Imsak dan Batas Akhir Makan Sahur dalam Perbincangan
Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Yang dimaksud imsak dalam tulisan ini adalah waktu batas akhir makan sahur sebelum mengerjakan puasa. Dalam penanggalan ada yang disebut jadwal imsakiah yaitu tabel yang berisi waktu-waktu shalat wajib lima waktu, imsak, fajar (shubuh), dan matahari terbit. Rupanya imsak dianggap begitu penting terutama saat Ramadhan sehingga jadwal tersebut dinamai imsakiah.
Perintah Sahur dan Mengakhirkannya
1. Keutamaan Sahur
صحيح مسلم - (ج 5 / ص 388) حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ مُوسَى بْنِ عُلَيٍّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي قَيْسٍ مَوْلَى عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Dalam Shahih Muslim (5/388) – Qutaibah bin Sa’id menceritakan Laits menceritakan dari Musa bin ‘Ulay dari ayahnya dari Abi Qais maula ‘Amru bin al-‘Ash dari Amru bin al-‘Ash bahwa Rasulallahu shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur.
Faidah hadist:
Salah satu keutamaan sahur adalah sebagai pembeda puasanya seorang muslim dengan non-muslim (kafir).
2. Waktu Sahur
سنن النسائي - (ج 3 / ص 6) أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا حَفْصٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ الْقَاسِمِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَذَّنَ بِلَالٌ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ
Dalam Sunnan Imam an-Nasa’i (3/6) – Ya’qub bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, ia berkata: “Hafsh menceritakan dari Ubaidillah al-Qasim dari ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: Bila Bilal mengumandangkan adzan maka makan dan minumlah sampai Ibn Ummi Maktum mengumandangkan adzan.
Faidah hadist:
o Pada masa Nabi adzan pagi hari dilakukan dua kali – yang pertama adalah adzan sebelum waktu fajar oleh Bilal seperti tercantum dalam hadist berikut:
صحيح مسلم - (ج 5 / ص 383 (و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَوَادَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لَا يَغُرَّنَّكُمْ أَذَانُ بِلَالٍ وَلَا هَذَا الْبَيَاضُ لِعَمُودِ الصُّبْحِ حَتَّى يَسْتَطِيرَ هَكَذَا
Dalam Shahih Muslim (5/383) dan Zuhair bin Harb menceritakan, Ismail ibn ‘Ulayyah menceritakan, ‘Abdullah bin Sawadah menceritakan kepadaku dari ayahnya dari Samurah bin Jundub radliallahu .anhu, ia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Janganlah kamu tertipu dengan adzannya Bilal dan jangan pula (tertipu oleh) sinar putih itu untuk cahaya shalat Shubuh hingga terang seperti ini.
o dan yang kedua adalah adzan saat fajar terbit yaitu saat waktu shubuh oleh Ibn Ummi Maktum
o Saat terdengar adzan oleh Bilal makan minum (sahur) masih diperkenankan dan dilarang makan dan minum saat adzan Ibn Ummi Maktum
o Berdasar hadist di atas, batas makan sahur adalah saat adzan/waktu shubuh tiba dan bukan 10 menit sebelum adzan shubuh.
3. Bila Adzan Shubuh berkumadang dan Makanan Masih di Tangan
سنن أبي داود - )ج 6 / ص 297 (حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمْ النِّدَاءَ وَالْإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُِ
Dalam Sunan Abi dawud (6/297) – Abdul al-A’la bin Hammad bercerita: “Dari Muhamad bin ‘Amri dari Abi Salamah dari Ab Hurairah, ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: Jika salah seorang dari kalian mendengar seruan adzan, sementara gelas masih ada di tangannya, maka janganlah ia meletakkan gelasnya hingga ia menyelesaikan keperluannya itu. (Diriwayatkan juga oleh al-Hakim no. 426/I)
Faidah hadist
Ternyata walaupun sudah adzan berkumandang, tetapi masih ada makanan/minuman di tangan kita, kita diperintahkan untuk meneruskan maka sahur kita.
4. Jarak antara sahur dan shalat shubuh?
صحيح مسلم - (ج 5 / ص 389) حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ هِشَامٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ: كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: خَمْسِينَ آيَةً
Dalam shahih Muslim (5/389) – Abu Bakar bin Abi Syaibah bercerita: Waki’ bercerita: Dari Hisyam dari Qatadah dari Anas dari Zaid bin Tsabit radliallahu ‘anhu, ia berkata: “Kami makan sahur bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam kemudian kami berdiri untuk shalat (shubuh)”. Aku bertanta: “Berapa lama kira-kira antara keduanya (antara shalat dan sahur – penuilis)?” Beliau menawab: “Lima puluh ayat.”
Faidah hadist:
Jarak antara makan sahur dan shalat shubuh adalah kira-kira selama bacaan lima puluh ayat.
Kesimpulan
Umat Islam meyakini bahwa makan sahur adalah salah satu sunah Rasulullah yang semestinya kita lakukan walaupun hanya dengan seteguk air. Dan Rasulullah memerintahkan agar kita mengakhirkan makan sahur. Batas akhir makan sahur adalah fajar shadiq yang pada masa Rasulullah, Ibn Ummi Maktum selalu adzan pada saat fajar shadiq. Jadi batas akhir waktu makan sahur adalah waktu awal shalat shubuh. Bahkan Rasulullah mengijinkan kita untuk meneruskan kita minum (bahkan mungkin makan) walaupun adan shubuh sudah dikumandangkan.
Waktu imsak yang beredar saat ini adalah 10 sebelum adzan shubuh. Maka tidaklah dibenarkan muslimin dan muslimat mengakhiri makan sahur sepuluh menit sebelum adzan shubuh. Bahkan saat itu (10 menit sebelum adzan) adalah waktu terbaik kita melaksanakan makan sahur. Bukankah kita diperintahkan untuk mengakhirkan makan sahur. Bukankah kita tetap dibenarkan untuk sekedar menghabiskan minuman (mungkin juga makanan) yang masih ada di tangan walaupun adzan shubuh sedang/sudah berkumandang?
Saudaraku janganlah mempersulit agama ini karena “Sesungguhnya agama itu mudah.” (HR. Bukhari). Dan janganlah selalu menganggap baik suatu amalan yang tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengatakan (misalnya): “Kami menentukan waktu imsak ‘kan untuk berhati-hati jangan kebablasan makan sampai shalat shubuh”. Ingatlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih mengetahui keadaan umatnya dan bukannya orang-orang yang menetapkan waktu imsak. Ingatlah ketika terdengar adzan, suri teladan kita (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) masih memberikan kita kesempatan untuk menghabiskan makanan yang ada di tangan.
terima kasih ya
BalasHapusternyata boleh sahur walaupun imsak
infonya bermanfaat