Thalhah
bin ‘Abdillah mengabariku dari ayahnya, Thalhah bin ‘Abdillah dari Mu’awiyah
bin Jahimah, “Seseorang mendatangi shalallahu ‘alaihi wa salam lalu berkata,
“Wahai Rasulullah, apakah saya (harus) ikut peperangan, dan aku mendatangimu
dan bergabung dengamu? Maka Rasulullah menjawab, “Apakah kamu punya ibu??”
Orang itu menjawab, “Ya.” Maka Rasulullah bersabda, “Tinggallah bersamanya,
karena sesungguhnya surga itu berada pada kakinya ......”
Tetapi harus
difahami bahwa makna hadist tersebut adalah bahwa kita harus berbakti kepada
ibu, berbuat baik kepadanya dalam keadaan apapun, menyantunya, merawatnya,
mematuhinya dan tidak mendurhakainya. Itu semua adalah pintu-pintu terbuka
seluas-luasnya untuk dapat memasuki surga Allah subahanhu wa ta’ala.
Suatu kali
pernah dikisahkan tentang anak shalih, ia datang terlambat menghadiri majelis
ilmu sehingga para sahabatnya bertanya kepadanya mengapa dia terlambat. Anak
shalih itu menjawab, “Tadi aku sedang melumuri wajahku dan pipiku dengan debu
taman surga. Sebab telah diriwayatkan bahwa surga itu berada di bawah telapak
kaki ibu.”
Tentu saja
kita tidak akan menyetujui tindakan anak shalih itu. Karena makna yang dikehendaki dari kalimat - surga di bawah
telapak kaki ibu - bukanlah makna secara harfiyah, tetapi ada makna yang lain
yang sangat berbeda. Tentu saja surga tidak benar-benar berada di bawah telapak
kaki ibu.
SURGA ITU BERADA DI BAWAH NAUNGAN PEDANG
Teks hadist
صحيح
البخاري - (ج 9 / ص 398) حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ
حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ عَنْ مُوسَى بْنِ
عُقْبَةَ عَنْ سَالِمٍ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ
وَكَانَ كَاتِبَهُ قَالَ كَتَبَ إِلَيْهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أَوْفَى
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ
Shahih al-Bukhari (9/398)
‘Abdullah bin Muhammad bercerita
kepada kami, Mu’awiyah bin ‘Amzi bercerita kepada kami, Abu Ishaq bercerita
kepada kami dari Musa bin ‘Uqbah dari Salim Abi an-Nadhr pembantu ‘Umar bin ‘Ubaidillah
-dia adalah juru tulisnya- berkata; 'Abdullah bin Abi Aufaa radliallahu 'anhuma
menulis surat kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Ketahuilah oleh kalian bahwa
surga itu berada dibawah naungan pedang”.
Tentu saja tak akan ada orang
yang memahami bahwa surga - yang luasnya melebih langit dan bumi itu -
benar-benar di bawah bayangan pedang. Dan hadist di atas haruslah dipahami
bahwa jihad fii sabilillah (peperangan karena membela agama Allah dengan
cara-cara yang dituntunkan rasulullah) - adalah jalan pintas menuju surga,
apalagi bila Allah subhanahu wa ta’ala mengaruniakan kesyahidan bagi seseorang
yang jihad tersebut.
Adapun jihad dengan cara
perang ada tata sendiri dan sudah diatur oleh agama yang suci ini. Dan kita tak
bisa menentukan sendiri untuk berjihad melalu peperangan.
DEMAM ITU BERASAL DARI NERAKA
JAHANAM
Teks hadist:
صحيح
البخاري - (ج 11 / ص 41)
حَدَّثَنِي
عَمْرُو بْنُ عَبَّاسٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي رَافِعُ بْنُ خَدِيجٍ
قَالَ سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْحُمَّى مِنْ فَوْرِ
جَهَنَّمَ فَأَبْرِدُوهَا عَنْكُمْ بِالْمَاءِ
Shahih al-Bukhari (11/41)
‘Amru bin ‘Abbas
telah menceritakan kepada kami, ‘Abdurrahman telah menceritakan kepada kami,
Sufyan telah menceritakan kepada kami dari ayahnya dari 'Abayah bin Rifa'ah, ia
berkata, “Rafi’ bin Khadij mengabarkan kepada kami, dia berkata, “Saya
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Demam berasal dari hembusan neraka Jahannam maka dinginkanlah ia olehmu dengan air."
Ada seseorang yang benci Islam
menggunakan dan mengejek hadist ini untuk menyerang Islam. Ia berkata bahwa
Islam tidak ilmiah dan tidak mungkin penyakit demam berasal dari neraka Jahanam
karena menurutnya penyakit demam itu dari panasnya bumi atau kotoran-kotoran
yang menyebabkan berkembangbiaknya bakteri atau kuman.
Barangkali orang tersebut tidak
mengetahui atau pura-pura tidak mengetahui kiasan atau majaz dalam kalimat.
Tetapi sebagian yang lain, yang memiliki rasa bahasa, memahami bahwa orang yang
terkena penyakit demam merasa sakit yang amat sangat seperti menerima siksaan
di neraka Jahanam. Dan rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam memberikan cara
mengobati penyakit demam adalah diusap, dikompres atau disembur dengan air.
Kita juga sering mendengar
seseorang berkata saat panas terik “wah panasnya, apakah neraka sedang terbuka
cendelanya?”. Ini ungkapan bahwa cuaca panas siang itu memang amat sangat
panas, tak nyaman terasa di badan.
KURMA ‘AJWAH BERASAL DARI SURGA
Teks hadist:
مسند
أحمد - (ج 17 / ص 356)
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ الْعَجْوَةُ مِنْ الْجَنَّةِ وَهِيَ شِفَاءٌ مِنْ السُّمِّ
وَالْكَمْأَةُ مِنْ الْمَنِّ وَمَاؤُهَا شِفَاءٌ لِلْعَيْنِ
Musnad Ahmad (17/356)
‘Abdullah bin Bakr menceritakan
kepada kami, Sa’id bin Abi ‘Arubah menceritakan kepada kami dari Qatadah dari
Syahr bin Haisyab dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
salam bersabda, “Kurma ‘Ajwah berasal dari surga, dan ia adalah obat keracunan,
adapun cendawan adalah bagian dari karunia, dan airnya adalah obat penyakit
‘ain.
Korma ‘ajwah dikatakan berasal
dari surga karena khasiatnya yang mengagumkan. Bahwa terbebas dan kesembuhan
dari keracunan adalah kenikmatan. Seperti nikmatnya surga.