TEMPAT
DAN SHAF MAKMUM
oleh: Sugiyanta Purwasumarta
A. Bila Imam
Seorang laki-Laki
1. Bila
hanya ada satu makmum laki-laki, ia berdiri disamping kanan imam
… عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَاتَ لَيْلَةٍ فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَأْسِي مِنْ وَرَائِي فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ فَصَلَّى
وَرَقَدَ فَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ فَقَامَ وَصَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ
… dari Ibnu 'Abbas berkata, "Pada
suatu malam aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan
aku berdiri di samping kirinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
kemudian memegang kepalaku dari arah belakangku, lalu menempatkan aku di
sebelah kanannya. Beliau kemudian shalat dan tidur setelahnya. Setelah itu
datang mu'adzin kepada beliau, maka beliau pun berangkat shalat dengan tidak
berwudlu lagi."
(Shahih al-Bukhari)
Faidah
Hadist:
Bila
makmum laki-laki sendirian, ia berdiri di sebelah kanan imam sejajar.
2.
Bila makmum laki-laki lebih dari satu, mereka berdiri di belakang Imam
…فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّيَ وَكَانَتْ عَلَيَّ بُرْدَةٌ ذَهَبْتُ أَنْ
أُخَالِفَ بَيْنَ طَرَفَيْهَا فَلَمْ تَبْلُغْ لِي وَكَانَتْ لَهَا ذَبَاذِبُ
فَنَكَّسْتُهَا ثُمَّ خَالَفْتُ بَيْنَ طَرَفَيْهَا ثُمَّ تَوَاقَصْتُ عَلَيْهَا
ثُمَّ جِئْتُ حَتَّى قُمْتُ عَنْ يَسَارِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَخَذَ بِيَدِي فَأَدَارَنِي حَتَّى أَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ ثُمَّ
جَاءَ جَبَّارُ بْنُ صَخْرٍ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَامَ عَنْ يَسَارِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدَيْنَا جَمِيعًا فَدَفَعَنَا حَتَّى أَقَامَنَا خَلْفَهُ ….
… Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berdiri untuk
melaksanakan shalat. Saya (Abdullah bin Jabir) mengenakan kain selendang yang
ingin saya padukan antara lawan ujungnya akan tetapi tidak cukup. Kain
selendang saya ada juntai-juntainya, lalu saya balik untuk saya pertemukan
antara dua ujungnya dengan memendekkannya. Setelah itu, saya menghampiri untuk
berdiri di sebelah kiri Rasulullah. Tetapi, beliau memegang tangan saya dan
memutar saya ke sebelah kanan beliau. Kemudian Jabbar bin Shakhr datang lalu
berwudhu, kemudian berdiri di sebelah kiri Rasulullah. Tetapi Rasulullah
memegang tangan kami berdua lalu beliau mendorong kami hingga kami berada di
belakang beliau … (Shahih Muslim)
Faidah hadist:
Dua orang makmum berdiri di belakang imam
Catatan
penting:
Berdasarkan hadist di atas, bila ada seorang makmum, ia berdiri di
sebelah kanan imam, lalu bila datang makmum lagi, makmum pertama hendaknya
mundur dan berdiri di belakang imam bersama-sama dengan makmum yang baru datang.
3.
Shaf wanita di belakang imam dan di belakang shaf laki-laki
… عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ جَدَّتَهُ مُلَيْكَةَ
دَعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِطَعَامٍ صَنَعَتْهُ
فَأَكَلَ مِنْهُ ثُمَّ قَالَ قُومُوا فَأُصَلِّيَ لَكُمْ قَالَ أَنَسُ بْنُ
مَالِكٍ فَقُمْتُ إِلَى حَصِيرٍ لَنَا قَدْ اسْوَدَّ مِنْ طُولِ مَا لُبِسَ
فَنَضَحْتُهُ بِمَاءٍ فَقَامَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَصَفَفْتُ أَنَا وَالْيَتِيمُ وَرَاءَهُ وَالْعَجُوزُ مِنْ وَرَائِنَا
فَصَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ
انْصَرَفَ
…
dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwasanya neneknya yang bernama
Mulaikah
mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk jamuan yang di buatnya, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakan sebagiannya, kemudian
bersabda, "Berdirilah untuk shalat dan
aku menjadi imam kalian." Anas bin Malik berkata, "Saya kemudian mengambil tikar
milik kami yang telah menghitam karena sudah lama dipakai, maka saya bersihkan
tikar itu dengan air, lalu Rasulullah shalat di atasnya, sedangkan saya dan seorang anak yatim berbaris di belakang
beliau, dan sang nenek tua shalat di belakang kami. Lalu Rasulullah shalat
menjadi imam kami shalat dua rakaat, kemudian beliau pulang."
Faidah hadist:
Shaf wanita dibelakang
imam dan shaf laki-laki
4.
Sebaik-baik shaf bagi laki-laki dan wanita
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ
أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا
أَوَّلُهَا
Dari Abu Hurairah,
dia berkata, "'Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, 'Sebaik-baiknya
shaf bagi laki-laki adalah yang terdepan, dan seburuk-buruknya adalah shaf
paling belakang. Sedangkan sebaik-baiknya shaf bagi perempuan adalah yang
paling belakang, dan seburuk-buruknya adalah shaf yang paling depan.'" (Shahih Muslim)
Faidah hadist:
Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah shaf
yang terdepan, dan sebaik-baik shaf bagi wanita adalah shaf paling belakang.
5. Berusaha
untuk berada di shaf terdepan bagi makmum laki-laki
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ
مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ
يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ
لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ
لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Dari Abu
Hurairah, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam telah bersabda,
"Seandainya manusia mengetahui {besarnya} pahala adzan dan shalat {jamaah}
di shaf terdepan, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan mengundi,
pasti mereka akan mengundi. Jikalau mereka mengetahui {besarnya} pahala
mengikuti takbir imam yang pertama pasti mereka akan berlomba, dan jikalau
mereka mengetahui betapa besarnya pahala shalat jamaah Isya dan Subuh, pasti
mereka akan berusaha melaksanakannya meskipun dengan merangkak." (Shahih
Muslim)
Faidah hadist:
Makmum laki-laki
seharusnya berusaha menempati shaf terdepan, karena sangat besar pahalanya.
B. Bila imam
seorang wanita
1.
Bila ada seorang makmum perempuan, ia berdiri di sebelah kanan imam.
2.
Bila ada dua makmum perempuan, mereka berdiri di sebelah kanan dan sebelah kiri
imam
3. Bila ada banyak makmum perempuan, mereka berdiri di sebelah
kanan dan sebelah kiri dengan berusaha menyeimbangkan dan membuat imam berada
di tengah baris pertama.
…عن عطاء عن
عائِشةَ أَنَّهَا كانَتْ تُؤَذَّنُ وَ تُقِيمُ، وَتَؤُمُّ النِّسَاءَ، وَتَقِفُ
وَسطَهُنَّ.
Dari Aisyah, bahwa ia menyuarakan adzan, iqamah dan mengimami kaum
wanita serta berdiri di tengah-tengah mereka (as-Sunan al-Qubra lil-Baihaqi)
Faidah
hadist:
a.
Aisyah ternyata
mengumandangkan adzan, dan iqamaha khusus bagi jamaah wanita yang jauh dari
jamaah laki-laki.
b.
Aisyah radliallahu
‘anhu menjadi imam, dengan cara berdiri di tengah shaf