Hukum Berdoa (Meminta) kepada Orang yang Telah
Meninggal
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Merapi dari Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo
Di Jombang Jawa Timur, ada makam mBah Sayyid Sulaiman.
Di sana terpampang sebuah papan yang bertuliskan sebuah doa:
أَللَّهُمَّ
إِنِّي أَتَوَسَّلُ إِلَيكَ بِوَلِيِّكَ. يَا وَلِيَ اللهِ, يَا امْبَاهْ سَيِّدَ
سُلَيْمَان أَتَوَسَّلُ بِكَ إِلَي رَبِّكَ لِقَضَاءِ حَاجَتِي هَذِهِ
Ya
Allah, sungguh aku bertawasul kepada-Mu dengan wali-Mu. Ya wali Allah, ya mBah
Sayyid Sulaiman aku bertawasul denganmu kepada Tuhanmu untuk menunaikan
kebutuhanku ini.
Entah siapa yang memulai, dan membuat doa tawasul di
atas, tetapi penulis yakin bahwa mBah Sayyid Sulaiman tak pernah mengajarkan
doa seperti itu. Ini hanyalah satu contoh betapa memang ada bahkan banyak orang
yang berdoa/meminta kepada orang yang telah meninggal.
Lalu
bagaimana sebenarnya, hal ini dipandang dari agama Islam
Barangkali orang-orang yang membaca lafal doa di makam
mBah Sayyid Sulaiman tak bermaksud menyembahnya, mereka hanya ingin agar mBah
Sayyid Sulaiman minta kepada Allah agar mengabulkan dan memenuhi kebutuhannya.
Dan hal itu sudah pernah terjadi pada saat Rasulullah masih hidup.
Pada zaman Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam
pun, banyak kaum yang berdoa atau meminta kepada orang yang telah meninggal. Dan
mereka pun tidak bermaksud beribadah/menyembah/berdoa kepada orang yang telah
meninggal kecuali hanya agar orang yang telah meninggal itu bisa mendekatkannya
kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Tetapi ternyata Allah pun melarangnya. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman:
أَلَا
لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ
يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي
مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ [الزمر/3]
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
(dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami
kepada Allah dengan sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan
di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah
tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar/kafir.
Ayat di atas menegaskan bahwa agama Allah itu bersih dari
kesyirikan – yaitu bersih dari mengambil pelindung selain Allah. Dahulu ada
orang yang meminta kepada sesuatu agar ia bisa membuat dekat kepada Allah, dan
ia tidak pernah punya niat untuk menyembahnya. Dan Allah subhanahu wa ta’ala
menganggapnya sebagi pendusta dan kafir.
Lalu
bagaimana kalau beristighostah/berdoa kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam
setelah beliau wafat?
التمهيد
لشرح كتاب التوحيد - (ج 1 / ص 239)
وروى
الطبراني بإسناده: أنه «كان في زمن النبي صلى الله عليه وسلم منافق يؤذي المؤمنين
فقال بعضهم: قوموا بنا نستغيث برسول الله صلى الله عليه وسلم من هذا المنافق. فقال
النبي صلى الله عليه وسلم: "إنه لا يُستغاث بي إنما يُستغاث
بالله"»
Dan
ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanadnya: ... Maka Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa salam bersabda: “Sesungguhnya tidak boleh beristighstah kepadaku,
tetapi beristighostah itu kepada Allah”.
Pada
saat Nabi Muhammad masih hidup saja beristighostah kepadanya beliau larang,
apalagi beristighostah saat beliau wafat. Adapun minta kepada Beliau shalallahu
‘alaihi wa salam saat masih hidup untuk mendoakannya diperbolehkan. Demikian
juga kalau kita minta didoakan ulama-ulama atau khalayak yang masih hidup
diperbolehkan karena dahulu para Shahabat melakukakannya seperti banyak Sahabat
yang minta untuk didoakan oleh Rasulullah, banyak Sahabat yang minta kepada
Abbas radliallahu ‘anhu untuk berdoa minta hujan, Umar minta didoakan oleh
Uwais. Anas minta didoakan Rasul agar banyak harta dan keturunan.
Say setuju bahwa tidak boleh meminta doa kepada orang yang telah mati siapapun itu dia,,, kecuali beliau beliau masih hidup,,
BalasHapus
BalasHapusApa lah bezanya kita berdoa kepada mrk agar mereka sentiasa dirahmati Allah di sana dan sudah pasti doa tersebut akan sampai kpd mrk... dan mrk di sana jg masih bole berbicara/mempunyai akal dan bole berdoa untuk kesejahteraan kita yg masih hidup di dunia...
Dalilnya kurang pas klo di buat untuk melarang berwasilah kpd yg tlah mninggal mas...pertimbangkn jg dalil dalil yg lain...
BalasHapus