Suatu Pagi di Banjarasri
Pengertian
Ilmu
laduni adalah ilmu yang bisa didapatkan secara langsung dari Allah subhanahu wa
ta’ala khususnya dalam bidang akidah dan ibadah tanpa perlu belajar dari
ayat-ayait al-Quran dan hadist-hadist maqbulah (shahih atau hasan) dari
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Ilmu laduni bahkan dianggap lebih
tinggi ilmu yang berasal dari al-Quran dan Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa salam.
Adakah
Orang yang Mengaku Memilikinya
Ternyata
memang ada orang yang mengaku memilikinya. Karena ilmu laduni dianggap lebih
inggi dari pada ilmu yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah Rasulullah, mereka
berpendapat bahwa mereka tak lagi perlu mengerjakan syariat Islam, tak lagi
perlu beribadah sesuai ajaran Rasulullah. Fikih dan ibadah dianggapnya sebagai
amalan kulit, dan bukan amalan pokok Islam lagi. Bahkan ada lagi yang
berpendapat bahwa mereka bebas melakukan apa saja walaupun apa yang mereka
amalkan jelas-jelas dilarang didalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Maka tak
heran bila ada seorang ulama yang mengaku memiliki ilmu laduni, saat berceramah
di masjid aatau di tempat lain, ia membawa khamr minuman keras dan meminumnya.
Para pendengar tak boleh meminumnya karena ilmunya belum sampai, sementara ia
sendiri meminumnya secara bebas dengan alasannya karena ia sudah pada tingkat
ilmu tertinggi karena mendapatkan ilmu dari Allah secara langsung, tanpa
melalui belajar ilmu-ilmu yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah.
Hadist
tentang Ilmu Laduni
Ada
hadist - dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa
salam bersabda:
من
عمل بها يعمل ورثه الله علم ما لم يعلم
Barangsiapa
mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya maka Allah akan mewariskan untuknya
ilmu yang belum diketahuinya.
Takrid
Hadist
Hadist
ini dikeluarkan oleh Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam Hilyatul Auliya dari jalur
Imam bin Hambal dari Yazid bin Harun, daru Humaid ath-Thawil dari Anas bin
Malik dari Muhammad Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.
Derajad
hadist
Abu
Nu’aim al-Ashbahani setelah membawakan hadist ini menyatakan bahwa Imam Ahmad
bin Hambal menyebutkan ucapan ini dari salah seorang tabi’in, dari ‘Isa bin
Maryam ‘alaihis-salam, lalu seorang rawi (yang mendengar dari imam Ahmad bin
Hambal) keliru (dan menyangka bahwa Imam Ahmad rahimahullah. Hadist inisanadnya
tidak benar (diriwayatkan) dari Imam Ahmad rahimahullah.
Imam
al-‘Iraqi menyatakan bahwa hadist ini lemah, Imam Abu Nu’aim al-Ashbahani
menyatakan bahwa hadist ini palsu, demikian juga imam sy-Syaukani.
Rasulullah
Mempunyai Ilmu Laduni?
Semua
orang Islam pasti meyakini bahwa orang yang paling mengetahui tentang agama
ini, Islam, hanyalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Rasulullah
menerima wahyu dari Allah melalui Jibril ‘alaihisalam, Rasulullah juga lah yang
paling tahu cara menafsirkan al-Quran, Rasulullah pula lah yang paling benar
cara mengajarkannya.
Akan
tetapi Rasulullah tetap menjalankan syariat, wudhu, shalat, puasa, haji,
menjalankan adab-adab Islam, menjauhi kejelekan. Lalu bagaimana dengan seorang
ustadz, kyai, guru yang mengaku memiliki ilmu laduni, meraka tidak menjalankan
syariat, mereka berbuat maksiat seperti minum khamar dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar